Pengaruh kepadatan penduduk dan kepadatan lalu lintas terhadap konsentrasi karbonmonoksida (CO) sebagai indikator risiko pencemaran udara wialyah perkotaan Yogyakarta
SUARMA, Utia, Dr. H.A. Sudibyakto, M.S
2008 | Tesis | S2 Geo-Informasi untuk Manajemen BencanaUdara merupakan faktor penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Konsentrasi pencemaran udara di beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia menyebabkan adanya gangguan pernapasan, iritasi pada mata dan gangguan pendengaran pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pencemaran udara di wilayah perkotaan Yogyakarta berdasarkan kepadatan penduduk dan kepadatan lalu lintas, mengetahui hubungan antara pencemaran udara dengan parameter iklim mikro di Kota Yogyakarta, dan untuk mengetahui tingkat risiko pencemaran udara di Kota Yogyakarta berdasarkan penggunaan lahan. Pengukuran parameter pencemar dan parameter iklim mikro pada setiap titik sampel dilakukan sedekat mungkin dengan objek sampel dengan memperhatikan tingkat ketelitian alat dan kondisi lingkungan sekitar. Analisis yang dipakai adalah analisis grafis dan analisis deskriptif. Analisis grafis digunakan untuk menggambarkan distribusi konsentrasi karbon monoksida secara spasial, sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan pengaruh suhu dan kelembaban terhadap konsentrasi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi CO paling tinggi terdapat pada lokasi sampel dengan kode 5 yaitu di lingkungan RS PKU Muhammadiyah. Lokasi ini merupakan penggunaan lahan dengan klasifikasi berupa fasilitas umum. Konsentrasi CO terendah terdapat pada penggunaan lahan berupa permukiman yang lokasinya terletak di Jl. AM. Sangaji. Berdasarkan analisis trend yang dibuat dari data tahun 2002-2006 dapat diketahui bahwa suhu udara di Kota Yogyakarta cenderung naik dari tahun ketahun. Rata-rata konsentrasi CO selama tahun 2002 - 2006 di 15 (lima belas) lokasi, ternyata masih di bawah Baku Mutu Udara Ambien (30.000 g/m3 untuk waktu pengukuran 1 jam).
Air is as important factor in life, however with the increasing of construction of town and industrial estate, air quality have experienced of the change. Concentration of air contamination in several industrial areas and metropolitan city in Indonesia cause the existence of respiration trouble, eye and ear iritation and incidence of certain disease. This research is aim to know the condition of air contamination in Yogyakarta City based on spasial and temporal, to know the relationship between air contamination and micro climate parameter in Yogyakarta City, and to know the storey level of air contamination risk in Yogyakarta City Related with land use. Measurement of contaminated parameter and microclimate parameter in each dot sampel by using appropriate measuring instrument conducted near to the object sampel by paying attention to storey level of correctness of environmental condition and appliance about. Analysing used graphical analysis and descriptive analysis. Graphical analysis used to depict the distribution of concentration carbon monoxide spasialy, while descriptive analysis explains the influence of temperature and humidity to carbon monoxide concentration. The results of this research indicates that the highest concentration of CO is in location sampel with the code 5 that is in environment of RS PKU Muhammadiyah. This Location represents the land use by classification in the form of public facility. The lowest concentration of CO classified as dweller, which is located in AM. Sangaji Street. According to the trend analysis that is made by annual data from year 2002 until year 2006 knowable that air temperature in Yogyakarta City tend to increase from year to year. Mean of CO concentration during year 2002 - 2006 in 15 (fifteen) location, in the reality still below/under Permanent Quality of Air Ambien (30.000 g / m3 for 1 hour measurement).
Kata Kunci : Karbonmonoksida,Kepadatan penduduk,Kepadatan lalulintas, Carbonmonocside, population density, traffic density