Laporkan Masalah

Bentuk kebaya pasca reformasi 1998 di Yogyakarta

TRIYANTO, Prof. Dr. R. M. Soedarsono

2008 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Sejarah telah membuktikan bahwa tidak ada satupun produk budaya manusia yang eksistensinya berdiri sendiri tanpa pengaruh dari faktor-faktor lainya seperti; politik, ekonomi, sosial. Dengan demikian, untuk mengetahui suatu bentuk produk budaya dapat dilacak dari aspek-aspek yang mempengaruhinya. Maju berkembang menuju kejayaan dan kesempurnaan, atau mundur pelan menuju kepunahan relatif tergantung dari seberapa besar kontribusi, dukungan, dan perhatian yang diberikan oleh faktot-faktor tsb. Begitu juga untuk melihat suatu bentuk perwujudan kebaya pasca reformasi. Keberadaan kebaya banyak dipengaruhi oleh situasi politik setelah lengsernya pemerintahan Soeharto yang relatif lebih terbuka, tidak terpasung dalam kekakuan pemerintahan yang militarian, memasuki masyarakat madani. Era reformasi bagaikan kran pembuka kebekuan demokrasi untuk bersuara, berekspresi, dan bentuk-bentuk pengungkapan metafora lainya yang lebih berani dibanding era sebelumnya yang serba terbelenggu dan tabu. Pada kalangan artis, seniman, khususnya desainer kebaya dengan kekuatan wahana media informasi, lebih dapat mengungkapkan ide-ide gagasanya dalam berkarya busana. Bentuk kebaya yang kemunculanya jauh lebih bervariasi bahkan mampu merobek patron, normatif, etika, dan estetika kebaya.

History has proved that there is not any human's culture product which its existence establishes itself without any influence from other factors such as: politics, economy, and social. Thus, to find a form of culture product can be tracked from aspects which influence it. Improvement to glory and perfection or decline to extinction relatively depends on contribution, support, and attention given by those factors. It is also to see the forms of kebaya in post reformation. Kebaya's existences are influenced by political situation after Soeharto's regime which is more transparence and not repressed in the stiffness of militaries regime and come to civil society. Reformation era seems become opener faucet of democracy congealment to give opinion, expression, and other forms of metaphor revelation which is braver than the previous era which is completely repressive and taboo. Celebrities and artists, especially kebaya's designer, with the power of information media, can more explore their ideas in creating dress. More various kebaya even can broke the pattern, normative, ethic, and kebaya's esthetic

Kata Kunci : Kebaya,Pasca reformasi,Bervariasi, kebaya, post reformation, variation

  1. S2-PAS-2008-Triyanto-Abstract.pdf  
  2. S2-PAS-2008-Triyanto-Tableofcontent.pdf  
  3. S2-PAS-2008-Triyanto-Title.pdf