Kajian kerawanan degradasi ekosistem hutan mangrove di kawasan Taman Nasional Bunaken bagian selatan Sulawesi Utara

KIMBAL, Joi Daniel, Prof. Dr. S. Djalal Tandjung, M.Sc

2008 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Ekosistem hutan mangrove di Kawasan Taman Nasional Bunaken bagian selatan merupakan salah satu kekayaan sumberdaya alam khas yang masih tersisa di Sulawesi Utara, namun keberadaan ekosistem tersebut mulai terancam oleh berbagai faktor lingkungan dan aktivitas manusia yang mempengaruhi eksistensi dan kestabilan ekosistem. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik geofisik (sifat fisik dan sifat kimia tanah serta pasang surut), struktur dan komposisi vegetasi, sikap dan persepsi serta mengkaji kerawanan degradasi ekosistem hutan mangrove di Kawasan Taman Nasional Bunaken. Metode penelitian menggunakan metode survei yaitu dengan melakukan identifikasi vegetasi mangrove menggunakan transek dengan teknik kuadrat plot, pengambilan sampel substrat tanah dan pengambilan data kuesioner serta wawancara kepada 130 responden yang terdiri dari masyarakat, pemerintah dan pengusaha. Selanjutnya dilakukan analisis vegetasi (Kerapatan, Dominansi, Frekuensi, INP dan Indeks Diversitas) dan analisis laboratorium (Sifat fisik dan kimia tanah) serta faktor geofisik lainnya seperti data pasang surut dari BMG Bitung. Tekstur tanah didominasi oleh geluh dengan kelas tekstur geluh lempung pasiran dan geluh pasiran. Nilai pH tanah bersifat asam antara 4,5-6,7. Salinitas tanah berkisar antara 7,5 - 12,5 ppt. Intensitas pasang surut dua kali sehari (semi diurnal) dengan kisaran 2,6 - 3,5 meter. Kandungan hara dan bahan organik menunjukkan konsentrasi yang bervariasi. Komposisi jenis penyusun vegetasi secara umum terdiri atas beberapa spesies, yaitu Avicennia marina, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora. Kerapatan pohon pada lokasi penelitian berkisar 80-1.150 pohon/ha. Indeks biodiversitas menunjukkan nilai berkisar 0,519 – 1,418. Sikap dan persepsi stake holder pada pernyataan positif tentang kerawanan degradasi ekosistem hutan mangrove, sekitar 82,2 % responden masyarakat setuju, 82,9 % pemerintah sangat setuju dan 75,7 % responden pengusaha setuju. Sedangkan untuk pernyataan negatif tentang keberadaan dan status kawasan hutan mangrove, sekitar 61,8 % responden masyarakat setuju, 61,3 % responden pemerintah tidak setuju dan 76,8 % setuju. Tingkat kerawanan degradasi ekosistem hutan mangrove dinilai berdasarkan nilai skoring dari beberapa sumber teori-teori yang ada dan dibandingkan dengan hasil pengukuran di lapangan, hasil analisa laboratorium dan hasil analisa data terhadap beberapa parameter geofisik, vegetasi mangrove dan sikap persepsi stake holder. Tekstur tanah dan nilai pH sebagian besar berada pada tingkat kerawanan R1 (sedang), Salinitas dan pasang surut sebagian besar berada pada tingkat rawan R0 (rendah). Nilai bahan organik pada sebagian besar lokasi berada pada tingkat rawan R2 (tinggi). Kandungan unsur hara SO4, NH4 dan FeS2 pada sebagian besar lokasi berada pada tingkat kerawanan R0 (rendah), kandungan NO3 dan PO4 berada pada tingkat kerawanan R2 (tinggi). Kerapatan dan nilai keanekaragaman (indeks biodiversitas) sebagian besar lokasi berada pada tingkat rawan R2 (tinggi). Sikap dan persepsi stake holder terhadap pernyataan positif berada pada tingkat kerawanan R0 (rendah). Sebaliknya dengan pernyataan negatif, sikap dan persepsi masyarakat dan pengusaha berada pada tingkat rawan R2 (tinggi),

Mangrove forest ecosystem in Southern Bunaken National Park constitutes one of the typical natural resources remained in North Sulawesi. However the existence of this ecosystem begins to be threatened by various environmental factors and human activities that affect existence and stability of ecosystem. The objective of the study to find out the geophysical characteristic (physical property and soil chemistry as well as tides), the structure and composition of vegetation, attitude and perception and to study degradation susceptibility mangrove forest ecosystem in Southern Bunaken National Park. Survey method is used to identify mangrove vegetation by using transect with quadrate plot technique, soil substrate sample is employed and questioner data is also applied as well as the interview with 130 respondents which consist of common people, government and businessman. The analysis is carried out by doing vegetation analysis (density, dominance, frequency, value index and diversity index) and laboratory analysis (physical property and soil chemical) as well as other geophysical factor such as tide data from BMG Bitung. Soil texture is dominated by loam with sandy clay loam and sandy loam texture classes, which is inappropriate for mangrove growth. The value of soil pH tends to be acid between 4,5 – 6,7. Soil salinity is approximately 7,5 – 12,5 ppt, under tolerance 10 -30 ppt, due to the influence of tide intensity namely twice a day (semi diurnal) with approximately 2,6 – 3,5 meter. The content of nutrition and organic material on location displays various concentration. The composition of vegetation formation at research site generally consists of several species namely Avicennia marina, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora. The density of tree in location is about 80-1.150 tree/ha. Biodiversity index shows the value around 0,519 – 1,418. The attitude and perception of agency on positive statement on the susceptibility degradation of mangrove forest ecosystem is about 82,2 % people respondents agree, 82,9 % government respondent superbly agree and 75,7 businessman respondent agree. Whereas for negative statement about the existence and status of mangrove forest area, it is found 61,8 5 people respondents agree, 61,3 5 government respondent do not agree, 76,8 businessman respondent agree. The susceptibility degradation of mangrove ecosystem is valued based upon scoring rate taken from various theories and compared to field measurement result, laboratory analysis result, and data analysis result on several geophysical parameter, mangrove vegetation and attitude perception of stake holder. Soil texture and pH value mostly located at medium susceptibility level, salinity and tides mostly on the second susceptibility level. The content of nutrition SO4, NH4, dan FeS2 mostly on the low susceptibility level. The content NO3 and PO4 mostly on the high susceptibility level. Density and biodiversity index mostly on the high susceptibility level. The attitude and perception of the stake holder upon positive statement are mostly on the low susceptibility level. On the contrary about negative statement the attitude and perception of the society and businessman on the high susceptibility level.

Kata Kunci : Mangrove,Ekosistem,Stakeholder,Tingkat kerawanan degradasi,ecosystem, stake holder, degradation susceptibility level