Dampak penggunaan insektisida terhadap kualitas lingkungan fisik dan produk bawang merah allium ascalonicum, L., serta perilaku petani dalam usahatani bawang merah (Desa srigading, kecamatan Sanden, kabupaten Bantul)
HARSANTI, Elisabeth Srihayu, Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc
2008 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPenggunaan insektisida pada tanaman sayuran umumnya lebih intensif daripada tanaman pangan sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan fisik (tanah, air) maupun biotik yang akhirnya berpengaruh terhadap kualitas produk tanaman. Kegiatan penelitian survei telah dilaksanakan di sentra produksi bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sand en, Kabupaten Bantul pada bulan Agustus 2007 – Pebruari 2008 dengan tujuan (1) untuk mengkaji pengaruh penggunaan insektisida dengan dosis dan frekuensi tinggi pada tanaman bawang merah terhadap kualitas tanah dan air ditinjau dari konsentrasi residu insektisida, (2) mengkaji pengaruh perubahan kualitas lingkungan fisik akibat penggunaan insektisida terhadap kualitas produk ditinjau dari konsentrasi residu insektisida, dan (3) mengkaji perilaku petani dalam usahatani bawang merah terkait dengan pemahaman dalam pengetahuan penggunaan insektisida, pendapatan, dan kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian menggunakan metode survey dengan pengambilan contoh tanah, air dan produk tanaman bawang merah secara komposit di lahan pertanian bawang merah dan non bawang (padi) sebagai pembanding. Analisis residu insektisida pada contoh dilakukan dengan metode baku. Insektisida yang dianalisis khususnya insektisida yang umum digunakan petani. Pengambilan sampel sosial melalui wawancara 30 petani sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan insektisida umum digunakan petani bawang merah adalah golongan Organofosfat (klorpirifos, profenofos) dan golongan Piretroid (betasiflutrin, sipermetrin, sihalotrin) dan sebagian kecil karbamat (karbosulfan). Penggunaan insektisida dapat mengubah kualitas lingkungan fisik khususnya pada tanah ditinjau dari residu insektisida. Residu insektisida pada tanah+air berkorelasi positif dengan kandungan residu insektisida dalam produk, dengan nilai korelasi masing-masing r = 0,777** dan persamaan regresi Y= 3,574X2 + 0,231X + 0,017 (klorpirifos), r = 0,680*. dan persamaan regresi Y= 10,475X2 -0,207X + 0,006 (? sihalotrin). Terdapat korelasi posistif antara residu insektisida ? sihalotrin dalam tanah dengan residu insektisida ? sihalotrin pada produk bawang merah (r= 0,703*) dengan persamaan regresi Y= 10,406X2 – 0,170X + 0,006), dan klorpirifos mempunyai korelasi sedang ( nilai r=0,454), sedangkan profenofos tidak ada korelasi. Pemahaman petani terkait pengetahuan, pendapatan dan kualitas produk tidak mempengaruhi perilaku petani dalam pengendalian hama dan penyakit pada usahatani bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.
Pesticide use on vegetable crops is generally more intensive than food crops, that could negatively impact to both biotic and physical environments (soil, water). It could influence the qualities of crop product. Informative research to support environmentally sound agricultural management on shallot cropping was needed. Survey research was conducted in shallot production center in Srigading village, Sanden sub district, Bantul district during August 2007 – February 2008. The objectives were (1) to study intensive pesticide influence to soil and water quality based on residue pesticide, (2) to study effect of physical environment changes to shallot production quality, (3) to study of farmer attitude related to pesticide knowledge, income and shallots production quality. The composite samples of soil, water, shallots product were taken from areas of shallot and non shallot (rice) as a comparison. The common insecticides used by farmers was analyzed using standard method to determine their concentrations. Social sampling was conducted by interviewing 30 farmers as respondents. The research result showed that common insecticides used farmers were organophosphates (chlorpyrifos, profenofos), pyrethroids (betacyfluthrin, cypermethrin, cyhalothrin) and less of carbamate (carbosulfan). Insecticide use could change physical environment quality especially in soil based on insecticide residue. There were positively correlation between insecticide residue in soil+water and its residues in product. The correlation values were r =0,777** with regression equation Y=3,574X2 + 0,231X + 0,017 (chlorpyrifos) r = 0,680* with regression equation Y=10,475X2 -0,207X + 0,006 (? cyhalothrin), respectively. A positive correlation was found between insecticide residue in soil and its residue in shallot product with correlation value namely r =0,703* with regression equation Y=10,406X2 – 0,170X + 0,006) (? cyhalothrin), Neither chlorpyrifos had low correlation value, however, there was a trend positively correlation with r = 0.454. There was no correlation for profenofos. Farmers understanding related to pesticide use knowledge, income and product quality didn’t influence farmers attitude on pest and diseases in plant protection on shallots farming system.
Kata Kunci : Insektisida,Residu,Tanah,Air,Bawang merah,Perilaku petani,insecticide, residue, shallot, soil, water, farmers attitude, impact