Integrasi six sigma dan HACCP pada pengendalian mutu proses produksi suplemen makanan "Proten"
ANGGRAENI, Yaumadina, Dr. Ir. Wahyu Supartono
2008 | Tesis | S2 Teknologi Industri PertanianPT. Otsuka Indonesia merupakan salah satu agroindustri yang mengolah produk suplemen makanan “Proten†yang berbahan baku soy flour yang sensitif terhadap bahaya biologi dengan konsumen yang termasuk kategori risiko tinggi yaitu orang sakit dengan daya tahan tubuh rendah, orang kekurangan protein, dan balita. Pada kenyataannya, masalah yang sering terjadi pada proses produksi adalah masalah cacat proses pengemasan khususnya pada kategori defect akibat film kotor, karena kategori tersebut menempati urutan terbesar (39,4% dari 11 kategori defect). Kriteria film kotor adalah adanya goresan pada sachet yang mengakibatkan kebocoran dan bahan film yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang berdampak pada bahaya keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Critical to Quality (CTQ) produk suplemen makanan “Proten†berdasarkan persepsi konsumen di RSU Dr. Syaiful Anwar, mengukur kinerja pengintegrasian Six Sigma dan HACCP di PT. Otsuka Indonesia Lawang, dan menentukan tindakan perbaikan terhadap kinerja pengintegrasian Six Sigma dan HACCP. Pengukuran kinerja pengintegrasian Six Sigma dan HACCP dilakukan dengan membandingkan baseline dan sesudah implementasi. Six sigma digunakan sebagai perbaikan kualitas yang diimplementasikan khususnya pada kategori defect akibat film kotor. Sedangkan HACCP sebagai sistem pengontrolan yang berpengaruh terhadap jaminan keamanan pangan produk suplemen makanan “Protenâ€. Dari pengukuran dapat diketahui nilai kapabilitas Sigma dan DPMO pada tingkat output setelah implementasi mengalami peningkatan secara signifikan yaitu pada awalnya memiliki kapabilitas = 4,69 Sigma atau DPMO = 740,85 menjadi memiliki kapabilitas sigma sebesar 4,71 Sigma atau DPMO = 710,04. Selain itu implementasi ini berhasil mengurangi COPQ per 3 bulan sebesar 4,15%. Usulan tindakan perbaikan terhadap kinerja proses melalui integrasi Six Sigma dan HACCP difokuskan pada proses packaging untuk memenuhi target six sigma, yaitu dengan maintenance mesin FFS, melakukan desain ulang kemasan, melakukan perbaikan tata letak gudang bahan baku kemasan, mengadakan pelatihan tentang setting FFS, dan perbaikan prosedur sampling incoming material.
PT. Otsuka Indonesia which is agroindustrial company which produces food supplement “Protenâ€, made from sensitive biological hazard soy flour and destinied to consumer with illness people, protein calorie malnutrition background, and to help baby growth. “Proten†is going to exported, HACCP as a standard certification should be fullfilled. Presently, packaging defect often happened, especially for dirty film defect category, because that category was the largest number of defect (39,4% from the 11 defect category). The dirty film criteria were scratch on sachet caused of leaking, and film material out of specification, which was hazard for food safety. The objective of this research were to identify CTQ food supplement “Proten†based on consumer perception in RSU Dr. Syaiful Anwar Malang, to measure performance of integrated Six Sigma and HACCP principle implementation in PT. Otsuka Indonesia Lawang, to make corrective action f r o performance process to cover integrated Six Sigma and HACCP implementation. Measurement of integrated Six Sigma and HACCP implementation was conducted by comparing before and after implementation. Six Sigma effected in the quality improvement, especially for reduce dirty film which was highest product defect (39,4% from 11 defect category). HACCP controlled system for food safety assurance. The value of capability sigma and DPMO at output rate after implementation was 4,69 Sigma or DPMO = 740,85 and changed significantly become 4,71 Sigma DPMO = 710,04. This measure implementation was also successfully reducing COPQ 3 monthly return 4,15%. Corrective action for performance process to covering target integrated Six Sigma dan HACCP implementation focused on packaging process, which consisted of maintain FFS machine, redesign sachet, improve ment of packaging raw material lay out, setting FFS training, and improve ment sampling income material procedur.
Kata Kunci : HACCP,Six Sigma,Pengendalian mutu,Supplemen makanan,Proten,Food Suplement “Protenâ€, HACCP, Integrated, Quality Control, Six Sigma