Pengaruh inokulasi jamur Phanerochaete chrysosporium Burds terhadap sifat serat dan pulp kayu randu (Ceiba pentandra Gaertn)
ISTIKOWATI, Wiwin Tyas, Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr
2008 | Tesis | S2 Ilmu KehutananJamur pelapuk putih adalah organisme pendegradasi kayu yang dapat mendekomposisi polimer-polimer kayu yaitu lignin, selulosa dan hemiselulosa. Jamur pelapuk putih lebih menyukai lignin pada kayu daripada selulosa yang diharapkan tetap ada pada aplikasi proses biopulping. Dalam penelitian ini dilakukan inokulasi jamur Phanerochaete chrysosporium pada serpih kayu randu sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat degradasi komponen kimia, perubahan sifat serat kayu randu dan pengaruh variasi lama penyerangan dan lama pemasakan serpih terhadap rendemen pulp, bilangan kappa, konsumsi alkali dan sifat fisik lembaran pulp. Jamur Phanerochaete chrysosporium dibiakkan pada medium agar (PDA) selama 10 hari, kemudian diinokulasikan pada serpih kayu randu selama 20 hari,30 hari dan 40 hari. Selanjutnya serpih diamati sifat kimia, anatomi dan dilakukan pemasakan menggunakan proses kraft dengan alkali aktif 16 % selama 1 jam; 1,5 jam dan 2 jam. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jamur terhadap serpih kayu randu selama 20 hari, 30 hari dan 40 hari menurunkan kadar ekstraktif, kadar lignin, kadar holoselulosa, kadar alfa selulosa, kadar pentosan dan menaikkan kelarutan dalam NaOH 1% dari kontrol. Penurunan kadar lignin hingga mencapai 12,34% pada lama penyerangan 40 hari. Panjang serat mengalami penurunan dari kontrol, diameter serat , diameter lumen dan tebal dinding sel mengalami kenaikan yang mengakibatkan naiknya nilai runkel rasio, bilangan mulstep dan koefisien kekakuan sedangkan nilai fleksibilitas dan daya tenun menurun. Rendemen pulp berkisar pada 27,7 %-40,5% . Bilangan kappa berkisar antara 5,1- 12,4. Konsumsi alkali tertinggi (5,67%) diperoleh pada lama penyerangan 20 hari dengan waktu masak 1 jam. Indeks sobek berkisar antara 4,23-6,35 mNm2/g. Indeks tarik berkisar pada 35-39,9 N m/g dan Indeks jebol berkisar antara 1,5- 2,01 kPa.
White rot fungi are wood degrading organism that are able to decompose wood polymers; lignin, cellulose and hemicelluloses. Especially the selective white rot fungi that decompose preferentially wood lignin over wood polysaccharides e.g. cellulose are promising for biopulping applications. The study of Phanerochaete chrysosporium fungi inoculation to kapok chips was conducted to recognize the characteristics in which as raw materials of pulp and paper. The degradation level of chemical compounds, fiber properties, and influence of various level inoculations and cooking chips time to pulp yield, kappa number, alkali consumption, and sheet properties were investigated. Phanerochaete chrysosporium fungi incubated at PDA for 10 days, and then inoculated to kapok chips for 20, 30, and 40 days. Chemical characteristics and fiber morphology analyzed furthermore 16% active alkali of kraft process was conducted for 1, 1.5, and 2 hours cooking times. The results showed that all of fungi pre treatments to kapok chips before pulping could decrease the extractives contents, lignin, holocellulose, alpha cellulose, pentosan, and increased 1% NaOH solubility than control chips. The lignin content decreased until 12.34% at 40 days inoculated . Fiber length decreased from control but diameter of fiber, diameter of lumen and cell thickness increased that made runkel ratio, mulstep number, rigidity coeffitient increased but felting power and fleksibility ratio decreased. Range of pulp yield 27.7% until 40.5% . Kappa number 5.1 until 12.4. The highest of alkali consumtion (5,67%) was reached on 20 days inoculation with cooking time 1 hour. Range of tear strength 4.23 mNm2/g until 6.35 mNm2/g, tensile strength 35 N m/g until 39.9 N m/g and bursting strength 1,5 kPa until 2,01 kPa.
Kata Kunci : Biopulping,Phanerochaete chrysosporium,Ceiba pentandra,Pulp dan kertas, Biopulping, Phanerochaete chrysosporium, Ceiba pentandra, pulp and paper