Analisis pengelolaan modal kerja dengan membanidngkan metode comprehensive liquidity index dan net liquidity balance dengan metode working capital ratio
SAFARI, Sali, I Wayan Nuka Lantara, SE., M.Si
2008 | Tesis | S2 Magister ManajemenIndustri penerbangan di Indonesia dan bahkan di Regional Asia Tenggara tengah mengalami permasalahan dan tantangan yang cukup berat. Dengan kebijakan Open Sky Policy yang akan berlaku di negara-negara wilayah Asia, para perusahaan penerbangan (airline) lokal, terutama di Indonesia akan mengalami tekanan dari iklim kompetisi yang akan semakin berat. Selain itu, paradigma Low Cost Carrier yang sudah diterapkan pada airline asing yang beroperasi di Indonesia setidaknya menegaskan bahwa keunggulan kompetitif industri penerbangan sudah bergeser kepada efisiensi biaya. PT. Merpati Nusantara Airlines (Merpati) sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang mampu bertahan sampai dengan sekarang tentu harus mengikuti perkembangan industri penerbangan untuk tetap bisa berkompetisi. Dengan karakterisitik perusahaan penerbangan yang padat modal, tentu menarik untuk mengetahui bagaimana upaya perusahaan dalam pengelolaan pendanaan modal kerjanya sehingga mampu untuk tetap bersaing di industri ini. Tulisan ini mencoba mengupas lebih jauh mengenai kondisi keuangan perusahaan khususnya posisi likuiditas modal kerja dari tahun 2000 hingga tahun 2005 dengan menggunakan alat-alat analisis seperti Working Capital Ratio, Comprehensive Liquidity Index dan Net Liquid Balance untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi keuangan dilihat dari sisi likuiditasnya, aktivanya, kewajibannya dan ekuitasnya selama periode tersebut. Dengan menggunakan analisis pendanaan modal kerja yang telah dipelajari, dapat diketahui strategi yang diterapkan perusahaan dalam pendanaan modal kerjanya. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa pada periode 2000 – 2005 perusahaan sebenarnya sudah berada dalam kondisi likuiditas yang tidak baik, yang ditunjukkan oleh nilai ekuitas negatif karena beban akumulasi kerugian yang lebih besar dibandingkan nilai ekuitasnya. Tentu saja hal ini mengakibatkan perusahaan sangat bergantung kepada sumber eksternal dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Adapun sumber pendanaan jangka pendek menjadi pilihan manajemen, dikarenakan kondisi finansial (ekuitas negatif) yang dimiliki perusahaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang baru. Hal ini berarti bahwa perusahaan cenderung untuk menerapkan strategi agresif dalam pendanaan modal kerjanya. Pada akhir tulisan ini, peneliti mencoba memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi perusahaan, dengan melihat kelemahan strategi manajemen dalam menjaga likuiditas dan strategi pendanaan, termasuk diantaranya saran untuk penerapan hedging hutang dalam mata uang asing. Terkait dengan permintaan tambahan modal disetor kepada Pemerintah sebagai Penanaman Modal Negara (PMN) untuk restrukturisasi armada, hutang dan SDM, manajemen harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaannya. Pembelanjaan PMN tersebut harus benar-benar sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu memberikan kontribusi positif terhadap likuiditas perusahaan, termasuk diantaranya perbaikan ekuitas melalui perolehan laba yang terus meningkat setiap tahunnya untuk menekan efek akumulasi kerugian
Air transportation industry in Indonesia and South East Asia is on a heavy challenge, especially with the appliance of The Open Sky Policy which will impact on local airlines in Indonesia. Along with that, the Low Cost Carrier paradigm which has already applied by some of foreign airlines operated in Indonesia had caused the competitive advantage to shift into cost efficiency. PT. Merpati Nusantara Airlines (Merpati) as one of the survivor airlines in Indonesia up until now had also had to be efficient in its expenditure, in order to gain competitive advantage in this industry. With the airline characteristic, to be high dense in capital, it is interesting to understand how the company would manage its working capital financing, so as to be keep on competitive in airline industry. This research would try to study further the firm’s financial condition in year 2000 up until 2005, especially on the liquidity of working capital by using Working Capital Ratio, Comprehensive Liquidity Index and Net Liquid Balance as analysis tools to observe some aspects of firm’s financial condition, such as liquidity, assets, liabilities and equity. With the studied working capital financing analysis, we could learn what strategy the firm is using to fulfill its working capital requirements. From the analysis results, we found that in the period of 2000 – 2005, the firm has already in illiquid stance, which was shown by the negative net-equity caused by greater loss accumulation than the equity itself. The condition would position the firm to be so dependent on external source financing. Because of the negative net-equity, the firm would be unfeasible to acquire long-term financing, which is why the management had to rely on short-term liabilities in financing its working capital requirements. The term used for this kind of working capital financing is called Relatively Aggressive Approach. In the end of this final report, researcher would like to present some solutions to firm’s problems originated from flaws of the management strategies in maintaining firm’s liquidity and financing fulfillments, such as suggestion for the firm to hedge its foreign-currency liabilities. In accordance to the submission of Capital Placement (PMN) to the Government of Indonesia (GoI) as the shareholder for fleet, liabilities and human resource restructuring, the management had to be cautious in exercising such funds. The funds usage had to be particular with the main objectives, such as presenting positive contribution to firm’s liquidity condition, which also includes net equity improvement through progressive yearly profit achievements to reduce the impact of loss accumulation to the equity itself. Keywords: working capital management, comprehensive liquidity index and net liquid balance, working capital ratio, airlines, liquidity
Kata Kunci : Working capital management,Comprehensive liquidity index and net liquid balance,Working capital ratio,Airlines,Liquidity