Hubungan komponen mineral amorf dan sifat fisika andisol dari gunung Merbabu dan gunung Lawu Jawa Tengah
JUBAEDAH, Dr. Ir. Eko Hanudin, MS
2008 | Tesis | S2 Ilmu TanahTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara mineral amorf dan sifat fisika Andisol dari Gunung Merbabu dan Gunung Lawu. Penelitian ini dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pada setiap gunung ditentukan dua lokasi pengambilan contoh tanah dengan umur bahan induk yang berbeda bahan induk muda dan tua. Pada setiap umur diambil tiga titik pengambilan contoh tanah dengan ketinggian berbeda, sebagai perwakilan. Hasil analisis pendugaan mineral amorf menunjukkan bahwa kadar Alo+1/2Feo berkisar antara 2,35-10,39 % yang menunjukkan sifat Andik dengan nilai >2. Kadar Alo termasuk tinggi-sangat tinggi yaitu 2,02-9,75 %, Feo termasuk sedang-tinggi (0,64- 1,76 %), dan Sio termasuk tinggi (0,57-3,24 %). Hasil analisis menunjukkan kadar Alp termasuk ke dalam harkat rendah-sedang (0,22-0,73), Fep sangat rendah-rendah (0,01- 0,25 %). Pembacaan dengan X-ray diffraction menunjukkan mineral utama pada Merbabu muda adalah alofan/imogolit dan K-feldspar, sedangkan pada Merbabu tua menunjukkan adanya kaolinit, alofan/imogolit, dan K-feldspar. Pada Lawu Muda menunjukkan adanya kandungan mineral feldspar dan K-feldspar, sedangkan pada Lawu Tua menunjukkan kandungan mineral kaolinit, poligorskit, dan K-feldspar. Hasil analisis sifat fisika menunjukkan karakteristik Andisol. Pada analisis fraksi pasir semu (pseudosand) terjadi penurunan kadar pasir tertinggi pada agen pendispersi Na-HMP jika dibandingkan dengan agen pendispresi akuades atau H2O2. Nilai BV adalah 0,44-1,23 g/cm3, retensi air yang sangat tinggi (nilai dari kurva pF pada Cemarasewu 1812 m dpl: 235,29 %) dan juga dominasi pori mikro. Struktur dinilai memiliki perkembangan yang sangat baik ditandai dengan nilai indeks stabilitas agregat didominasi harkat mantap dan sangat mantap. Sifat irreversible drying terlihat dari analisis uji kapileritas dan histerisis. Pada uji kapileritas dengan pemanasan paling tinggi (105°C) mengalami kenaikan paling lemah. Histerisis hanya terjadi pada lokasi pengambilan sampel Cemarasewu 1812 m dpl dan Mitis 1566 m dpl, dengan nilai Δ KL 67,11 % dan 85,48 %. Nilai yang dimiliki oleh batas cair juga tinggi yaitu 123,15 %. Hasil penelitian menunjukkan komponen mineral amof berkorelasi positif dengan sifat fisika tanah yaitu retensi air, pori tidak berguna (pori mikro), fraksi lempung, fraksi debu. Ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi pada hubungan mineral amorf dan retensi air 0,41-0,67; pori mikro: 0,46-0,63; fraksi lempung: 0,47- 0,50; dan fraksi debu: 0,42. Indeks kemiripan sifat fisika tanah menunjukkan bahwa ada kemiripan antara Merbabu muda dengan tua, antar Lawu muda, dan antara Lawu muda tua. Indeks kemiripan pada sifat kimia tanah ialah antar Merbabu muda, antara Merbabu muda dan tua, antara Merbabu tua dan Lawu muda, antar Lawu muda, dan antar Lawu tua.
The purpose of the research is to study the correlation between amorphous minerals and soil physical properties of Andisol from Merbabu and Lawu mountains. The research is containing of two parts of analysis which are field observation and analysis of laboratory. In each mount, we have two locations of soil sampling site with different age of parent material which are young and old. In each age, we take three soil sampling site in a different height as a representative of location. The result of amorphous mineral analysis showed that the amount of Alo+1/2Feo is 2,35-10,39 % which means that the soil is Andic (the amount of is Alo+1/2Feo>2). The amount of Alo is high-very high (2,02-9,75), Feo is medium-high (0,64-1,76 %), and Sio is high (0,57-3,24 %), Alp is low-medium (0,22-0,73), Fep is very low-low (0,01- 0,25 %). The X-ray diffraction showed that the main minerals of young Merbabu are allophane/imogolite and K-feldspar, on the other hand old Merbabu showed kaolinite, allophane/imogolite, dan K-feldspare. The Young Lawu is containing feldspar minerals and K-feldspar, but the old Lawu is containing of kaolinite minerals, polygorskite, and K-feldspar. The result of soil physical properties analysis also describes that the soil is Andisol. The result of pseudosand analysis is the reduction of the amount sand fraction in Na-HMP method if compare to other methods (aquadest and H2O2). The The value of bulk density is 0,44-1,23 g/cm3, the water retention is very high (in Cemarasewu 1812 m asl: 235,29 %) and dominated by micro pores. The soil structure is consist of stable to very stable aggregates. The result of irreversible drying analysis is in the highest temperature of oven drying soil (105°C) show the slowest ability of water to rise in the pipe of capillarity. The histerisis phenomena is only happen in Cemarasewu 1812 m asl and Mitis 1566 m asl, with the value of Δ water content are 67,11 % and 85,48 % respectively. The result of liquid limit analysis is 123,15 %. The result of the research show that the correlation between amorphous components and soil physical properties are positive in some properties such as water retention (r: 0,41-0,67), micro pores (r: 0,46-0,63), clay fraction (r: 0,47-0,50), and silt fraction (r: 0,42). Soil physical properties of similarity index show that there are similarity between young and old merbabu, in young Lawu, and between young lawu and old lawu. Soil Chemistry properties of similarity index show that there are similarity in young Merbabu, between young and old Merbabu, between old Merbabu and young Lawu, in young and old Lawu.
Kata Kunci : Andisol,Komponen mineral amorf,Sifat fisika tanah,X,RD,Indeks kemiripan, Andisol, amorphous components, physical properties, X-RD, similarity index