Pertumbuhan dan hasil padi pada dua jenis tanah dan berbagai lebar bedengan sistem genangan dalam parit

SYAMSUDDIN, Prof. Dr.Ir. Didik Indradewa, Dip.agr.St

2008 | Tesis | S2 Agronomi

Pelandaian produksi padi sebagai bahan pangan pokok merupakan salah satu masalah utama dalam pembangngunan pertanian di Indonesia. Faktor penyebab utamanya adalah jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, sumberdaya lahan dan air semakin terbatas, serta mningkatan konversi lahan pertanian ke non pertanian. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis tanah dan lebar bedengan sistem genangan dalam parit terhadap pertumbuhan dan hasil padi serta untuk mendapatkan kombinasi jenis tanah dan lebar bedengan sistem genangan dalam parit yang memberikan pertumbuhan dan hasil padi tertinggi. Penelitian menggunakan rancangan antar lokasi (over sites) 2 x 4 + 1. Sebagai lokasi adalah jenis tanah terdiri dari 2 jenis yaitu Regosol (R) di Kecamatan Godean dan Grumosol (G) di Kecamatan Moyudan. Perlakuan dalam lokasi yaitu berbagai lebar bedengan, terdiri atas 4 aras dan kontrol, terdiri dari lebar 1 m (L1); lebar 2 m (L2); lebar 4 m (L4); lebar 6 m (L6), dan Kontrol (Padi sawah). Hasil penelitian menunjukkan Genangan dalam parit menyebabkan kandungan lengas tanah lebih rendah dari cara sawah. Semakin lebar bedengan kandungan lengas semakin rendah. Pada tanah Regosol demgan lebar bedengan 1 m sampai 4 m kandungan lengas berada disekitar kapasitas lapangan, tetapi pada tanah Grumusol kandungan lengas tidak dipengaruhi oleh lebar bedengan dan berada dibawah kapasitas lapangan. Pertumbuhan vegetatif tanaman padi genangan dalam parit lebih baik dibanding padi sawah, tetapi pertumbuhan generatif dan hasil gabah lebih buruk dari padi sawah. Pada lebar bedengan 1 m sampai 4 m, tanaman padi mempunyai pertumbuhan vegetatif yang tidak berbeda dan lebih baik dibanding lebar 6 m, tetapi hasil gabah tidak berbeda pada semua lebar bedengan. Pertumbuhan dan hasil tanaman padi di tanah Regosol lebih baik dibanding di tanah Grumusol.

One of the main problem of agricultural development in Indonesia is reducing rice production. The main cause is the increasing of Indonesian population and limited source of land and water every year, as well as increasing of land conversion from agricultural to non agricultural land The aim of this research was to find out the effect of soil types and beds width under saturated soil culture system on growth and yield of rice and also their interaction to achieve highest growth and yield of rice. The research used 2 x 4 + 1 Over site design. Two soil types as location which is Regosol (R) in Godean sub district and Grumusol (G) in Moyudan sub district. Treatment in location is some of beds width consisted 4 levels and control, which is 1 m width (L1), 2 m width (L2), 4 m width (L4), 6 m width (L6), as well as control (conventional rice system). The result indicates that saturated soil culture system resulted in soil moisture content lower compared to conventional rice system. The wider the beds showed that soil moisture content is lower. Increasing the beds width moisture content at Regosol and the beds width with size 1 m to 4 m have moisture content approximately at field capacity but in Grumusol moisture content is not affected by beds width and under field capacity. The vegetative growth of saturated soil culture system was better than conventional rice system, but generative growth and grain yield worse than conventional rice system. At the beds width with size 1 m to 4 m, the rice had no different vegetative growth and much better compared to 6 m beds width, but grain yield was not different at all beds width. The qrowth and yield of rice under soil saturated culture system in Regosol was better than in Grumusol.

Kata Kunci : Padi,jenis tanah,lebar bedengan,genangan dalam parit,pertumbuhan,hasil,Rice, soil type, beds width, saturated soil culture, growth, grain yield.