Perbandingan daya guna ketamin 0,25 mg per kgbb intravena dengan ketamin 0,05 mg per kgbb intravena untuk mencegah shivering pasca anestesi umum :: karya tulis ilmiah akhir
PAMUJI, Agus, dr. Bhirowo Yudo Pratomo, Sp.An-K
2008 | Tesis | S2 PPDS I - Anestesiologi dan ReanimasiShivering pasca operasi merupakan beban stress fisiologis bagi pasien. Shivering pasca operasi berhubungan dengan berbagai komplikasi, sebab berkaitan dengan peningkatan konsumsi oksigen (hampir 100-600%), curah jantung, produksi karbon dioksida, pelepasan katekolamin, dan secara signifikan menurunkan saturasi oksigen vena. Semua ini menyebabkan hipoksemia arteri, asidosis laktat, peningkatan tekanan intraokuler dan intrakranial serta mempengaruhi EKG, tekanan darah dan laju denyut jantung. Daya guna ketamin untuk mencegah shivering pasca operasi telah diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan daya guna ketamin 0,25 mg/kgbb iv dengan ketamin 0,5 mg/kgbb iv dalam mencegah shivering pasca anestesi umum. Rancangan penelitian ini adalah uji klinik acak ganda tersamar. Subyek penelitian adalah 636 pasien laki-laki, usia 20-40 tahun, status fisik ASA I-II, yang akan menjalani anestesi umum terencana selain operasi bedah otak dan operasi bedah jantung di GBST RS Dr. Sardjito Yogyakarta selama bulan September-Oktober. Subyek dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 318 pasien. Kelompok I (K) akan diberikan ketamin 0,25 mg/kgbb iv dan kelompok II (M) diberikan ketamin 0,5 mg/kgbb iv, semua diberikan kurang lebih 20 menit sebelum operasi selesai. Derajat shivering dicatat sampai menit ke-30 di ruang pemulihan.
Shivering is one of patients’ physiologic stress post operatively. Post operative shivering is related to some complications. These complications are related with the increased oxygen consumption (almost 100-600%), cardiac output, carbon dioxide production, catecholamine release, and significantly decreased venous oxygen saturation. All those may cause arterial hypoxemia, lactic acidosis, increased of intraocular pressure, intracranial pressure, may affecting ECG findings, blood pressure and heart rate. The efficacy of Ketamine in preventing post operative shivering is well known. The aim of this study is to compare the efficacy Ketamine 0,25mg/kgBW intravenously with Ketamine 0,5mg/kgBW intravenously in preventing post general anesthesia shivering. This is a randomized double blind controlled study. Subjects are 636 male patients in the ages 20-40 years old, physical status ASA I-II undergoing elective general anesthesia except neuro surgery and cardiac surgery in the Surgery Center (GBST) RS Dr. Sardjito Yogyakarta during September-Oktober. Subjects then divided into 2 groups, each group consists of 318 patients. Group I (K) will receive Ketamine 0,25mg/kgBW intravenously and Group II (M) will receive Ketamine 0,5mg/kgBW intravenously. Ketamine in both groups will be administrated 20 minutes prior to the end of surgery. The degree of shivering will be recorded until 30 minutes in the recovery room.
Kata Kunci : Pasca anestesi umum,Shivering,Ketamin,post general anesthesia, shivering, ketamine