Laporkan Masalah

Perilaku tidak merokok kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

JUPRI, Dra Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang Masalah: Merokok yang merupakan salah satu perilaku yang tidak sehat karena bisa mengakibatkan kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan penyakit peredaran darah lainnya. Oleh karena itu, perokok perlu menghentikan kebiasaannya dan perlu dikaji faktor-faktor yang menyebabkan orang berhenti merokok. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah organisasi yang menerapkan metode tarbiyah dalam membina kadernya. Berdasar pengamatan dan wawancara sederhana diketahui 75% kader PKS tidak merokok. Tujuan Penelitian: Secara umum adalah mengetahui dan mengkaji secara mendalam perilaku tidak merokok kader PKS, khususnya interaksi sosial, keyakinan pada agama dan keyakinan pada anjuran murabbi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan peneltian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam perilaku tidak merokok. Subjek penelitian adalah para kader PKS di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian diambil secara maximum variation. Variasi tersebut adalah status tidak merokok, mantan perokok, murabbi, geografi, usia, lama bergabung, pendapatan dan tingkat pendidikan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Penelitian ini berhasil mendapatkan informasi dari 20 kader PKS. Hasil: Semua informan menyatakan hukum merokok makruh – haram. Keyakinan tersebut bertambah setelah tahu bahwa merokok merugikan secara materi dan kesehatan. Proses terjadinya perilaku berhenti merokok kader PKS karena adanya niat, berbagai usaha untuk berhenti merokok, bimbingan dan teladan pembina serta interaksi sosial kader melalui kajian Islam rutin dan kegiatan PKS lain. Semua informan menyatakan bahwa interaksi sosial antara kader PKS yang tidak merokok dengan yang merokok yang didasari ukhuwah islamiyah membentuk perilaku tidak merokok di kalangan kader PKS. Interaksi sosial terjadi dalam sistem kaderisasi PKS melalui halaqah pekanan, kegiatan insidental serta sosial. Kesimpulan: Kepatuhan pada ajaran agama dan interaksi sosial dalam sistem kaderisasi PKS melalui halaqah pekanan, kegiatan insidental serta sosial yang berdasar pada ukhuwah islamiyah membentuk perilaku tidak merokok di kalangan kader PKS. Model interaksi sosial ini dapat diterapkan untuk usaha berhenti merokok pada kader organisasi lain.

Background: Smoking is an unhealthy behavior, because the effect for health such as lung cancer diseases, coronary heart diseases and the other blood circulation diseases. Therefore, it is needed to quit smoking and identified its determinant. Partai Keadilan Sejahtera/PKS is a political and dakwah organization. Based on the preliminary study, it is known that 75% of 300 PKS male cadres did not smoke. Objective: To find out and to understand deeply non smoking behavior of PKS male cadres, particularly in their social interaction, belief in religion and belief in religious leaders in Kulon Progo District, Yogyakarta Special Region. Methods: This was a qualitative research using phenomenology approach. Indepth interview and focus group discussion (FGD), with maximum variations sampling technique was used as data colletion method. The research’s subjects were PKS’s male cadres in Kulon Progo District, Yogyakarta Special Region. The informants were ex-smokers, non-smokers, murabbi, represent geographic, age, duration of joining, job status, income and educational level. Total number of informant was 20 PKS’s male cadres. The data was qualitatively analyzed after the data collection phase and triangulation was conducted to ensure the data validity. Results: All informants stated that the smoking rule was makruh – haram. Their belief has been risen after PKS cadres have known about the effect of smoking on health and its content. The quit smoking process in PKS cadres were due to their strong desire, efforts to quit smoking, murabbi guidance and social interaction. The social interaction among PKS cadres involved routine Islamic study and many PKS activities in the PKS cadrerization system. Informants stated that social interaction based on ukhuwah islamiyah among PKS cadres through halaqah and several PKS activities were the main factor to apply non smoking behavior. Conclusion: Obedience to Islam and the social interaction in the PKS cadrerization system based on ukhuwah islamiyah was the main factor to apply non smoking behavior. This social interaction models could be applied to quit smoking program in the other organizations.

Kata Kunci : Ajaran Islam,Interaksi sosial,Perilaku tidak merokok,religion, social interaction, non smoking behavior


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.