Status Kerentanan Nyamuk Aedes Aegypti (Diptera: Culicidae) dari Beberapa Kelurahan di Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur Terhadap Insektisida Organofosfat

SARAGIH, Tiurmasari Elisabet, Prof. dr. Sugeng Juwono M, M.Sc., DAP-E

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar Belakang : Insektisida organofosfat yaitu temefos dan malation sudah digunakan di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur jauh sebelum Kota Kupang diresmikan tahun 1996. Penentuan status kerentanan terhadap insektisida organofosfat di Kota Kupang belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menentukan status kerentanan larva nyamuk Ae. aegypti dari beberapa kelurahan di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur terhadap insektisida organofosfat dengan uji hayati dan biokemis. Desain Penelitian : Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan The Posttest Only Control Group Design untuk uji hayati dan non-eksperimental dengan rancangan deskriptif dan analitik untuk uji biokemis. Bahan dan cara uji hayati mengacu pada tatacara uji WHO (1996) sedangkan bahan dan cara uji biokemis mengacu tatacara Lee, 1991. Hasil : Uji hayati menggunakan dosis diagnostik membuktikan bahwa larva nyamuk Ae. aegypti dari beberapa kelurahan yang diuji memiliki status resisten (RR) terhadap temefos dengan rata-rata kematian larva <80% dan rentan (SS) terhadap malation dengan rata-rata kematian larva >99%. Hasil uji biokemis secara kwalitatif membuktikan 3 kelurahan memiliki status toleran (SR) dengan rerata skor 2,0-2,5 dan 5 kelurahan memiliki status rentan (SS) dengan rerata skor <2. Hasil uji biokemis secara kwantitatif menunjukkan 8 kelurahan memiliki status rentan (SS) dengan nilai AV<0,700, 5 kelurahan memiliki status toleran (SR) dengan nilai AV 0,700-0,900 dan 2 kelurahan memiliki status resisten (RR) dengan rerata nilai AV>0,900. Analisis statistik dengan Oneway ANOVA kemaknaan 5% menolak hipotesis nol (H0) dan menerima hipotesis pertama (H1) yang berarti telah terjadi penurunan status kerentanan nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat. Simpulan : Insektisida temefos sudah tidak relevan lagi digunakan dan masih relevan menggunakan malation dalam program pengendalian nyamuk Ae. aegypti di beberapa kelurahan di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian membuktikan menurunnya status kerentanan larva nyamuk uji pada uji biokemis terjadi bukan karena adanya peningkatan aktivitas enzim esterase nonspesifik dan insensitivitas asetilkolinesterase tetapi mungkin karena faktor lain yang belum diketahui.

Background : Organoposphate insecticides, i.e. temephos and malathion, had been used in Kupang City of East Nusa Tenggara Province far before Kupang City was established in 1996. Determination of susceptibility status toward organophosphate insecticides in Kupang City have never been conducted. This research purpose is to know Ae. aegypti larva susceptibility status from several villages in Kupang City of East Nusa Tenggara Province toward organophosphate insekticides, particularly temephos and malathion with biological and biochemical test. Research Design : This is pure experimental research with The Posttest Only Control Group Design for biological test and non-experimental tests with descriptive and analytical designs for biochemical test. Material and method of biological test are referred to test regulation by WHO (1996), whereas biochemical test is referred to Lee’s method, 1991. Result : Biological test using diagnostic dosage reveals that Ae. aegypti larva from several villages being tested has resistant (RR) status toward temephos with average larva mortality rate of <80% and susceptible (SS) status toward malathion with average larva mortality rate of >99%. Result of qualitative and quantitative biochemical test shows that 3 villages have tolerant (SR) status with average score of 2,0-2,5; and 5 villages susceptible (SS) status with average score of <2. Result of quantitative biochemical test shows that 8 villages has susceptible (SS) status with AV value of <0,700, 5 villages has tolerant (SR) status with AV value of 0,700-0,900 and 2 villages have resistant (RR) status with AV value of >0,900. The statistic analysis with Oneway ANOVA significant 5% rejects null hypothesis (H0) and accepts the first hypothesis (H1), which means that there has been status decrease of Ae. aegypti mosquito larva susceptibility to organoposphate insecticides. Conclution : Temephos insecticide is not relevant anymore to be used, and it is still relevant to use malathion in the Ae. aegypti mosquito control program in several villages in Kupang City of East Nusa Tenggara Province. Research result prove that susceptibility status decrease of tested mosquito larva in biochemical test is known to be not caused by increasing activity nonspecific of esterase and acetylcolinesterase insensitivity, but may be caused by other the factors that have not been known.

Kata Kunci : Aedes Aegypti,Enzim Esterase Nonspesifik,Status Kerentanan,Insektisida Organofosfat, Aedes aegypti, susceptibility status, malathion and temephos insecticide and nonspecific esterase.