Faktor Yang Berhubungan dengan Penularan Filariasis di Puskesmas Lasung Kec. Kusan Hulu Kab. Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan

RAHAYU, Nita, Prof. Dr. dr. Soeyoko, DTM-H, SU

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Filariasis salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin sehingga memberikan dampak sosial budaya, mental serta dampak ekonomi. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Selatan dengan angka kesakitan filaria jenis Brugia malayi yang cukup tinggi. Pada tahun 2005 telah dilakukan kegiatan eliminasi filariasis antara lain survai darah jari di Puskesmas Lasung Kecamatan Kusan Hulu dengan hasil survai menunjukkan angka mikrofilaria (mf rate) sebesar 2,4 % merupakan endemis filaria tipe pedesaan. Informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan penularan filariasis di wilayah tersebut masih sangat terbatas. Faktor lingkungan (rawa), perilaku dan sosio demografi merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian filariasis, sehingga penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan penularan filariasis di Puskesmas Lasung Kecamatan Kusan Hulu Kab. Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan ? Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel pada pemeriksaan darah tepi dan wawancara dengan kuisioner di lakukan sebanyak 97 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Berdasarkan pemeriksaan darah jari, secara keseluruhan kasus klinis akut/ kronis dan positif mengandung mikrofilaria sebanyak 12 penderita. Hasil analisis hubungan antara 7 variabel bebas (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, sikap, lingkungan, dan perilaku) terhadap kejadian filariasis. Berdasarkan golongan umur > 45 tahun terbanyak 24,4% terinfeksi filaria, p= 0,002; RR =6,83 dan CI 95% (1,58-29,52). Berdasarkan jenis kelamin tidak ada hubungan dengan penularan filariasis, p=0,29. Berdasarkan variabel pekerjaan berhubungan dengan kejadian filariasis RR =8,40 dan CI 95% (1,13- 62,53), responden yang mengalami filariasis terbanyak adalah yang memiliki pekerjaan petani. Berdasarkan pengetahuan, berhubungan dengan kejadian filariasis RR =3,13 dan CI 95% (1,08-9,06). Berdasarkan sikap berhubungan dengan kejadian filariasis RR =3,13 dan CI 95% (1,08-9,06). Berdasarkan faktor lingkungan (jarak rumah dengan rawa), berhubungan dengan kejadian filariasis RR =5,19 dan CI 95% (1,70-15,81). Berdasarkan faktor perilaku (kebiasaan) berhubungan dengan kejadian filariasis RR =6,39 dan CI 95% (1,86-21,96). Faktor sosio demografi (umur, pekerjaan, dan pengetahuan), faktor lingkungan (jarak rumah dengan rawa), dan perilaku berkontribusi terhadap kejadian filariasis sebesar= 39,3%. sedangkan sisanya sebesar= 60,7% dipengaruhi faktor di luar variabel pada penelitian ini dan juga membuktikan bahwa faktor umur adalah variabel yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap kejadian filariasis; disusul variabel perilaku, di Puskesmas Lasung Kecamatan Kusan Hulu Kab. Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan.

Filariasis is a transmitting disease that can cause permanent defects of enlarged legs, arms and genitalia and subsequently causes social, cultural, mental and economic impacts. Tanah Bumbu district is one of the districts in South Kalimantan with high filariasis rate of the kind of Brugia malayi. An attempt to eliminate the filariasis has been made in 2005 by conducting finger blood survey in Puskesmas Lasung of Kusan Hulu subdistrict and the results indicated that the microfilaria rate (mf rate) was 2.4% and it represented a filarial endemy of village type. There is limited information concerning with the filariasis transmission in the region. The environmental factor (swamp) and the socio-demographical behavior are the factors closely related to the filariasis occurrence that the author intends to investigate what factors are correlated to the filariasis transmission in the Puskesmas Lasung of Kusan Hulu subdistrict of Tanah Bumbu district of South Kalimantan? The study is observational one with cross sectional design. The number of the sample of peripheral blood examination is 97. An interview with questionnaire is conducted with 97 respondents. The data is analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. Based on the results of the finger blood examination, the whole acute or chronic clinical cases and positively contain the microfilaria are 12 patients. The results of the analysis of the correlation between the 7 independent variables (age, sex, occupation, knowledge, attitude, environment, and behavior) and the filariasis occurrences indicate the followings. Based on the age group of > 45 years there are 24.4% of those infected with filarial, p = 0.002, RR = 6.83 and CI 95% (1.58-29.52). Based on the sex there is not any correlation with the filariasis transmission, p = 0.29 Based on the occupation there is a significant correlation with the filariasis occurrences, RR = 8.40 and CI 95% (1.13-62.53), the majority of the respondents suffering under the filariasis are farmers Based on the knowledge, there is a correlation with the filariasis occurrences, RR = 3.13 and CI 95% 91.08-9.06). Based on the attitude there is a correlation with the filariasis occurrences, RR = 3.13 and CI 95% (1.08-9.06). Based on the environmental factor (the distance of swamp to houses), there is a correlation with the filariasis occurrences RR = 5.19 and CI 95% 9 (1.70-15.81). Based on the behavior (habit) there is a correlation with the filariasis occurrences RR = 6.39 and CI 95% (1.86-21.96). The socio-demograpical factors (age, occupation, and knowledge), the environmental factor (the distance of swamp to houses), and the behavior contribute 39.3% to the filariasis occurrences, while the remaining 60.7% is the contribution of the factors external to the study and it proves that the factor of age is a dominant factor that contributes to the filariasis occurrences; and then the variable of behavior in the Puskesmas Lasung of Kusan Hulu subdistrict of Tanah Bumbu of South Kalimantan province.

Kata Kunci : Penularan Filariasis,Sosio Demografi Lingkungan,Perilaku, filariasis occurrences, socio-demography, environment, behavior