Komunikasi terapeutik perawat di bangsal anak rumah sakit umum pusat Dr. Sardjito Yogyakarta
SYAHID, Nur Alamsyah, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit semakin meningkat. Salah satu hal yang memperoleh perhatian dari para profesional kesehatan adalah kepuasan pasien atas kualitas komunikasi terapeutik yang diberikan oleh perawat kepada pasien dan keluarganya. Pada kenyataannya masih banyak keluhan pasien maupun keluarganya terhadap kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Pasien lebih menginginkan perasaan aman dan nyaman selama dirawat sementara perawat lebih terfokus kepada tindakan memperkecil resiko penyakit. Bangsal anak merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang banyak memperoleh perhatian, hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk merawat anak-anak balita 20-45 % lebih banyak daripada orang dewasa dan pasien anak balita hampir sepenuhnya tergantung kepada perawat untuk kebutuhan fisik dan emosionalnya. Tujuan : Untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai komunikasi terapeutik perawat kepada orangtua pasien anak di ruang bangsal anak Rumah Sakit Umum Pusat DR. Sardjito Yogyakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Alat pengumpul data adalah observasi, dan wawancara mendalam. Informan penelitian pertama adalah orangtua pasien dengan kriteria inklusi orangtua pasien yang sedang menunggu anaknya yang sedang dirawat sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari, mampu berkomunikasi dan bersedia menjadi informan penelitian. Sedangkan informan penelitian kedua adalah perawat di bangsal anak. Lokasi penelitian di bangsal Instalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat DR. Sardjito Yogyakarta. Analisis data dengan menggunakan model analisis menurut Moleong (2002). Hasil : Komunikasi terapeutik di bangsal Mawar, Kartika dan Matahari masih kurang baik, sebagian perawat mengatakan bahwa mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip komunikasi terapeutik namun sebagian lain masih belum melaksanakan secara konsisten. Kesimpulan : Dari hasil penelitian didapatkan bukti bahwa persepsi orangtua pasien tentang komunikasi terapeutik di bangsal anak masih kurang baik terutama mengenai pemanfaatan waktu dan bahasa yang dipakai perawat, sedangkan persepsi perawat tentang komunikasi terapeutik di bangsal anak sudah sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi terapeutik.
Background: One of the things that need to be considered in improving health service quality from health professional is patient’s satisfaction on the quality of therapeutic communication which is given by nurse to the patient and family. In fact, there are many complaints from the patient or the family toward nurse therapeutics’ communication skill. Children installation is one of the installations in hospital that is frequently considered, and this is because the needed time to look after children under five years old is 20-45% more than adults and patients of children under five years old are greatly depends on nurse for physical and emotional needs. Objective: This research was aimed to find out a profound description regarding nurse’s therapeutic communication to the parents of children in children installation of DR. Sardjito hospital Yogyakarta Method: This was a qualitative research that used phenomenology approach. The subject of the main research was 6 people (parents of the patient) who were being treated in the installation of children with inclusion criteria of parents who were waiting for their children being treated at least 10 (ten) days, and willing to become research subject. On the other hand, the subject of supporting research was 6 nurses in the installation of children. The location of the research was children installation of DR. Sardjito hospital Yogyakarta that was Bangsal Mawar, Bangsal Kartika and Bangsal Matahari. Data analysis was using analysis model according to Moleong (2002). Result: Therapeutic communication in Bangsal Mawar, Kartika and Matahari was not good, some nurse stated that they had implemented the principle of therapeutic communication but the others did not implemented consistently. Conclusion: The result of the research showed that perception of patients’ parents regarding nurse’s therapeutic communication in children installation was not good especially regarding utilization of time and language that was used by nurse, while perception of nurse regarding therapeutic communication in children installation was that already suitable with principle of therapeutic communication.
Kata Kunci : Komunikasi terapeutik,Perawat bangsal anak,Orang tua pasien, Perception, Therapeutic Communication, Patient’s Parents, Children Installation