Hasil guna tetes mata siklosporin 0.05 (persen) dibandingkan dengan tetes mata fluorometholone 0.1 (persen) pada penderita keratokonjungtivitis vernal

LUBIS, Edy Ariston, Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp.M(K)

2008 | Tesis | S2 PPDS I - Ilmu Kedkteran Klinik

Latar belakang: Kortikosteroid topikal telah lama digunakan sebagai terapi yang efektif untuk pengobatan keratokonjungtivitis vernal, tetapi penggunaan jangka panjangnya akan mengakibatkan berbagai komplikasi. Siklosporin topikal telah digunakan sebagai terapi pada penyakit mata pada dekade terakhir ini, tetapi hanya sedikit controlled trials khususnya pada penderita keratokonjungtivitis vernal yang telah dilakukan. Keratokonjungtivitis vernal terutama menyerang anak usia sekolah dan apabila tidak diobati dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan pada kornea yang akan mengganggu masa depan anak tersebut. Tujuan penelitian:Untuk mengetahui hasil guna tetes mata siklosporin 0.05% dibandingkan fluorometholone 0.1% pada penderita keratokonjungtivitis vernal. Cara penelitian:Penelitian ini menggunakan penelitian double blind randomized controlled trial dengan pengelompokan subyek penelitian secara randomisasi blok. Subyek yang diteliti adalah penderita keratokonjungtivitis vernal yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok pertama diberi obat tetes mata siklosporin 0.05% dan kelompok kedua diberi tetes mata fluorometholone 0.1%. Gejala dan tanda klinis, tekanan introkuler dan pemeriksaan eosinifil dengan pengecatan Giemsa diperiksa sebelum pengobatan dan satu bulan setelah pengobatan. Hasil penelitian: Kelompok siklosporin 0.05% berjumlah 21 orang dan kelompok fluorometholone 0.1% sebanyak 22 orang dengan rentang usia 4 tahun dan 36 tahun. Satu bulan setelah pengobatan terjadi perbaikan gejala dan tanda klinis pada kedua kelompok, akan tetapi tidak berbeda bermakna secara statistik (p=0,311; 95%CI: 0,102-0,313). Pemakaian tetes mata fluorometholone 0.1% selama satu bulan juga tidak meningkatkan tekanan intraokuler bila dibandingkan dengan siklosporin 0.05% (p=0,11 dan p=0,12). Pada pemeriksaan eosinofil, dikedua kelompok terjadi perbaikan setelah satu bulan pengobatan, namun tidak berbeda bermakna secara statistik (p=0,30). Efek samping berupa rasa perih pada waktu penetesan lebih banyak didapatkan pada kelompok sikloporin 0.05% (p=0,001) dan didapatkan NNH sebesar 2,69. Kesimpulan:Hasil guna tetes mata siklosporin 0.05% memberikan hasil guna yang sama bila dibandingkan dengan fluorometholone 0.1% .

Background: The efficacy of corticosteroid in the therapy of vernal keratoconjunctivitis has long been established, but its long term usage may lead to various complications. Topical cyclosporin has been used as therapy of various eye conditions within the last decade, but only few controlled trials done especially on patients with vernal keratoconjungtivitis. Vernal keratoconjunctivitis affected mainly school children and if it is not properly treated, it may result in corneal damage leading to visual defect in the children. Objectives: To compare the effectivness of 0.05% cyclosporine eyedrop with 0.1% fluorometholone on patients suffering from vernal keratoconjunctivitis and to know the side effects of the therapy as well as its effect on the raise of intraocular pressure. Methods: A double blind blind randomized controlled trial was performed in which the study subjects were gruoped through block randomization. The subjects analyzed were vernal keratoconjunctivitis patients who fulfilled inclusion and exclusion criteria. The first grup was given 0.05% cyclosporine eyedrops whereas on the other hand 0.1% fluorometholone eyedrops was given to second group. All study subjects were examined for symtoms and clinical signs, intraocular pressure, eosinophil count with Giemsa staining before and one month after treatment. Results:The 0.05% cyclosporine group consist of 21 subjects whereas the 0.1% fluorometholone group consists of 22 subjects. Subjects for both groups are within the age range of 4-36 years old. Improvment of symtoms and signs have been showed in both groups but statistically insignificant (p=0.311; 95% CI: 0.102-0.313). The use of 0.1% fluorometholone eyedrop for one month was not associate with any increase of IOP compared to 0.05% cyclosporine (p=0.11 and p=0.12). There was an improvment in eosinophil count both groups but not statistically significant (p=0.30). Side effects of which pain upon administration is shown to be more in 0.05% cyclosporine and it is statistically significant (p=0.001) with number needed to harm (NNH) of 2.69 Conclusion: The use of 0.05% cyclosporine eyedrops showed the same effectiveness compared with 0.1% fluorometholone and statistically insignificant.

Kata Kunci : Keratokunjungtivitis vernal, Siklosporin 005 (persen), Fluorometholone 01 (persen),Pemeriksaan eosinofil, Vernal keratoconjunctivitis, 0.05% cyclosporine, 0.1% fluorometholone, side effects, eosinophil count.