Laporkan Masalah

Kajian aspek konservasi terhadap rencana detail tata ruang (RDTR) Kota Singkawang Propinsi Kalimantan Barat

MUTALIB, Abdul, Dr. Ir. Sunjoto, Dip. HE. DEA

2008 | Tesis | S2 Magister Pengelolaan Sumberdaya Air

Tiga aspek/kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengelola ruang untuk kehidupan yaitu (1) bagaimana ruang itu menjamin keselamatan dan keamanan dari masyarakat, (2) ruang dikelola dengan baik untuk meningkatkan produktivitas, dan (3) menjamin kelangsungan dari pelayanan ekologis lingkungan (Ernawi, 2007). Salah satu masalah dalam pembangunan adalah bagaimana menjaga keseimbangan dan terciptanya interaksi yang harmonis dengan lingkungan melalui pengaturan ruang (spasial) yang jelas, tegas dan terarah terutama terhadap aspek konservasi sumberdaya air. Hal ini menjadi penting mengingat banyak permasalahan yang terjadi diberbagai kota di Indonesia selalu dihadapkan dengan persoalan tata hidrologi dan daya dukung lingkungan yang semakin menurun. Metode penelitian ini adalah penanganan aliran permukaan dari air hujan sedini mungkin yaitu sesaat setelah hujan turun ke lahan, dengan upaya meresapkan air hujan ke dalam tanah melalui functional landscape dan panen air hujan melalui atap bangunan. Hasil penelitian menunjukkan volume air terkonservasi dari kondisi existing ke kondisi menurut rencana tata ruang turun 4,0 %, dari kondisi existing ke kondisi menurut usulan alternatif tambahan naik 10 %, dan dari kondisi menurut rencana tata ruang ke kondisi usulan alternatif naik 14,88 %. Alternatif tambahan berupa: Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik, halaman rumah, taman perkantoran, taman sekolah, jalur hijau dan panen air hujan pada perkantoran dan sekolah memberikan kontribusi air terkonservasi sebesar 40,63 %. Dari 40,63 % tersebut kontribusi dari RTH volume air terkonservasi sebesar 93,98 %, pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 2,74 %, taman perkantoran dan taman sekolah sebesar 1,29 %, halaman rumah 0,94 %, sempadan sungai 0,57 %, panen air hujan dari bangunan sekolah 0,36 %, jalur hijau jalan 0,09 % dan panen air hujan dari bangunan perkantoran sebesar 0,04 %. Dengan menggunakan dimensi sumur 0,8 m, kedalaman sumur 3 m dan (F) = 2ΠR jumlah sumur resapan yang diperlukan untuk BWK A adalah 1.331 unit, BWK B 417 unit, BWK C 286 unit, BWK D 286 unit dan BWK E 435 unit. Jumlah sumur yang diperlukan untuk kota Singkawang 2.756 unit.

Three aspects necessary to take into account in managing space for the life of human being are as follows: first, how the space can assures the safety and security of society; second, how it can be managed well in terms of improving productivity; and third, how it can assure the survival of services provided by the ecological environment (Ernawi, 2007). One of the problems in development is how can maintain balance and harmonious interaction with environment by obvious, explicit, and directive regulations concerning the spatial plan related to the aspects of water resources conservation. A method used in the study is the conserve of surface flow from the rain water as earlier as possible, i.e. immediately after the rain water fell into land, by infiltrating the rain water into soil through a functional landscape and a rain water harvesting by roof. Result of the study indicates that the volume of conserved water resources in comparison between the existing condition and the development plan of spatial plan decrease 4.0%, between the existing condition and the alternative condition increase 10%, and between the plan of spatial and the alternative condition increase 14.88%. The additional alternatives, i.e. public green open spaces, yards, office parks, school parks, green path areas, rain water harvesting in offices and schools have all given the contribution of conserved water (40.63%). Of 40.63%, contribution of the public green open spaces is 93.98%, regulation of the building basic coefficient 2.74%, office and school parks 1.29%, yard 0.94%, water border areas 0.57%, rain water harvesting of schools 0.36%, green path areas 0.09%, and rain water harvesting of offices 0.04%. By using the recharge well dimension of 0.8 m, the well depth of 3 m, and (F) = 2ΠR, the number of infiltrating recharge wells required for the city development plan area of A are 1,331 units, of B 417 units, of C 286 units, of D 286 units, and of E 435 units. Therefore, total need of recharge wells for the Singkawang city is 2,756 units.

Kata Kunci : Konservasi sumberdaya air,Pembangunan,Tata ruang, Development, Spatial Plan, Water Resources Conservation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.