Mengkaji tentang eksistensi kesepakatan damai perang suku tahun 2006 di Kwamki Lama Timika guna merancang strategi manajemen konflik yang menciptakan perdamaian yang berkelanjutan
HAMADI, Olga Helena, Samsu Rizal Panggabean, MS
2008 | Tesis | S2 Magister Perdamaian dan Resolusi KonflikPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan perang suku terjadi tahun 2006 di Kwamki Lama Timika, dan mengapa kesepakatan damai yang di buat tidak dapat bertahan lama dan perang suku terjadi lagi di Timika. Subyek penelitian terdiri dari Kepala suku dari kedua kelompok yang bertikai, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat setempat, Pihak Muspida Kabupaten Mimika dalam hal ini Bupati Mimika, Kepala Distrik Mimika Baru, Lurah Kwamki Lama, Kapolres Mimika, Ketua Majelis Rakyat Papua, dan Aktivis-aktivis LSM di Timika. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumen resmi tentang kumpulan hasil kesepakatan secara adat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perang suku yang terjadi tahun 2006 disebabkan oleh dendam masa lalu antar kedua suku yang belum terbalaskan (aspek historis), adanya kesenjangan status sosial antar suku dalam mengakses dana 1 % dari PT. Freeport, dan faktor-faktor kepentingan ekonomi dan politik oknum-oknum tertentu. Kemudian mengapa kesepakatan damai yang dibuat tidak dapat bertahan lama, karena pertama; faktor mediasi yang diterapkan tidak sesuai dengan prinsip dan strategi Mediasi, Solusi yang diberikan selalu solusi adat tanpa menyentuh akar persoalannya. Dengan kata lain situasi atau konteks yang ada belum tepat untuk dilakukannya mediasi, kedua; Faktor adat/ budaya yang mengharuskan jumlah korban harus sama baru bisa terjadi perdamaian. Dengan diketemukannya faktor-faktor tersebut kiranya menjadi acuan untuk merancang strategi manajemen konflik yang dapat menciptakan perdamaian berkelanjutan.
This research objective is to understand what were factors resulting in the tribal war in 2006 in Kwamki Lama Timika, and why were the peace agreement disable to stand for long and the tribal war taking place again. This research subjects consisted of tribal leaders of both fighting groups, Custom Figures, Religious Pioners, and local society figures, Muspidas Parties of Timika District, in this case, the regent of Timika, Chief Village of Kwamki Lama, Chief Timika Resort Police, Papua People Representatives Leader, and NGO Activists in Timika. Data were collected by observational method, depth interview, and legal document on collection of customary agreement results. The results of research indicated that the tribal war took place in 2006 which was caused by pas unsolvable vengeance problems between both tribes (historical aspect), presence of social status gape between tribes in accessing 1 % fund of PT. Freeport, and factors of economic and politic interest of specific persons who were not responsible. Then, why could the made peace agreement not stand for long, because, first : the applied factors were inconsistent with mediation principles and solution strategy was customary solution without touching problem roots. In other word, existing situation or context had not been appropriated to mediate; Second : factors of custome/ culture which equated total sacrifices to get peace. The mentioned factors become reference to design a conflict management strategy which may create a continous peace.
Kata Kunci : Eksistensi kesepakatan damai,Strategi manajemen konflik,Perdamaian berkelanjutan, Existence os peace agreement, conflict manajemen strategy, continuous peace