Peranan gereja dalam pencegahan dan penyelesaian kerusuhan Kupang November 1998
HENDRIK, Isakh. Archilaus, Dr. Nanang Pamuji Mugasejati
2008 | Tesis | S2 Magister Perdamaian dan Resolusi KonflikPenilitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dalam pencegahan dan penyelesaian kerusuhan Kupang Nopember 1998 dan melihat fakta-fakta yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan serta bagaimana peranan gereja sebelum krusuhan, pada saat terjadinya kerusuhan, serta pasca kerusuhan. Metode yang digunakan adalah penilitian kualitatif dengan menggunakan dua instrumen kualitatif yaitu observasi dengan wawancara mendalam dan wawancara informal. Hasil dari penilitian ini menunjukan bahwa peranan Gereja Masehi Injili di Timor(GMIT) dalam pencegahan dan penyelesaian kerusuhan Kupang cukup basar. Hal itu nyata di dalam keterlibatan gereja baik pada saat sebelum kerusuhan, saat terjadinya kerusuhan, dan pasca kerusuhan. Peranan gereja dalam pencegahan dan penyelesaian kerusuhan Kupang melalui mediasi, manejemen konflik dan keadilan transisional. Peranan mediasi, manejemen konflik, keadilan transisional gereja dilakukan melalui dialog antar pimpinan agama dan tokoh-tokoh masyarakat serta sosialisasi peace building, koordinasi dengan pemerintah, TNI, Polri dan pimpinan agama, rekonsiliasi, konsolidas dan rehabilitasi. Selain itu dalam penelitian penulis juga menemukan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan Kupang yaitu kesenjangan ekonomi antara pendatang dan penduduk lokal, longgarnya hubungan antar etnik, agama dan golongan. Secara umum peranan gereja dalam pencegahan dan penyelesaian kerusuhan Kupang belum komprehensif karena masih lebih mengandalkan wibawa atau ketokohan para pimpinan gereja. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan berada di luar jangkauan gereja, seperti persoalan ekonomi dan politik. Meskipun demikian, untuk konteks masyarakat Kupang yang mayoritas beragama Kristen peranan gereja melalui tokoh gereja masih efektif dalam mencegah kerusuhan. Oleh karena itu sangat penting bagi gereja untuk lebih meningkatkan kapasitasnya dalam hubungannya dengan manejemen peace building. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan yang berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan manejemen dan resolusi konflik, baik pada level pemimpin akar rumput, menengah maupun pimpinan pusat.
This research has objective to identify the extent of role of Gereja Maeshi Injili in Timor (GMIT) in prevention and resolution of Kupang riot in November 1998 and to analyze facts that the riot and what church role before, at, and after riot. It used qualitative method using two qualitative instruments: in-depth interview and informal interview. The research results indicated that role of Gereja Masehi Injili in Timor (GMIT) in prevention and resolution of Kupang riot was great. It can be seen in its involvement before, at and after riot. Role of Church in prevention and resolution of the riot was carried out through mediation, conflict management, and transitional justice. The role of mediation, conflict management, and transitional justice were done by making dialogue with religion leaders and public figures, peace building campaign, coordination with government, TNI and Police, religious leaders, reconciliation, consolidation and rehabilitation. In addition, the research indicated other factors causing the Kupang riot, that is economic disparity between comer and local citizen, loose association between ethnics, religions and groups. In general, role of church in prevention and resolution of Kupang riot has not comprehensive yet due to more relied on power or prominence of church leaders. There were many factors causing the riot beyond church reach such as economic and political issues. However, within context of Kupang community, which majority is Christian role of church through its leaders was still effective in preventing riot. Therefore, it is important for church to improve its capacity in relation to peace building management. it may be done by making training that relate to knowledge and skill of conflict management and resolution, in grassroots leader level, middle level and central leader level.
Kata Kunci : Peranan gereja,Manajemen konflik,Pencegahan kerusuhan,Sosialisasi peace building,role of the church, prevention, resolution, riot