Laporkan Masalah

Analisis kesempatan kerja di Kabupaten Kulon Progo

WISNUTOMO, Sigit, Drs. Tukiran, M.A

2008 | Tesis | S2 Magister Studi Kebijakan

Pada dasarnya istilah kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, terdiri dari lapangan pekerjaan yang sudah terisi maupun yang masih belum terisi. Oleh karena data kesempatan kerja secara nyata sulit untuk diperoleh, maka untuk keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui banyaknya lapangan pekerjaan yang terisi, tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja atau employed (Depnaker, 1993). Berdasarkan konsep Labour Force Approach, Badan Pusat Statistik telah membakukan definisi data ketenagakerjaan bahwa kesempatan kerja dapat didekati dengan data penduduk yang bekerja, yaitu penduduk yang melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh pendapatan atau membantu memperoleh pendapatan/keuntungan paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu, termasuk dalam hal ini mereka yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dikarenakan berbagai sebab. Kesempatan kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam ketenagakerjaan karena pada hakekatnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut hanya dapat terpenuhi apabila memiliki penghasilan/pendapatan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo dengan memanfaatkan data sekunder dan hasil publikasi. Analisis tentang perluasan kesempatan kerja dilakukan secara makro di tingkat Kabupaten. Sementara itu, data tentang profil penganggur dan setengah penganggur dianalisis sampai pada level kelurahan. Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai lokasi penelitian karena beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, secara umum kebijakan perluasan kesempatan kerja di daerah kabupaten adalah amanat dari kebijakan nasional penanggulangan penganggur yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 8 Desember 2005. Kedua, penduduk di Kabupaten Kulon Progo telah melakukan beberapa kegiatan industri rumah tangga seperti pembuatan gula kelapa, pembuatan kerajinan (handicraft), pembuatan minyak kesehatan dari kelapan (VCO), dan budidaya obat-obatan herbal. Peluang kerja yang telah ada tersebut penting untuk dikembangkan dalam jalinan kerjasama antar daerah melalui kebijakan pemerintah yang lebih kondusif. Alasan ketiga terkait dengan kualitas penduduk Kabupaten Kulon Progo. Hasil laporan nasional pembangunan kependudukan tahun 2004 menyebutkan bahwa Kabupaten Kulon Progo menempati posisi keempat setelah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Fakta ini menjadi pemicu tersendiri bagi Kabupaten Kulon Progo untuk berbenah diri memperbaiki kualitas penduduk. Hal pokok yang segera dilakukan adalah memperbaiki standar hidup, dalam arti kebutuhan dasar bagi penduduk.

Basically, the terms of job opportunities mean vacancies or jobs available as consequences of economical activities, consist of occupied job and the unoccupied ones. For practical needs, a real job opportunities is difficult to be obtained. There is an approximation method used. The method says that the number of job opportunities can be derived from the number the number of occupied jobs described from the number of employed people. Based on the concept of Labour Force Approach, The Central Statistical Board has determined the definition of labour data. The definitions that the number of job opportunities can be derived form the data of employed people, that is the people who work or support for earnings/profits at least one hour continuously in the past one week, in this case employed people who are temporary jobless for several reasons are included. Job opportunities is a very important matter in labour field because principally all persons want to meet their need. The need can be met if they have earnings. The research which will be conducted in Kulon Progo Regency analyzes secondary data and publication products. A macro analysis of job opportunities is conducted through regency levels data, meanwhile the unemployed and semi-unemployed people will be analyzed through village level data. Kulon Progo regency is selected as the location of research for several reasons. First, generally, the policy of job opportunity extension in regency level is an national instruction for combating unemployment announced by the President Susilo Bambang Yudhoyono on December 8th 2005 second, people in Kulon Progo regency have conducted several kinds of home industry activities, such as coconut sugar production, herbal oil (Virgin Coconut Oil) and other herbal product. The job opportunities available in such activities need to be developed in an inter-region networking cooperation through better governmental policies. Third, the reason is related with the quality of Kulon Progo people. Based on the national report of demography development in 2004, Kulon Progo people quality level is in the fourth position. After those of Yogyakarta Municipality, Sleman Regency and Bantul Regency. The fact stimulate the awarness to enhance the quality of Kulon Progo people. Prime measure that must be conducted in enhancements of people life standard, that is essential need for people.

Kata Kunci : Kesempatan kerja,Lapangan pekerjaan,Kulon Progo,employment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.