Laporkan Masalah

Tokoh Triwikrama 'Brahala' wayang kulit purwa gaya Yogyakarta :: Kajian bentuk, makna, dan fungsi dalam Pakeliran

RAHARJA, R. Bima Slamet, Prof. Dr. R.M. Soedarsono

2008 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bentuk, makna, dan fungsi dalam pakěliran tokoh Triwikrama ‘Brahala’ wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. Bukanlah suatu hal yang sederhana dalam menganalisis tokoh Triwikrama ‘Brahala’ wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. Sepanjang pengamatan yang dilakukan, ternyata bentuk tokoh Triwikrama ‘Brahala’ gaya Yogyakarta mempunyai keunikan dan spesifikasi tersendiri dibandingkan dengan gaya-gaya wilayah lain. Terdapat substansi yang lebih spesifik dalam hal bentuk, makna, dan fungsinya dalam pertunjukan. Dalam hal ini, penelitian tentang Triwikrama ‘Brahala’ ini dititikberatkan pada wujud Triwikrama ‘Brahala’ Krěsna-Wisnu. Bentuk yang divisualisasikan melalui wayang kulit purwanya cenderung mendekati pada substansi yang terdapat pada sumber teks kesusasteraan keraton, terutama dalam Sěrat Baratayuda. Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya tidak dapat diabaikan peranannya dalam melacak aspek kesejarahan, yakni mulai kapan bentuk Triwikrama ‘Brahala’ mulai ditampilkan. Mengenai tataran makna dapat pahami setelah bentuk diamati dan dikaji melalui karakter wanda, unsur-unsur yang ditemukan, dan atributatribut yang dikenakan tokoh Triwikrama ‘Brahala’ wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. Makna dapat ditunjukkan melalui aspek simbolis dan filosofisnya. Di samping itu, pada bentuk wayang kulit purwa Triwikrama ‘Brahala’ gaya Yogyakarta yang ditemukan di dalam keraton mempunyai makna simbolis tersendiri. Hal ini berkaitan dengan hadirnya makna konsep kekuasaan ratu binathara sebagai salah satu alat legitimasi kekuasaan bagi raja dan putera mahkota. Adapun fungsi yang dapat diamati melalui tokoh Triwikrama ‘Brahala’ adalah kehadirannya dalam pakěliran wayang kulit tradisi Yogyakarta, terutama lakon Krěsna Duta. Fungsi seni sebagai sarana ritual akan tampak secara jelas dalam lakon ini selain fungsi Triwikrama ‘Brahala’ sebagai presentasi estetis yang ditunjukkan melalui simpingan dalam pakěliran gaya Yogyakarta. Mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin yang memfokuskan pada kajian kesenirupaan dan sedikit menyinggung pertunjukannya dengan dibantu pendekatan lain seperti kesejarahan, kesusasteraan, ikonografis, phisiognomis, simbolis dan fungsi seni.

The aim of the research is to study the form, meaning, and function of pakĕliran Triwikrama 'Brahala' figure wayang kulit purwa Yogyakarta style. It is not a simple thing to analyze the figure. During the observation, it is known that Triwikrama 'Brahala' figure of Yogyakarta style has uniqueness and specification compared to other styles. In its show, there is more specific substance of form, meaning, and function. The research is emphasized on the form of Triwikrama 'Brahala' Krĕsna Wisnu. The form which is visualized through wayang kulit purwa tends to be close with substance of palaces' literary text, especially Sĕrat Baratayuda. Yogyakarta Palace as the cultural center could not be ignored its role in tracking the historical aspect of when the form of Triwikrama 'Brahala' started to be performed. The meaning can be understood after the form is observed and studied through wanda character, elements which are found, and the attributes of wayang kulit purwa Yogyakarta style. The meaning itself is showed through symbolic and philosophical aspect. In addition to that, it is known that wayang kulit purwa Triwikrama 'Brahala' Yogyakarta style has its own symbolic meaning. It is related with the concept of ratu binathara authority as the authority legitimation of king and crown prince. The function that could be observed through Triwikrama 'Brahala' figure is its presence in pakĕliran wayang Yogyakarta style, especially Krĕsna Duta play. The function of art as the ritual medium is clearly seen in the play as well as the function of Triwikrama 'Brahala' as aesthetical presentation which is showed by simpingan in pakĕliran of Yogyakarta style. The method used in the research is qualitative method with multidisciplinary approach that focuses on the study of artistic matters and touches on its show with the help of other approach for example history, literature, iconographic, physiognomic, symbolic, and art function.

Kata Kunci : Triwikrama,Brahala,Kresna,Wishnu,Pakeliran,Gaya Yogyakarta,Ratu binethara,Kresna Duta


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.