Laporkan Masalah

Evaluasi ekonomi jasa lingkungan :: Studi kasus pada sub DAS Glenggong, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

NUGRAHENI, Niken, Dr. Slamet Suprayogi, M.S

2008 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Hutan dengan berbagai variasi fungsinya merupakan sumberdaya alam terbarukan yang sangat penting bagi manusia. Demikian pula, penanaman campur yang diterapkan di sub DAS Glenggong juga menghasilkan berbagai manfaat, seperti getah Pinus, kayu, penyedia air dan jasa lingkungan lain seperti pengendali erosi, banjir, tanah longsor dan penyerapan karbon yang penting bagi kelangsungan kehidupan. Selama ini berbagai macam barang dan jasa yang dihasilkan oleh hutan dirasa dapat digunakan secara gratis, tidak pernah diperhitungkan harga ataupun nilainya.Valuasi ekonomi diperlukan dalam rangka memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar potensi air yang dihasilkan ekosistem, nilai ekonomi jasa lingkungan yang dihasilkan, nilai kelayakan ekonomis sistem penanaman campur dan mekanisme insentif yang dapat diterapkan di sub DAS Glenggong. Kuantitas sumberdaya air diketahui berdasarkan data sekunder debit harian bulan Maret 2004 – Februari 2005, sedangkan kualitasnya diketahui dengan melakukan pengambilan sampel air secara purposive sampling dan dianalisis di laboratorium. Struktur dan komposisi vegetasi diketahui dengan melakukan analisis vegetasi pada beberapa plot sampel yang ditentukan secara purposive sampling. Valuasi ekonomi dihitung dengan menggunakan pendekatan pasar dan pasar pengganti. Kelayakan secara ekonomis penerapan sistem penanaman campur (mix planting) diketahui dengan menggunakan analisis benefit-cost ratio (BCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume air yang dihasilkan ekosistem sebesar 750.429,57 m3/tahun, dimanfaatkan masyarakat sebesar 6.007,17 m3/tahun, sedangkan potensi air yang belum termanfaatkan sebesar 744.422,4 m3/tahun. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa air yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi masyarakat. Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa vegetasi didominasi oleh Pinus, diikuti dengan Mahoni, Puspa, Sonokeling, Kopi dan berbagai jenis tumbuhan bawah. Variasi vegetasi ini menghadirkan struktur dan komposisi yang beragam dalam ekosistem. Hasil valuasi ekonomi dengan jangka waktu pengelolaan sampai tahun 2008 dan tingkat suku bunga 12% menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp. 1.390.598.829. Nilai tersebut terdiri dari nilai potensi sumberdaya air Rp. 24.895.504, getah Pinus Rp. 705.585.214, hasil panen Kopi Rp. 8.748.000, nilai pengendali erosi Rp. 64.257.196 dan nilai penyerapan karbon Rp. 587.112.915. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan penanaman campur adalah sebesar Rp. 1.037.839.484, sehingga diperoleh BCR sebesar 1,34. Mekanime insentif dirancang untuk tindakan konservasi dan pemeliharaan hutan didasarkan jasa yang dihasilkan oleh ekosistem.

Forest with its various function is an important reneweble resource for mankind. Mix plantation which is practiced in Glenggong sub watershed area also have various benefits, such as Pine gum and wood production, water supply and environmental services as well as controlling erosion, floods, landslide and absorbing carbon that necessary to support life. Those various gods and services provided by the forest have been used for free and has never been valued properly. Economic valuation is needed to quantitatively value its goods and environmental services. The purpose of the research is to find out how much water yield which is provided by the ecosystem in terms of its total economic value, benefit-cost ratio and incentive mechanism to be applied in the location. The water yield, both quantitatively and qualitatively obtained from the ecosystem is predicted by using secondary data of daily discharge (March 2004- February 2005). The water sample is taken by following the purposive sampling method was then, analysed in the laboratory. The structure and composition of vegetation is studied on some samples plots by using vegetation analysis technique. Economic valuation calculation is carried out by using substitution market and market approach. Economic elegibility in applying mix planting is valued by using benefit-cost ratio (BCR) analysis. Research showed that the total water yield is 750.429,57 m3/year, is being used by society was 6.007,17 m3/year as many as water yield which have not exploited yet was 744.422,4 m3/year. The result of laboratory analysis indicate that water resources provided by ecosytem can be used safely by the society. Vegetation analysis showed that Pine is dominating vegetation, followed by Mahoni, Puspa, Sonokeling, Coffee and various under stories vegetation. The economic valuation showed that total economics value of ecosystem with management period until 2008 and rate of interest level of 12% was Rp. 1.390.598.829. The value was consist of water resources value Rp. 24.895.504, Pine gum Rp. 705.585.214, Coffee Rp. 8.748.000, erosion controller Rp. 64.257.196 and carbon absorption Rp. 587.112.915. The total cost that was spent to establish this mixture plantation was Rp. 1.037.839.484, so this project has BCR 1,34. Incentive mechanism is also designed to support conservation and maintenance activities needed by forest which is based of service that provided by ecosystem.

Kata Kunci : Evaluasi ekonomi,Jasa lingkungan,Penanaman campur,Sumber daya air,Mekanisme intensif, mixture plantation, water resources, economic valuation of environmental services, incentive mechanism


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.