Laporkan Masalah

Sejarah kehidupan sehari-hari orang Ambon di Surabaya tahun 1930-1945

SUGIARTI, Eni, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A

2008 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Memori sosial masyarakat Surabaya terhadap orang-orang Ambon pada masa kolonial sangat menentukan pola sikap dan tindakan masyarakat Surabaya, pada masa Jepang sampai awal kemerdekaan Indonesia. Pola interaksi yang dibangun oleh orang-orang Ambon dengan masyarakat Surabaya berkaitan dengan perubahan kekuasaan dari masa kolonial Belanda ke masa Jepang, sampai kekuasaan Indonesia. Pada masa kolonial, orang-orang Ambon dengan identitas sebagai Belanda, menempati posisi penguasa, sedangkan masyarakat Surabaya menempati posisi sebagai kelompok pribumi yang dikuasai. Interaksi sosial yang dibangun oleh keduanya tidak dapat berjalan dengan baik, hanya dalam konteks tertentu interaksi masih terjadi. Perubahan kekuasaan Belanda kepada Jepang merubah posisi orang Ambon dari kelompok penguasa menjadi kelompok yang kalah dan dikuasai. Sebaliknya masyarakat Surabaya berubah menempati posisi penguasa. Hal ini berlangsung terus sampai masa awal kemerdekaan. Perubahan posisi ini menyebabkan interaksi diantara keduanya berhenti. Pada masa-masa ini, masyarakat Surabaya memandang identitas orang Ambon sebagai pribumi telah hilang dan identitas sebagai Belanda yang kalah yang ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Interaksi sosial antara orang Ambon dengan masyarakat Surabaya pada masa kolonial Belanda, masa Jepang sampai awal kemerdekaan didasari oleh pemahaman identitas kelompok penguasa dan kelompok yang dikuasai. Perubahan Masa kekuasaan berpengaruh terhadap perubahan posisi masing-masing kelompok yang terlihat dari pola-pola interaksi yang terjadi. Pada masa kolonial, orang-orang Ambon berada di posisi sebagai kelompok yang berkuasa, namun pada masa Jepang dan masa awal kemerdekaan Indonesia posisi tersebut ditempati oleh masyarakat Surabaya.

The social memory of Surabaya society towards Ambon people during colonialism was extremely determine of attitude and movement of Surabaya society, in Japanese era until early Indonesia independence. The interaction which was built by Ambon people with Surabaya society related to the power transition from the Dutch to Japanese colonialism, until Indonesia power. In colonialsm, Ambon people who had their identity as Dutch, plared them as ruler, while Surabaya society as a group who were controlled. Social interaction which was built by both of them could not run well, but it could be done in a few context. The power transition of Dutch to Japanese era changed Ambon people position became those was going on through early independence. This change of position coused the interaction did not run. In this period, Surabaya society thought that Ambon people had lost their identity as native, and they were just as the conquered Dutch. Thus, it can be concluded that social interaction between Ambon people and Surabaya society in Dutch colonialism, in the Japanese era until early Indonesia independence is based on understanding of the ruler group identity and controlled group. Power transition make an influence of position changing in each group is described from the interaction. In the Dutch colonialism, Ambon people were ruler, but in Japanese era until early Indonesia independence, the position turned to Surabaya society.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, perubahan masa, identitas, social interaction, the power transition, identity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.