Laporkan Masalah

Dampak pengembangan pariwisata dan proses marginalisasi masyarakat lokal

LINDAWATI, Noor Aneka, Drs. Suharman, M.Si

2008 | Tesis | S2 Sosiologi

Pariwisata yang dikenal sebagai industri tanpa asap merupakan sebuah industri besar yang telah berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu sektor yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap devisa negara dan peningkatan tenaga kerja di berbagai negara dan teritori, termasuk Indonesia. Di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Kotabaru sejak tahun 2002 sektor pariwisata mulai dilirik untuk dikembangkan sebagai sektor unggulan daerah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah (PAD). Sebagai sebuah industri yang multidimensional dan kompleks, tenyata industri pariwisata merupakan sebuah fenomena yang cukup dilematis. Kekompleksitasan industri pariwisata selain memiliki dimensi yang positif ternyata juga memiliki berbagai dampak negatif yang cukup memprihatinkan bagi kehidupan masyarakat dimana industri pariwisata itu dikembangkan. Permasalahan penelitian ini difokuskan pada pertanyaan bagaimana proses terjadinya marginalisasi masyarakat lokal di desa Gedambaan sebagai akibat pembangunan sektor pariwasata ?. Secara metodologis mengkaitkan antara kajian pustaka dan analisis temuan empiris, khususnya di obyek wisata Pantai Gedambaan Kabupaten Kotabaru Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Pilihan obyek ini didasarkan pada alasan ; (1) Pantai Gedambaan merupakan obyek wisata unggulan yang paling banyak mendapat sentuhan pembangunan terutama pembangunan fisik oleh Pemda setempat (2) Obyek wisata pantai Gedambaan merupakan satu-satunya obyek wisata yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan ODTW lainnya yang ada di Kabupaten Kotabaru. (3) Objek wisata pantai Gedambaan dalam perkembangannya telah memberikan perubahan khususnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar obyek wisata baik itu perubahan pada mensi ekonomi maupun sosila budaya dan lingkungan alam. Hasil temuan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata khususnya pengembangan obyek wisata pantai Gedambaan di Kabupaten Kotabaru telah menyebabkan masyarakat lokal mengalami proses marginalisasi dari kehidupan sosial ekonominya. Kebijakan Pemda setempat melakukan pembebasan lahan di atas tanah perkebunan kelapa milik penduduk lokal merupakan awal mula terjadinya proses marginalisasi penduduk lokal. Akibatnya terjadi penyempitan lahan pertanian dan masyarakatpun menjadi kehilangan sumber daya ekonomi sebagai sumber pendapatan. Proses marginalisasi terhadap penduduk lokal di desa Gedambaan ini selanjutnya dapat dilihat dari fenomena hilangnya mata pencaharian penduduk lokal. Disisi lain aktivitas pariwisata di desa Gedambaan juga tidak memberikan akses yang adil bagi penduduk lokal untuk ikut melakukan aktivitas ekonomi demi peningkatan taraf hidup sekaligus juga tidak memberikan peluang kepada penduduk lokal untuk ikut serta merasakan hasil dari pembangunan pariwisata yang ada di wilayah mereka. Dalam hal ini pengembangan obyek wisata pantai Gedambaan tidak mampu menjawab persoalan kemiskinan yang ada di desa Gedambaan Kabupaten Kotabaru Pulau Laut.

Tourism which is known as unsmoky industry is a big industry. It has proved itself as one of sector which give enough contribution to foreign exchange and increased of manpower in every country and teritorial, included Indonesia. At several place Indonesia, included Kabupaten Kotabaru, tourism sector stars to be glanced out be developed as superior sector which is hoped has capability giving contribution to the regency income increased. As a multidimensional and complex industry, tourism industry is a dilemma phenomenon. The tourism industry complexity is not only has positive dimension but also has concerned negative effect to society living where he industry was developed. The problem research was focused to question how did process of local society marginalization in Gedambaan village because of tourism sector development ? The method was done by connecting between book review and emphirical finding analysis, especially in Gedambaan beach, Kabupaten Kotabaru Pulau Laut, South Kalimantan. This object research was based on reasons of ; 1) Gedambaan beach was a superior tour object which was at the very most getting development touch especially physic development, by local government (Pemda). 2) Gedambaan beach was only one object tour which gave big contribution to regency income, compared with other tour object in Kabupaten Kotabaru Pulau Laut. 3) Gedambaan beach tour object in its development had given change especially for society who lived around tour object whether in economic dimension change or in culture, social and natural environment. The result showed that tourism development, especially development of beach Gedambaan tour object in Kabupaten Kotabaru had caused local society marginalization from social and economic living. The local government wisdom gave free land on coconut plantation land belong to local and inhabitant. It was is the beginning of local inhabitant marginalization process. Then, it was happened farm land constriction. Caused the society lost of economic resources as income source. Furthermore marginalization, process to local inhabitant in Gedambaan village, could be seen from the phenomenon of local inhabitant living to be lost. In the other side, tourism activity in Gedambaan village also did not give access local inhabitant to follow economic activity for standard of living increased and also did not give change local inhabitant to experience tourism development result. In this case Gedambaan beach, tour object development could not answer poverty problem which were in Gedambaan village, Kabupaten Kotabaru Pulau Laut.

Kata Kunci : Pariwisata,Marginalisasi,Pengembangan,Development, Tourism, Marginalization


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.