Laporkan Masalah

Patogenesitas Vibrio parahaemolyticus isolat dari Ngurah Rai pada ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

RIDWAN, Muhammad, Prof. drh. Kurniasih, M.VSc., Ph.D

2008 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Vibrio parahaemolyticus dalam menimbulkan penyakit yang ditunjukkan adanya perubahan histopatologik dan hematologik pada ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Penelitian ini dilakukan 2 tahap, tahap persiapan meliputi pemurnian dan pengembalian virulensi isolat V. parahaemolyticus asal Balai Karantina Ikan Ngurah Rai, Bali, yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada. Tahap kedua digunakan lima puluh lima ekor ikan k erapu macan yang dibagi dua kelompok. Kelompok satu terdiri lima ekor ikan tidak diinfeksi V. parahaemolyticus 0,1 ml 105 sel/ml intraperitoneal yang dipelihara dalam lima akuarium masing-masing berisi sepuluh ekor ikan. Pengambilan sampel darah ikan melalui vena caudalis sebanyak 0,5 ml untuk pemeriksaan darah rutin dan diotopsi untuk pemeriksaan histopatologik. Pemeriksaan dilakukan setiap hari mulai hari sampai hari ke sepuluh. Gejala klinis terlihat, warna kulit menjadi gelap, frekwensi pernapasan meningkat, sirip gripis, operkulum dan sekitar rongga mulut kemerahan. Jumlah leukosit total naik secara signifikan pada hari ke dua , menurun hingga hari ke lima dan naik lagi hari ke enam hingga kesepuluh. heterofil meningkat pada hari kedua kemudian menurun hingga hari ketujuh dan naik lagi hingga hari kesepuluh. limposit naik hari ketiga mengikuti pola jumlah leukosit total. Monosit naik signifikan pada hari keenam kemudian menurun. Perubahan histopatologi yang menonjol adalah radang pada ventrikel jantung mulai hari kedua, radang granulomatosa pada hati dan ginjal mulai hari ketiga, radang usus mulai hari kelima, kongesti dan hemoragi otot mulai hari keenam.

The research aims at identifying the pathogenicity of Vibrio parahaemolyticus in Brown Marbled Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) indicated by histopathologic and hemathologic changes. The research is carried out in two stages. Preparation stage which encompasses purification and revirulence of V. parahaemolyticus isolate obtained from Fish Quarantine Services of Ngurah Rai, Bali is completed in Microbiology Laboratory of Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University. Two groups of Brown Marbled Grouper are subjected to the next stage. The first group consists of five uninfected Brown Marbled Grouper. The second group consisting of fifty Brown Marbled Grouper kept in five respective aquariums is assigned to 0.1 ml 105cell/ml V. parahaemolyticus intraperitoneal infection. A 0.5-ml blood sample of the fish is collected via vena caudalis for routine blood examination and subjected to autopsy for histopathologic examination. Examinations are performed daily for 10 days. Clinical symptoms such as darkening skin, increasing respiration frequency, bumpy fins, reddish operculum and area of mouth cavity appear. The number of leukocyte increases significantly on day 2 then decreases on day 5. It begins to increase again from day 6 to day 10. The number of heterophile increases on day 2 but decreases until day 7. It increases again until day 10. An increase occurs in the number of lymphocyte following the total number pattern. The number of monocyte increases significantly on day 6 but went into decline afterwards. Apparent histopathologic changes include inflammation of the heart ventricle since day 2, granulomatous inflammation of the heart and kidney since the day 3, inflammation of the intestine since day 5, congestion and hemorrhage of muscle since day 6.

Kata Kunci : Patogenesitas,Vibrio parahaemolyticus,Kerapu Macan,Epinephelus fuscoguttatus,Vibrio parahaemolyticus, Brown Marbled Grouper (Epinephelus fuscoguttatus), pathogenicity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.