Sikap dan pemahaman keberagaman Tokoh-tokoh agama terhadap aktivitas bantuan sosial kemanusiaan dari institusi keagamaan :: Studi kasus di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi D.I. Yogyakarta
MA'RUF, Amin, Dr. Djam'annuri
2007 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan AgamaPenulisan tesis ini dilatarbelakangi oleh adanya realitas di dalam masyarakat Gunungkidul terkait dengan berbagai aktifitas bantuan kemanusiaan dari lembagalembaga keagamaan. Aktifitas-aktifitas bantuan tersebut tidaklah selalu menerima respon positif. Isu yang mengemuka adalah isu penyebaran agama, khususnya penyebaran agama Kristen/ Katolik atau istilah populernya 'Kristenisasi'. Isu tersebut mempengaruhi kondisi hubungan antar agama di sana. Di sini peran otoritas keagamaan, yaitu tokoh-tokoh lokal agama menjadi begitu penting dalam hubungan antar agama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi konflik dalam kehidupan keberagamaan di Gunungkidul, yaitu dengan mengeksplorasi sikap dan pemahaman keberagamaan para tokoh agama sebagai respon terhadap aktifitas bantuan sosial kemanusiaan yang dilakukan oleh institusi-institusi keagamaan yang berbeda. Wilayah penelitian ini adalah lembaga-lembaga keagamaan yang berada di Gunungkidul, yang telah lama eksis dalam masyarakat, dan punya pengaruh signifikan terhadap masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan dalam pengumpulan data menggunakan metode pengamatan/ observasi lapangan serta metode wawancara tatap muka/ wawancara mendalam (indepth interview). Adapun proses analisis data menggunakan pentahapan Miles dan Huberman, yaitu mereduksi data, memaparkan bahan empirik, dan menarik kesimpulan serta memverifikasikan. Penelitian ini berhasil mengungkap sikap dan pemahaman keberagamaan para tokoh yang merefleksikan potensi konflik. Sikap mereka terhadap aktifitas bantuan dari lembaga keagamaan lain terbagi menjadi tiga sikap, yaitu: sikap menerima atau membolehkan, sikap menerima atau membolehkan tapi dengan prasyarat tertentu, sikap menolak. Sikap-sikap tersebut mempunyai korelasi dengan pemahaman tokoh menyangkut teologi, sejarah perjumpaan agama-agama baik konteks dunia, Indonesia maupun lokal serta situasi kontemporer. Adanya motivasi dan aspek kognitif yang berbeda-beda dari para tokoh mengakibatkan suatu sikap belum tentu dilatarbelakangi oleh pemahaman yang sama, bahkan berbeda. Aspek kognitif yang mempengaruhi pemahaman dan sikap para tokoh adalah pengalaman interaksi dengan pemeluk agama lain, latar pendidikan agama, dan asal kelahiran. Bertolak dari hal tersebut dapat diketahui bahwa situasi keberagamaan di sana berpotensi konflik yang besar jika melihat dinamika masyarakat yang cepat. Kondisi hubungan agama-agama di sana masih terbebani warisan sejarah konflik, adanya paradigma mayoritas-minoritas yang memungkinkan kompetisi antar agama, dan dominasi Pemerintah dalam kehidupan keberagamaan.
There is a reality in Gunungkidul that many activities of social aid are conducted by different religious institutions. The activities do not always get good respond from people there. The rising issue is religious proselytizing, especially Christianity (Protestant and Catholic) or in a popular term, 'Christianization'. The issue influences inter-religious relationship. Here, role of religious authority or local religious prominent figures becomes important and significant in interreligious relationship. This research aims to understand religious potential conflict in Gunungkidul by exploring their religious attitudes and understanding related to the social aid activities from different religious institutions. The object of the research is religious institutions in Gunungkidul which have significant influence to society. This research uses purposive sampling method, observation and in-depth interview. In analysis, this research uses Miles and Huberman model, which are data reduction, empirical object explanation, conclusion, and verification. The results of the research are: the attitudes of religious prominent figures can be divided into three kinds, which are acceptance, acceptance with certain prerequisite, and rejection. The attitudes have correlation to their understanding of theology, religious encounter history in the world, Indonesia/ local context, and contemporary situation. There are different motivations and cognitive aspects of the religious figures which have a consequence that one kind of attitude uncertainly has a background of similar understanding, even different understanding. The cognitive aspects which influence their attitude and understanding are inter-religious interaction, religious education background, and origin. Then, it can be understood that inter-religious situation there has a big potential conflict compare to a rapid social dynamic. Inter-religious relationship there is still burdened by religious conflict history; majority-minority paradigm tends to religious competition, and Government domination in inter-religious life.
Kata Kunci : Tokoh Agama,Sikap Keberagaman,Bantuan Sosial,Potensi Konflik, inter-religious attitudes, inter-religious understanding, potential conflict