Kajian kerusakan lingkungan akibat kegiatan industri tahu terhadap penurunan kualitas air tanah :: Kasus di kawasan sentra industri tahu Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul
MARDIANA, Hayya, Prof.Dr.dr. Adi Heru Sutomo, M.Sc
2008 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan LingkungaPenelitian ini dilakukan di Sentra Industri Tahu Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Saat ini tercatat sebanyak 47 pengrajin tahu beroperasi dalam setiap harinya. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan tersebut tidak di kelola sebagaimana mestinya dan hanya di buang pada lubang-lubang galian disekitar halaman rumah yang padat pemukiman penduduk, dan berpotensi terhadap terjadinya pencemaran pada air sumur sekitarnya. Tujuannya adalah mengkaji penurunan kualitas air tanah akibat pembuangan limbah cair industri tahu, mengkaji pengaruh penurunan kualitas air tanah akibat pembuangan limbah cair industri tahu serta mengkaji kepedulian dan usaha masyarakat dalam mengatasi limbah cair dari kegiatan industri tahu. Data yang diperlukan merupakan data primer dan sekunder. Data primer berupa identifikasi pencemaran, diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dan di laboratorium. Data primer meliputi data tentang kualitas air tanah dengan parameter Nitrat, Nitrit, Zat Organik, pH, Suhu dan Warna. Parameter ini merupakan kandungan yang terdapat pada limbah cair industri tahu. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu hasil uji laboratorium dibandingkan dengan Keputusan Gubernur DIY., Nomor 214/KPTS/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah untuk Wilayah propinsi DIY. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa telah terjadi pencemaran air tanah akibat pembuangan limbah industri tahu, pencemaran air tanah dipengaruhi oleh jarak antara sumber pencemar dengan sumur penduduk, semakin jauh jarak sumur dengan kegiatan sentra industri tahu, kualitas air tanahnya semakin baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian pada jarak 5 meter, kandungan kimia untuk parameter nitrat dan zat organik lebih besar, jika dibandingkan dengan jarak 10 meter dan jarak 15 meter, maupun jika dibandingkan dengan sumur kontrol. Secara keseluruhan, tingkat kepedulian pengrajin tahu dan masyarakat yang tinggal di sekitar industri masih rendah. Hasil pengamatan dan wawancara menyatakan bahwa, jika terjadi perubahan kualitas air tanah 4.26 % membuat sumur baru, 21.27 % membiarkan pencemaran terjadi dan 74.47 % memilih memindahkan lubang penampungan limbah. Kurang pedulinya pengrajin tahu untuk membangun instalasi pengolahan air limbah, karena membutuhkan biaya relatif besar, jika dibandingkan dengan pendapatan pengrajin tahu. Instalasi pengolahan limbah yang ada sekarang ini, merupakan bantuan dari pihak lain, seperti Perguruan Tinggi, LSM dan Instansi Pemerintah masih belum berfungsi secara maksimal.
The study is conducted at the Center of Tofu Industry, Trimurti, Subdistrict of Srandakan, Bantul. There are as many as 47 tofu producers. Waste disposed from the production process is not managed as it should be and it is just retained in holes around the densely populated housing which may pollute water in the surrounding. The objective of the study was to observe deteriorating groundwater, quality of water caused by the disposal of tofu liquid waste, to study the effect of groundwater quality deterioration and concerns as well effort of the community in overcoming tofu industry liquid waste. Data needed were primary and secondary data. Primary data consisted of identification of pollution obtained from observation in the field and the laboratory such as groundwater quality using parameters of nitrate, nitric, organic compound, pH, temperature and colour. These were present in tofu industry liquid waste. Secondary data were obtained from literature study. Data were analyzed descriptively by comparing the result of laboratory test and the Regulation of Governor DIY., No. 214/KPTS/1991 on the Standard Quality of Area Environment for the Region of province DIY. The result of the study showed that there was groundwater pollution caused by the disposal of tofu industry waste; groundwater pollution was affected by distance between the source of pollutant and wells; the further the distance the better the quality of groundwater was. This was indicated from the result of the study from aspect of distance. At 5 meters distance chemical contents of nitrate and organic compound were greater than at 10 and 15 meters distance, or when compared to control wells. In general, concerns of tofu producers and the community living nearby were still relatively low. The result of observation and interview revealed that when there was a change on groundwater quality, as much as 4.26% made new wells; 21.27% ignored the pollution and 74.47% made new holes for waste disposal. Tofu producers had less concern for building waste water processing installation due to greater cost than income. Waste processing installations available were aids from institutions such as universities, non government organizations and government institutions and they did not function well.
Kata Kunci : Pencemaran Air Tanah,Limbah Cair Industri Tahu, environmental damage, tofu industry, quality of groundwater