Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Asma Bronkial di Kabupaten Boyolali
PURBA, Arya HM, dr. Yusrizal Djam'an Saleh, Sp.P
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Epidemiologi LapangaLatar Belakang : Asma adalah penyakit kronik yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan sumber daya manusia karena menurunnya produktivitas kerja. Dampak asma sangat mempengaruhi kualitas hidup si penderita seperti : keterbatasan dalam berkreasi atau olahraga 52,7%, aktivitas fisik 44,1%, pemilihan karier 37,9%, aktivitas sosial 38%, cara hidup 37,1% dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Disamping itu, absen dari sekolah maupun tempat kerja dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Di Kabupaten Boyolali penyakit asma merupakan 3 besar penyakit tidak menular dengan jumlah kunjungan tahun 2006 sebanyak 5.578 orang. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma di Kabupaten Boyolali Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan case control study. Populasi penelitian adalah masyarakat yang berpenyakit asma di Kabupaten Boyolali. Sampel penelitian ditentukan dengan metode simple random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat yaitu uji chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan kejadian asma, untuk mengetahui variabel yang mempunyai hubungan paling kuat (dominan) dengan kejadian asma digunakan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil : Faktor yang berhubungan dengan kejadian asma adalah genetik, merokok, perokok pasif, kelembaban dan suhu dengan CI 95% dan OR berturut-turut 26,89: 3,01: 3,15: 5,40 dan 3,04. Variabel pendidikan, penghasilan, polutan asap dapur dan polutan asap anti nyamuk tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan : Faktor yang berhubungan dengan kejadian asma adalah genetik, merokok, perokok pasif, kelembaban dan suhu.
Background: Asthma is a chronic disease mostly found among community. Such a disease presumably affects human resources due to decreasing productivity. The impact of asthma completely patients life quality in terms of limited creation and sports (52.7%), physical activity (44.1%), carrier preference (37.9%), social activity (38%), lifestyle (37.1%), and domestic activities (32.6%). In addition, school and work absenteeism in the last 12 months was 36.5% of children and 26.5% of adults. In Boyolali district, asthma disease belonged to three non communicable diseases with 5,578 visits in 2006. Objective: To identify related factors to asthma incidence in Boyolali district Method: This was an observational research based on case control study design. Research population involved population with asthma in Boyolali district. Samples were recruited using simple random sampling method with inclusion and exclusion methods. Bivariate analysis, i.e. chi square test was performed to identify the relationship between independent variables and asthma incidence. To identify variable with the most dominant relationship on asthma incidence, multivariate analysis with logistic regression was used. Result: Factors which have relationship with asthma incidence were genetic, smoking, passive smokers, humidity and temperature with 95% Cl 95% and OR of 26.89, 3.01, 3.15, 5.40 and 3.04, respectively. However education, income, domestic smoke pollutant and anti-mosquito’s smoke pollutant variable had not statistically significance. Conclusion: Related factors to asthma incidence involved genetic, smoking, passive smokers, humidity and temperature.
Kata Kunci : Epidemiologi Asma Bronkial,Tatalaksana, relationship factors, asthma, Boyolali district