Laporkan Masalah

Evaluasi pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta

SUKANTORO, Prof.Dr.Ir. Sukandarrumidi, M.Sc

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Kerja (Kesehatan Lingkungan)

Kegiatan pelayanan kesehatan menghasilkan produk samping, diantaranya limbah klinis tajam berupa jarum suntik. Penanganan yang tidak baik berisiko kecelakaan tertusuk jarum suntik sehingga berpotensi infeksi nosokomial. Kecelakaan dapat terjadi pada saat setelah menggunakan alat suntik sebelum dibuang dan saat penanganan limbah. Keberhasilan pengelolaan limbah klinis tajam diantaranya dapat dilihat dari cakupan limbah terkelola dan angka kecelakaan pada tenaga medis, paramedis, pengelola limbah dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: sistem pengelolaan limbah klinis tajam, perilaku petugas dalam pengelolaan limbah klinis tajam, angka kecelakaan akibat limbah klinis tajam, dan apakah pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta sudah sesuai kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman. Cara penelitian yaitu dengan membagikan kuesioner tanpa nama kepada responden petugas medis dan peramedis yang melayani pasien, pengelola limbah, pengumpul limbah dan Kepala Puskesmas, serta observasi langsung menggunakan check list Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di kota Yogyakarta menggunakan sistem terpadu dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Pelaksanaan pengelolaan limbah klinis tajam belum menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibakukan. Limbah ditampung dalam safety box dimusnahkan menggunakan insenerator di RSUD Kota Yogyakarta. Belum terbentuk SMK3 pelayanan kesehatan Puskesmas di Kota Yogyakarta. Belum ada pencatatan dan pelaporan tentang pengelolaan limbah klinis tajam dan kecelakaan oleh limbah klinis tajam. Dari 221 responden petugas medis dan paramedis yang melayani pasien, 37,1 % melakukan recapping jarum suntik, 53,8 % selalu memakai APD dan 73,6 % memanfaatkan safety box sesuai peruntukannya. Sebesar 50 % petugas pengumpul limbah selalu memakai APD. Angka kecelakaan limbah klinis tajam dalam satu tahun dialami oleh 17,20 % petugas yang melayani pasien, 11,11% petugas pengumpul limbah. Kecelakaan juga dialami oleh petugas pengangkut limbah yang berjumlah satu orang. Pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta belum memenuhi kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman.

Health care activities result in side products, among others are sharp clinical waste as syringes. Bad management of this waste can lead to risk accidents of needlestick injury so that it can cause nosocomial infections. The accidents can occur after the use syringes before to dispose or during to handle of waste. The successfull of sharp clinical waste management can be seen from the coverage of managed sharp clinical waste and the rate of accidents experienced by medical, paramedical workers, waste workers and community. The objective of this study are to investigate: the system of sharps clinical waste management, behavior workers in managing the sharps clinical waste, rate of accidents due to sharps clinical waste injury, and what the management of sharps clinical waste at Primary Health Centers in Yogyakarta have match safe management of wastes. The method of study was used blinded questionnaires to participants include medical and paramedical workers who serving patients, waste workers, waste collectors, and head of Primary Health Centers and also to used direct observations accompanied check list. The result of study reveal that sharps clinical waste management at Primary Health Centers in Yogyakarta using integrated system, that coordinated by Yogyakarta Distric Health Office. In real activities the actions do not use the Standart Operational Prosedur (SOP) yet. Sharps clinical waste is contained in the safety box to be burned out with incinerator in the Regional General Hospital Yogyakarta. Occupational Health & Safety Management System of health care at Primary Health Centers in Yogyakarta is not formed yet. There are no records and reports about the management of sharps clinical waste and the accident of injury by sharps clinical waste. From 221 participants medical and paramedical workers, 37,1 % conduct recapping of needlestick, 53,8 % always use self protector and 73,6% use safety box according to its allotment. The 50 % waste collector always use self protector. The accident rate in one year of sharps clinical waste experienced by 17,20 % medical and paramedical workers who serving patients, 11,11% waste collector. The accident is also experienced by one person waste conveyor. The management of sharps clinical waste in Primary Health Centers of Yogyakarta not have match safe management of wastes health care yet.

Kata Kunci : Layanan Kesehatan Puskesmas, Pengelolaan Limbah Klinis, Management, sharps clinical waste, accident rate.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.