Pengaruh Program Terapi Rumatan Metodam terhadap perilaku tetap menyuntik pada pengguna NAPZA suntik di rumah sakit ketergantungan obat Jakarta
NURJANNAH, Prof.dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc.,Ph.D
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik (Epidemiologi Klinis)Di seluruh Indonesia diperkirakan terdapat 124.000-196.000 pemakai heroin dengan cara suntikan. Hampir 50% cara penularan HIV pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah akibat penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna Napza suntik. Situasi ini akan terus meningkat apabila tidak dilakukan upaya pencegahan untuk mengurangi risiko penularan. Program pengurangan dampak buruk Napza suntik / Harm Reduction mutlak diperlukan. Program Terapi Rumatan Metadon / PTRM adalah salah satu terapi bagi pengguna heroin, bukan untuk menyembuhkan ketergantungan heroin tetapi ini membuat pola kebiasaan baru, kesempatan berpikir,bisa bekerja, bagi penggunanya tanpa kekuatiran akan terjadinya gejala putus heroin dan membantu klien memutuskan hubungan dari lingkaran penggunaan heroin. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan perilaku menyuntik di antara kelompok yang datang teratur dan kelompok yang datang tidak teratur dalam PTRM. Desain penelitian menggunakan rancangan kohort retrospektif. Terdapat 150 subyek dari catatan medik RSKO yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal, selanjutnya subyek dikelompokkan sesuai keteraturannya mengikuti program sejumlah masingmasing 50 subyek. Kedua kelompok selanjutnya diamati hingga terjadi outcome, berupa perilaku tetap menyuntik atau tidak menyuntik, yang diukur berdasarkan laporan diri penggunaan Napza suntik ( melalui wawancara dan pengisian pertayaan) serta pemeriksaan urin. Terdapat hubungan yang signifikan antara keteraturan mengikuti TRM dengan perilaku menyuntik (p < 0.05). Berdasarkan analisis multivariat, ketidakteraturan subyek mengikuti terapi metadon memberikan resiko relatif 9,32 kali secara bermakna akan tetap menyuntik (RR= 9,32, CI 95% = 1,12 - 77,52). Sedangkan variabel prediktor lain (dosis, kulaitas konseling, status rawatan, status lingkungan dan keluhan fisik) tidak bermakna mempengaruhi perilaku menyuntik. Diperlukan penelitian secara prospektif dengan penilaian dari sisi provider dan klien, untuk mengevaluasi secara lebih mendalam peranan masing-masing variabel prediktor lainnya yang mungkin mempengaruhi perilaku menyuntik dalam PTRM.
In Indonesia the number intravenous injection user suppose 124.000- 196.000 persons, half of them infectious HIV/AIDS from use syringe needle, in prediction about this situation will be increase if we don’t make preventive programs to decrease risk infection, therefore harm reduction programs is very important. One of activity harm reduction is substitutions therapy with methadone more knowledgeable with Methadone Maintenance Therapy Program / “Program Terapi Rumatan Methadone†(PTRM). This programs is one kind of therapy for Heroin Users, purpose of this programs is not for heals heroin addiction but just change habituation, give opportunity to think, to work, for client without fearful with symptom stop using drug, the another purpose is help client detach with they environment before. The Purpose of this research is to know variation of drug behavior in group client came regularly compare with group client came Irregularly in PTRM. This research using cohort retrospective design. Collecting data came from medical record client in Dependence Drug Hospital / “Rumah Sakit Ketergantungan Obat†(RSKO) in Jakarta, at period Augustus 2006 – Augustus 2007. Client with have all criteria include to research subject than traced until three month in last year research. After that they grouping into two group according to minimum sample with random method. Result in measurement are factors most influence to injecting behaviors base on self reporting using injection drug, with question and laboratory result in one year observation. From study Bavarian with chi square analysis between variable regularity and injecting behavior have result significant (p value < 0.05). Beside there, between five confounder variable has analysis with injecting behavior, the result is only two variable have relation with injection behavior, the variables are dose Methadone and counseling quality. Next step is all variable independent and confounder retest together with injection behavior. The summery of this research are, from six variable suspect to influent injecting behavior, only one variable significant. The client who came regularly have tendency positive injecting behavior compare with client came irregularly (RR = 9.32 ; CI 95 % = 1,12 - 77.52), for the other variable assume not significant to influence injecting behavior.
Kata Kunci : NAPZA Suntik,Ketergantungan,Terapi,Methadone Maintenace Therapy Program, Injection Behaviour, Intravenous Drug Users, Urine Test