Keseimbangan postural dan kekuatabn otot antigravitasi :: Kajian pada wanita usia 55 sampai 65 tahun yang melakukan Senam Tera Indonesia di Kota Surakarta
SUMANTO, Prof.Dr.dr. Soebijanto
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis (Anatomi)
Frekwensi jatuh pada usia lanjut usia tinggi. Jatuh biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan postural, sistem visual, vertibuler, somatosensoris, dan mengirim informasi sensorisnya ke sistem saraf pusat dan muskuloskeletal menjaga postur stabil dibawah koordinasi saraf pusat. Bila sistem saraf dan atau muskuloskeletal lemah tubuh terjadi jatuh. Akibat proses menua, lanjut usia umumnya mengalami penurunan keseimbangan postural disebabkan karena kekuatan otot lemah. Latihan aerobik dan senam aerobik diyakini dapat memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan postural. Tujuan studi adalah untuk mengetahui keseimbangan postural dan kekuatan otot antigravitasi pada wanita usia 55 - 65 tahun yang melakukan Senam Tera Indonesia. Penelitian menggunakan posturostabilometer tipe PPT untuk menilai frekwensi dan amplitudo goyangan keseimbangan postural dan dinamometer tipe TTM untuk menilai kekuatan otot antigravitasi punggung dan tungkai, data berbentuk rasio/interval. Penelitian melibatkan 160 sampel, wanita sehat, usia 55,0 -65,0 tahun, terbagi dua kelompok yaitu kelompok senam 80 orang dan kelompok tidak senam 80 orang. Tiap kelompok dibagi dua sub kelompok menurut umur usia 55 - 59 tahun 40subyek dan 60 - 65 tahun 40 subyek. Hasil studi menunjukkan frekwensi goyangan kelompok senam usia 60,0 - 65,0 tahun menunjukkan lebih rendah dibanding yang tidak senam (p<0,05), frekwensi goyangan kelompok usia 55,0 - 59,0 tahun menunjukkan sama tinggi (p>0,05). Amplitudo goyangan kelompok senam baik usia 60 - 65 tahun maupun usia 55 - 59 tahun menunjukkan lebih rendah dibanding yang tidak senam (p<0,05). Kekuatan otot antigravitasi punggung dan tungkai kelompok senam usia 60,0 - 65,0 tahun menunjukkan lebih kuat dibanding yang tidak senam (p<0,05). Kekuatan otot punggung kelompok usia 55,0 - 59,0 tahun menunjukkan sama kuat (p>0,05). Kekuatan otot tungkai kelompok senam usia 60 - 65 tahun menunjukkan lebih kuat dibanding usia 55 - 59 tahun yang tidak senam (p<0.05). Didasarkan atas hasil analisis di atas dapat disimpulkan, kelompok senam usia 60 sampai 65 tahun menunjukkan frekwensi goyangan dan amplitudo goyangan keseimbangan postural yang rendah dan kekuatan otot antigravitasi punggung dan tungkai yang kuat. Adapun kelompok senam usia 55 sampai 59 tahun menunjukkan amplitudo goyangan keseimbangan postural yang rendah, dan otot antigravitasi tungkai yang kuat. Tetapi kelompok usia 55 - 59 tahun frekwensi goyangannya sama tinggi dan otot antigravitasi punggungnya juga menunjukkan sama kuat.
Kata Kunci : Otot Antigravitasi,Latihan Senam Tera Indonesia