Dampak bising kontinyu terhadap pendengaran :: Kajian terhadap Ambang pendengaran dan gangguan pendengaran pada wanita di sekitar PLTD Lopana Sulawesi Utara
PANGEMANAN, Damajanty Hellen Carol, dr. Bambang Soempeno
2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis (Ilmu Faal)Dampak bising pada indera pendengaran adalah berkurangnya pendengaran yang bersifat progresif. Kehilangan daya dengar biasanya dimulai dari frekwensi yang tinggi kemudian menghebat dan turun ke frekwensi yang digunakan untuk percakapan sehari-hari (antara 500 – 4000 Hz). Kerusakan akan berlanjut secara perlahan-lahan, sehingga akan menaikkan nilai ambang pendengaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji : dampak bising kontinyu terhadap nilai ambang pendengaran penduduk, hubungan nilai ambang pendengaran penduduk dengan tingkat kebisingan yang terjadi di lokasi pemukiman dan timbulnya gangguan pendengaran pada penduduk di sekitar PLTD Lopana. Penelitian ini adalah jenis penelitian observasional dengan pengambilan data secara cross sectional. Data penelitian diperoleh dengan melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada lokasi pemukiman penduduk di sebelah Barat dan Utara PLTD, pengukuran nilai ambang pendengaran responden , serta wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah wanitawanita yang tinggal di lokasi pemukiman sebelah Barat PLTD sebanyak 20 orang, di lokasi pemukiman Utara sebanyak 22 orang, dan sebagai pembanding , diambil wanita-wanita yang tinggal di daerah non bising yaitu sebanyak 20 orang. Untuk menganalisis data digunakan Anova satu jalur dengan tingkat kepercayaan 95%, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan nilai ambang pendengaran telinga kanan dan telinga kiri digunakan uji korelasi sederhana (Bivariate Correlation). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara nilai ambang pendengaran telinga kanan dan kiri pada frek.500,1000 dan 8000 Hz antara responden yang tinggal di daerah bising dan non bising dengan p= 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai ambang pendengaran telinga kanan dan kiri pada frek.2000 Hz dan telinga kanan pada frek. 4000Hz antara responden yang tinggal di daerah bising dan non bising dengan p = 0,001 < 0,05. Ada perbedaan nilai ambang pendengaran telinga kiri pada frek. 4000Hz dengan p = 0,004 <0,05 antara responden yang tinggal di daerah bising dan non bising yang bermakna. Ada korelasi negatif antara jarak lokasi tempat tinggal dengan nilai ambang pendengaran telinga kanan dan telinga kiri pada frekuensi 500,1000,2000,4000 dan 8000 Hz. Kesimpulannya : bising kontinyu yang dihasilkan oleh PLTD Lopana menaikkan nilai ambang pendengaran penduduk yang tinggal di sekitarnya dan menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran berupa ketulian tipe ringan .
The impact of noise to hearing is the progressive reducing of hearing ability. The hearing loss usually starts from the high frequency which will severe and then will drop to the frequency that is utilized in daily conversation (between 500 – 4000 Hz). The disorder will continue slowly, which will increase the hearing threshold. The objective of this study is to disclose the impact of continuous noise on inhabitant’s hearing threshold, the correlation of inhabitant’s hearing loss with the level of noise that occurred in living quarters and the occurrence of hearing impairment in the communities surrounding PLTD Lopana. This is an observational study that uses cross sectional design. The data are obtained by measurement of noise level in the living quarters at the west and north of PLTD, the measurement of respondent’s hearing threshold and by using questionnaire. The research sample are 20 women who live at the west of PLTD, 22 women at the north of PLTD and as a comparison, 20 women who live in non noise areas. In order to analyze the data, one way Anova is used with a significance level of 95%, while in order to find out the correlation between noise level and hearing threshold of right and left ear, bivariate correlation is used. The result shows that there is a significant difference between the hearing threshold of left and right ear in the frequency of 500, 1000 and 8000 Hz between the respondents who live in noise and non noise area ( p= 0,000 < 0,05 ). There is a significant difference between the hearing threshold of left and right ear in the frequency of 2000 Hz, and right ear in the frequency of 4000 Hz between respondents who live in the noise and non noise area (p = 0,001 < 0,05 ). There is a significant difference of the hearing threshold of left ear in the frequency of 4000 Hz between respondents who live in the noise and non noise area (p = 0,004 <0,05). There is a negative correlation between living distance and hearing threshold of right and left ear in the frequency of 500, 1000, 2000, 4000 and 8000 Hz. It is concluded that the continuous noise caused by PLTD Lopana raises the hearing threshold of the inhabitants who live in the surrounding and causes light deafness.
Kata Kunci : Kebisingan,PLTD,Gangguan Pendengaran,