Laporkan Masalah

Transformasi mata pencaharian dari petani ke nelayan dalam masyarakat Dusun Gebang Ngrenehan, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

SAMSUNI, Dr. Pujo Semedi H.Y., MA

2008 | Tesis | S2 Antropologi

Masyarakat merupakan suatu sistem yang senantiasa mengalami perubahan. Tidak ada suatu masyarakat yang mandeg sama sekali, perubahan pasti terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Demikian pula pada masyarakat Dusun Gebang Ngrenehan yang telah mengalami perubahan mata pencaharian dari petani ke nelayan. Meskipun telah beralih menjadi nelayan, mereka belum sepenuhnya melepaskan diri dari aktivitas bertani. Dalam hal ini, ada dua pola pikir yang berbeda, pola-pikir petani dan pola-pikir nelayan, hadir secara bersamaan dalam kehidupan mereka. Apa akibat dari benturan dua pola-pikir yang berbeda tersebut terhadap kehidupan mereka? Masalah ini menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih jauh dengan berdasar pada teori-teori tranformasi sosial-budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat petani-nelayan di Dusun Gebang Ngrenehan, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Informasi diperoleh dari petani-nelayan dan beberapa individu yang secara tidak langsung terlibat dalam usaha penangkapan ikan di pantai Ngrenehan seperti juragan kapal, pengelola TPI, dan pemilik warung. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara mendalam, sedangkan data skunder diperoleh dari berbagai literatur, atau hasil dokumentasi seperti gambar-gambar dan foto-foto. Dari hasil analisis dan interpretasi terhadap data penelitian menunjukkan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan matapencaharian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi; kondisi ekologis, kepemilikan tanah semakin sempit, tekanan ekonomi, serta rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Sementara faktor eksternal disebabkan oleh adanya pengaruh-pengaruh dari luar melalui agent of change. Secara ekologis, kondisi geografis Dusun Gebang Ngrenehan merupakan daerah kering yang berbukit-bukit karang berada di tepi pantai. Di samping itu, kepemilikan lahan yang semakin sempit menyebabkan lahan tegalan yang tersedia hanya bisa ditanami setahun sekali, sehingga hasilnya hanya mampu memenuhi kebutuhan subsistensi saja. Jika hanya bergantung pada hasil pertanian tidak akan cukup. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari alternatif di luar sektor pertanian. Didukung oleh letak daerahnya yang berada di tepi pantai, dan seiring dengan kedatangan nelayan dari Cilacap untuk memberikan pelatihan kenelayanan, mereka kemudian mencoba menggeluti dunia nelayan. Perubahan mata pencaharian dari petani ke nelayan berdampak terhadap kehidupan ekonomi dan sosial-budaya mereka. Setelah menjadi nelayan, pendapatan mereka semakin meningkat. Pola-pola kehidupan sosial-budaya mereka juga banyak mengalami perubahan. Hubungan sosial terhadap keluarga dan masyarakat semakin melemah. Perubahan mata pencaharian tersebut juga berdampak pada sikap mental mereka. Pada awalnya, mereka memiliki pola pikir petani dengan konsep hidup hemat, tidak boros, dan suka menabung. Setelah menjadi nelayan, pola-pikir mereka berubah menjadi pola-pikir nelayan yang terkenal suka bergaya hidup konsumtif, boros dan suka berpoya-poya. Walaupun demikian, tidak semua nelayan melakukan hal sama. Dalam rumah tangga nelayan terdapat mekanisme internal tentang ”pengendalian diri” dalam bentuk menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung dan mengivestasikannya dalam bentuk barang. Mereka sadar kalau mereka tidak mampu mengontrol kualitas dan kuantitas penghasilan mereka.

Society is an always changing system. The time brings alterations that made no single society being at the same condition at different times. Like wise, the same case is happered in the community of Gebang Ngrenehan village in which their economic system has experienced in the major changing from the agriculture to fishery system. However, the pattern of agriculture society is still attached to them. In this context, two different attitudes mark the two economic systems. Both are present and have influence on their life. Thus, what are the consequences from the different attitudes of such economic systems? The topic has drawn the researcher to observe the interesting phenomenon based on the socio-cultural transformation theories. The research uses a qualitative method to give the description of farmer-fishermen community in Gebang Ngrenehan village, Kanigoro, Saptosari sub-district, Gunungkidul district, Yogyakarta province. The data was collected from farmers-fishermen and villagers who had experienced directly in fishing activities in Ngrenahan seashore. They are ship owners, the executive of market for bargaining the fish prices, and stall owners. The primary data was collected through direct observation and in-depth interview. The secondary data was through some literatures and documentations such as visual documentations (pictures) Bace the result of The research, there are two major factors bringing about the economic system shift: internal and external factors. The former includes the ecological condition, land ownership (recently becoming narrower), economic pressure, low education level, and skill proficiency was mastered by the community. The last suggests that external influence through ”agent of change” has made it happen. From the ecological sude, the geographic condition of Gebang Ngrenehan is a dried area with some hills standing on it. Besides, the land is gradually sold to the others that it made the area for planting is narrower than before. The land can only produce once in a year that it made the outcome insufficient to fulfill their basic needs. Thus, they seek another income other than the agricultural sector. Near to the sea, and the frequent coming of fisherman from Cilacap to give them skill in fishing are the other factors in shifting their economic system. The shifting has influence in their economic and socio-cultural life. The fishery system had doubled their income, then, their socio-cultural life took another pattern. The social and family boundaries and the unitiy of community started weakening. In addition, the shifting changed their behavior. They lived–as the farmer’s attitude- in thrift, and some saved their income. Afterwards, they sarted changing their lifestyle and becoming the extravagant. Yet, not all fit this style. In their family, some of them have the internal mechanism for controlling their income by saving and investing in forms of goods.

Kata Kunci : Transformasi Matapencaharian,Petani,Nelayan,Ekonomi, farmer, fishermen, transformation, economy, social, and culture.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.