Laporkan Masalah

Penatalaksanaan terpadu fraktur maksilofasial komplek dengan maloklusi dan malunion

WIJANARKO, Agung Hadi, drg. Prihartiningsih, SU.,Sp.BM(K)

2008 | Tesis | PPDGS I Ilmu Bedah Mulut

Telah dilakukan tindakan penatalaksanaan terpadu fraktur maksilofasial komplek dengan maloklusi dan malunion pada seorang laki-laki muda yang mengalami kecelakaan lalu-lintas dan terlambat dalam penanganan fraktur maksilofasial yang terjadi sehingga mengakibatkan maloklusi dan malunion. Fraktur maksilofasial komplek yang terjadi meliputi fraktur Le Fort II dan fraktur mandibula. Keadaan ini mempengaruhi fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetika, sehingga perlu tindakan penatalaksanaan untuk mengkoreksi keadaan tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk me mperlihatkan teknik atau cara penatalaksanaan terpadu dalam satu tahap operasi pada fraktur maksilofasial komplek dengan maloklusi dan malunion . Tindakan pentalaksanaan secara terpadu ini meliputi osteotomi Le Fort I, refrakturasi, reposisi dan fiksasi yang dikerjakan bersama dalam satu tahap operasi oleh bagian Bedah Mulut Maksilofasial, Mata dan THT RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Diharapkan dengan tindakan yang dilakukan secara terpadu ini dapat mengurangi resiko dan komplikasi serta dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan yang dapat terjadi akibat operasi yang berulang-ulang. Hasil evaluasi selama lebih dari enam bulan pasca tindakan penatalaksanaan ini menunjukkan tidak terjadi infeksi, tidak ada penolakan terhadap plat mini dan strip silikon yang dipasang. Penatalaksanaan fraktur maksilofasial secara terpadu ini menunjukkan hasil yang baik dengan semakin baiknya fungsi dan estetika penderita.

The integrated management of complex maxillofacial fracture with mal occlusion and malunion has been done at a young male that experienced traffic accident and delayed in handling of maxillofacial fracture resulted in malocclusion and malunion consequences. The complex maxillofacial fracture inc luding Le Fort II and mandibular fracture. This situation influenced mastication function, speech function and esthetics, that require a management measurement to correct it. The purpose of this writing was to show the technique or the way of integratedly manage in one phase operation for complex maxillofacial fracture with malocclusion and mal union. This integrated management including Le Fort I osteotomy, refracturation, reposition and fixation conducted together in one-phase operation by the Oral and Maxillofacial Surgery, the Ophthalmology and the Ear, Nose and Throat departments of Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. This integrated management was expected to reduce the risk and complication and avoided the higher cost expense because of the otherwise repeated operation. The result of evaluation for more than six months after this integrated management showed that there were no infection, no reject to mini plate and attached silicon strip. This integrated management of maxillofacial fracture showed a good result with better function and esthetics of the patient progressively.

Kata Kunci : Fraktur Maksilofasial,Maloklusi dan Malunion


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.