Laporkan Masalah

Analisis peralihan moda dari pengguna sepeda motor ke angkutan umum :: Studi kasus penerapan Bus Patas di yogyakarta

NUGROHO, Hernawan, Prof.Dr-Ing.Ir. Ahmad Munawar, M.Sc

2008 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Sepeda motor merupakan angkutan pribadi yang paling dominan di jalan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain keberadaan angkutan umum justru mengalami penurunan minat sebagai dampak dari buruknya pelayanan yang diberikan. Pemerintah Propinsi D.I. Yogyakarta berencana untuk mengoperasikan suatu sistem layanan angkutan umum dengan menggunakan menggunakan sistem buy the service yang dikenal dengan nama bis patas. Akan tetapi keberadaan angkutan umum bis patas ini masih dirasakan belum dapat menarik minat pengendara sepeda motor untuk menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasinya karena sepeda motor mempunyai keunggulan aksesibilitas dan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan angkutan umum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fasilitas layanan yang harus tersedia, yang dapat mempengaruhi pengguna sepeda motor untuk beralih menggunakan angkutan umum bis patas serta bagaimana besaran prosentase pengendara sepeda motor untuk beralih moda jika diterapkan beberapa kebijakan menyangkut operasional sepeda motor di jalan. Penelitian dilakukan dengan cara membagi responden menjadi dua golongan yakni golongan yang dilintasi rute bis patas (lintas) dan golongan yang tidak dilintasi rute bis patas (non lintas). Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis faktor dan pemodelan ordered probit untuk mengetahui fasilitas pelayanan yang tersedia dan prosentase perpindahan moda pengendara sepeda motor. Harapan utama dari pengendara sepeda motor terhadap fasilitas pelayanan yang harus ada di bis patas adalah operasional bis sampai malam hari, tiket terusan, tiket murah, tiket flat; adanya petugas didalam bis dan di halte; bis ber- AC, bis bersih dan harum, petugas ramah, tiket yang jadi satu dengan penitipan sepeda motor; operasi bis sesuai jadwal, jaminan bis tidak mogok, bis harus berhenti tepat didepan tujuan akhir; jaminan tidak menaikkan dan menurunkan penumpang diluar halte serta jaminan bis tidak ngetem. Besaran prosentase yang beralih moda jika fasilitas ini disediakan adalah sekitar 1,7 %. Prosentase tersebut akan naik menjadi 15,15 % jika keberadaan bis patas ini didukung dengan kebijakan menaikkan tarif parkir sepedamotor, pemberlakuan kawasan berboncengan dan penerapan kawasan road pricing. Tarif parkir sepeda motor akan lebih menaikkan prosentase pengendara sepedamotor untuk beralih ke angkutan umum bis patas dibandingkan dengan pemberlakuan kawasan berboncengan dan penerapan kawasan road pricing.

Motorcycle is the most dominant private transport mode found on the road and its population increase every year. At the otherside there is a decreasing in using public transport service because of the poor quality of its service. Government of D.I. Jogjakarta Province plans to operate a new mode of public transport service based on buy the service system which is known as Bus Patas. However, the existense of this Bus Patas seems not affect to attract the motorcyclist to change their modes since motorcycle has high exsesibility and flexibility, compared to bus patas itself. This research is, therefore, analysis the services facilities that should be provided to attrack motorcyclist to use Bus Patas instead of motorcycle and also the percentage of motorcyclist that may change their mode if some policies relating to motorcycle operation are implemented. The research conducted by dividing responded into two categories, i.e. respondents who have origin and destination within the bus corridor and respondents outside the corridor. The analysis are factor analysis technics and ordered probit modelling in order to know the service facilities available and the percentage of mode changes of motorcyclist The main wish of motorcyclist to the facilities, i.e. to provide more operating time, till night, an integrated ticketing system, reasonable ticket fare, flat ticket, a security crew on bus, air conditioned bus, clean and fresh bus, friendly crew, park and ride integrated ticket, reliable bus in technical aspect and reliable route. If these facilities can be fulfilled, there will be 1,7 % motor cycle trip change to bus trip. However, if there is other policies to be implemented, i.e. increasing parking charge, two in one ( 2 in 1 ) zone for motorcyclist and road pricing policy, the trip change will increase to 15 %. Increasing parking charge is the most influence to change the motorcycle trip to bus trip.

Kata Kunci : Angkutan Umum,Pemilihan Moda,Sepeda Motor,motorcycle, public transport, mode change


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.