Laporkan Masalah

Pengembangan sistem denda pada penyelenggaraan Busway di Jakarta

KHOLIS HSB., Ami, Dr.Ir. Heru Sutomo, M.Sc(Eng)

2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Penyelenggaraan Busway di Jakarta merupakan penyelengaraan angkutan umum yang menggunakan sistem buy the service di Indonesia. Saat ini sistem denda belum diterapkan dalam kontrak Busway di Jakarta. Studi ini akan dilakukan untuk mengexplorasi pola-pola hubungan kerja antara TransJakarta- Busway (pembeli) dan operator (penyedia jasa) melalui ketentuan dan pengaturan pelanggaran dengan sistem denda untuk menjamin tingkat pelayanan Angkutan Busway kepada pengguna. Sistem ini diharapkan dapat menjamin pelaksanaan pelayanan yang selalu sesuai dengan Standar Prosedur Operasi (SOP) Busway yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan pada Koridor I Busway rute Blok M – Kota. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan ekonomi mikro menggunakan teori Becker (1968) dan perubahan surplus produsen yang merumuskan penetapan besar denda harus optimal sehingga denda dapat efisien untuk mengurangi terjadinya pelanggaran yang sama. Penetapan jenis pelanggaran yang akan dirumuskan berdasarkan Standar Prosedur Operasi Pelayanan dan Pengoperasian Bus pada Busway. Hasil pengembangan sistem denda dengan pendekatan teori Becker dan perubahan surplus produsen, pelanggaran yang dikenakan denda tertinggi adalah pelanggaran ke-7 (Bus gagal beroperasi pada saat beroperasi di Jalur TransJakarta – Busway karena gangguan teknis/mekanis) dengan nilai probabilitas sebesar 0,639, nilai total net income from illegal activity (Y) = Rp. 5.422.252, dan level denda sebesar Rp. 5.548.199,62. Pelanggaran yang dikenakan denda terendah adalah pelanggaran yang tidak memiliki keuntungan jika melakukan pelanggaran atau nilai total net income from illegal activity (Y) = 0 dan level denda Rp. 72.367,82 yang dikenakan pada pelanggaran ke-13, ke-32 dan ke-33.

Busway in Jakarta is a new public transport system that adopts the buy the service’s system in Indonesia. Now, fine system does not apply yet in busway contract at Jakarta. This study will exploration relation patterns of activity between TransJakarta-Busway as buyer and operator pass through of certainty and regulating of infraction of a rule by fine system for guarantee level of transport service of busway to customers. This system can guarantee in implementation that it always agree with Standard Operation Procedure (SOP) of busway that it was determinate. These Research has been done at busway corridor I with route Blok M – Kota. The method used micro economic approach with becker theory (1968) and alteration of producer surplus, that it made formula about determining amount of optimally fine that it would efficient to decrease same infraction. To determining kind of infraction, it would formulatted base on Standard Operation Procedure Service Busway. The result of fines system development by Becker theory and alteration of producer surplus approach are the most infraction did by main operator and it was 7th infraction (bus failed operate while bus operated at Trans Jakarta – busway line because of technical failure) with the value of probability is 0,639, the value of total net income from illegal activity (Y) is Rp. 5.422.252, and the value level of fine is Rp. 5.548.199,62. Infraction with the lowest fine was the infraction that it did not have profit or the value total net income from illegal activity (Y) is zero, if they did with amount of fine Rp.72.367,82 that for 13th, 32nd, 33rd infraction.

Kata Kunci : Angkutan Umum,Busway,Jenis Pelanggaran,Sistem Denda, fine system, Becker theory, alteration of producer surplus, kind of infraction, amount of fine


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.