Kajian banjir kanal sebagai alur pelayaran transportasi air dalam rangka pengembangan angkutan alternatif di DKI Jakarta
PRIYONO, Broto, Prof.Dr.Ir. Nur Yuwono, Dipl.,H.E
2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiPermasalahan transportasi di DKI saat ini semakin kompleks baik dari segi kualitas maupun kuantitas terutama pada sektor transportasi umum. Mengingat pertimbangan tersebut beberapa waktu yang lalu Pemerintah DKI Jakarta meluncurkan program pengembangan transportasi air sebagai transportasi alternatif yang tentu saja penyelenggaraan transportasi tersebut tidak akan terlepas dari kebutuhan prasarana berupa jalur air. Banjir Kanal Jakarta merupakan salah satu perairan yang akan digunakan sebagai alur pelayaran transportasi air, akan tetapi pada awal perencanaannya jalur air tersebut bukan diperuntukkan bagi pelayaran kapal melainkan hanya sebagai saluran drainasi dan pengendali banjir. Sedangkan cocok atau tidaknya sebuah perairan agar dapat digunakan sebagai alur pelayaran tergantung pada dimensi, kondisi pengaliran (arus), kondisi gelombang dan angin dan rintangan-rintangan. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan pengukuran untuk mendapatkan gambaran kondisi banjir kanal serta ditunjang pula dengan data sekunder yang diperoleh melalui survey instansional ke beberapa instansi terkait dan untuk mengetahui persepsi pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan digunakan metode kuesioner. Data diolah untuk mengetahui kebutuhan kelebaran dan kedalaman alur pelayaran berdasarkan karakteristik kapal dan operasionalnya serta kondisi perairan dan cuaca. Agar terhindar dari rintangan yang timbul adanya infrastruktur yang melintang di atas kanal dihitung pula kebutuhan tinggi dan lebar ruang perlintasan di bawah infrastruktrur tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa kapal transportasi air Jakarta dengan sarat air maksimum sebesar 1,5 meter membutuhkan kedalaman alur minimal 2,25 meter dan dengan kelebaran kapal sebesar 3,0 meter dibutuhkan kelebaran alur minimal 20,7 meter untuk 2 jalur pelayaran, sedangkan dengan lambung timbul makasimum 2,75 meter dibutuhkan tinggi perlintasan minimal 2,95 meter. Hasil important performance analysis menyimpulkan bahwa tingkat bau dan kebersihan air sungai sangat mengganggu. Pada trase banjir kanal perlu dilakukan beberapa penanganan antara lain pengerukan pemeliharaan, pemasangan talud, penertiban rumah liar, peninggian jembatan dan pembuatan ship lock pada pintu air. Penanganan secara luas berupa pengelolaan daerah aliran sungai untuk menjaga kelestarian sungai dan menghindari terjadinya banjir. Selama penanganan tersebut tidak dilaksanakan secara baik maka pengoperasian angkutan air di Jakarta masih bersifat temporal.
Transportation problems in DKI Jakarta nowadays become more complex progressively included quality and quantity of sevices especially in public transportation sector. The government of DKI Jakarta launched water transport development program as alternative transportation which is of course implementation of this transport will not be separate from infrastructure requirement as a waterway. Banjir Kanal Jakarta is one of the waterways be used as navigation channel in water transport operation, however in the early its planning of the waterways not designed to ship navigation but only as drainage channel and flood control. While compatible or not a water area can be used as navigation channel depend on dimension, condition of water current, condition of wind and wave, and obstacles. This research was carried out by observation method and measurement to obtain picture of condition of Banjir Kanal and also supported with secondary data obtained by instansional survey to some related institutions and use questionnair method to analyze quality of services. Data processed to get wide requirement and deep of navigational waterway appropriate with ship characteristic and operational and also the condition of water area and weather. Vertical clearance under the infrastructure also calculated in order to avoid the navigational obstacles. Result of this research showed that ship with 1,5 metres of maximum draught loadedly equal to require 2,25 metres minimum depth and 3,0 metres beam of ship required 20,7 metres wide of fairway for two passage lane, while with 2,75 metres of maximum freeboard required 2,95 metres minimum vertical clearance. The important performance analysis conclude that smell and dirty of water is very bothering. Many treatment necessitated for example maintenance dredging, bank revetment, wild house relocation, heightening some bridge and construct ship lock should be done. Widely area treatment in this case is river basin management to take care of continuity of river and prevent from floods. When the treatment is not executed well hence operation of water transport in Jakarta is still problem.
Kata Kunci : Trasportasi Air,Alur Pelayaran,Banjir Kanal, navigation channel, water transportation, ship, important performance analysis, ship lock.