Laporkan Masalah

Pengukuran kinerja lalulintas pada perlintasan sebidang antara jalan dan jalur kereta api

PUTRANTO, Antonius Bayu Setiawan Dwi, Prof.Dr.Ir. Siti Malkhamah, M.Sc

2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Kereta api merupakan angkutan umum massal yang mendapatkan prioritas utama, sehingga pengemudi kendaraan wajib mendahulukan kereta api. Hambatan yang terjadi dengan ditutupnya pintu lintasan kereta api menyebabkan adanya perubahan kecepatan karena perubahan arus dan kepadatan. Semakin lama penutupan pintu lintasan kereta api dan semakin tinggi tingkat kedatangan arus kendaraan, maka akan menimbulkan panjang antrian dan tundaan yang berarti. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan model matematis yang dapat menggambarkan karateristik arus lalulintas pada perpotongan ruas jalan dan jalur kereta api. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dari parameter-parameter arus lalulintas. Untuk menggambarkan hubungan kecepatan, arus dan kepadatan digunakan 3 jenis model yang biasa digunakan yaitu model linier, model logaritmik, dan model exponensial. Dalam penelitian ini juga dianalisis panjang antrian dan tundaan berhenti yang disebabkan variasi penutupan pintu lintasan kereta api dan tingkat arus kedatangan kendaraan, kemudian dicoba dibangun sebuah model yang menggambarkan hubungan tersebut dengan persamaan regresi linier. Disamping itu, penelitian ini juga mengaanalisis panjang antrian, waktu penormalan, dan tundaan rata-rata yang terbentuk dalam berbagai kondisi tingkat arus kedatangan kendaraan dan lama penutupan pintu lintasan kereta api. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model multi regim logaritmik dan model linier Greenshields paling sesuai digunakan untuk kondisi lalulintas ruas jalan Ipda Tut Harsono. Hubungan kecepatan dan kepadatan dinyatakan dalam persamaan us = 61, 84057 - 10,0572 Ln k untuk kepadatan 0 ≤ k ≤ 218,21 dan us = 61,84057 – 0,24736 k untuk kepadatan k ≥ 218,21. Hubungan arus dan kepadatan dinyatakan dalam persamaan qs = 61, 84057 k - 10,0572 k Ln k untuk kepadatan 0 ≤ k ≤ 218,21 dan q s = 61,84057 – 0,24736 k2 untuk kepadatan k ≥ 218,21. Hubungan arus dan kecepatan dinyatakan dalam persamaan qs = 468,1858 ue- 0,0994U untuk kepadatan 0 ≤ k ≤ 218,21 dan q s = 250 us – 0,24736 us 2 untuk kepadatan k ≥ 218,21. Dari model persamaan regresi yang terpilih, hubungan antara panjang antrian terhadap lama penutupan pintu lintasan kereta api dan tingkat arus kedatangan kendaraan dinyatakan dalam persamaan Y = -44,149 + 0,587X1 + 0,98 X2. Hubungan antara tundaan terhadap lama penutupan pintu lintasan kereta api dan tingkat arus kedatangan kendaraan dinyatakan dalam persamaan Y = -12,069 + 0,412X1 + 0,042 X2. Panjang antrian dan tundaan ratarata lebih dipengaruhi tingkat kedatangan arus kendaraan dibandingkan lama penutupan pintu lintasan kereta api.

Train is a public transportation that has the top priority, so other vehicle users must precedence the train. Obstruction that happens when the railway crossing door is closed change the speed because of the traffic stream changing and traffic density. The longer the railway crossing door is closed and the higher the level of traffic stream, the longer the queue and the significant delay. The goal of this research is to determine a mathematical model that can describe the characteristic of traffic stream at the cross point of road and railway. The research is done by doing a direct observation in the field of the traffic stream parameters. To describe relations between speed, flow, and density, three kinds of model is used which are linier model, logarithmic model, and exponential model. In this observation is observed also the length of queue and the delay that caused by the closed variation of railway crossing door and the level of traffic stream. Then, a model that describes the relation is tried to build. This observation also analyzes the queue’s length, how much time needed to reach a normal condition, and average delay that happen in various condition of the traffic stream and the duration of the railway crossing door is closed. The result shows that multi logarithmic regime model and Greenshields linier model are the most appropriate to be used for traffic condition in the Ipda Tut Harsono Street. The relation between speed and density is actualized in equations us = 61,84057 - 10,0572 Ln k for 0 < k < 218,21 density and us = 61,84057 - 0,24736 k for k > 218,21 density. Relation between flow and density is actualized in equations qs = 61,84057 k – 10,0572 k Ln k for 0 < k < 218,21 density and qs= 61,84057 - 0,24736 k2 for k > 218,21 density. Relation between flow and speed is actualized in equations qs = 468,1858 ue-0,0994U for 0 < k < 218,21 density and qs = 250 us – 0, 24736 us 2 for k > 218,21 density. From the chosen regression equations model, relation between the queue’s length to the duration of the railway crossing door is closed and the traffic stream level is actualized in equation Y = -44,149 + 0,587X1 + 0,98 X2. Relation between the delay and the duration of the railway crossing door is closed is actualized in equation Y = -12,069 + 0,412 X1 + 0,042 X2. The queue length and average delay are more affected by the traffic stream than the duration of the railway crossing door is closed.

Kata Kunci : perlintasan sebidang, model multi regim, gelombang kejut, model regresi linier berganda, one stretch crossover, multi regime model, shock wave, multiple linier regression models


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.