Analisis ekonomi pengoperasian perlintasan sebidang dan tidak sebidang antara jalan dengan jalur kereta api :: Studi kasus Perlintasan Sapen Kota Yogyakarta
AMIN, Avi Mukti, Prof.Dr.Ir. Siti Malkhamah, M.Sc
2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiFenomena umum dari permasalahan transportasi perkotaan adalah kemacetan lalulintas yang sering tidak disadari oleh pengguna jalan. Kota Yogyakarta memiliki beberapa supply ekonomi berupa ruas-ruas jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan. Kondisi eksisting beberapa ruas jalan penghubung antar poros memiliki kinerja lalulintas yang rendah, hal ini terjadi pada ruas jalan Ipda Tut Harsono yang berkombinasi dengan perlintasan sebidang kereta api berpengaruh besar terhadap suatu kerugian atas travel cost. Penanganan membutuhkan biaya implementasi, sedangkan sumber dana adalah suatu hal yang sangat terbatas. Untuk itu diperlukan solusi yang efisien dalam biaya implementasi dan memberikan benefit yang layak bagi road user. Berbagai teknik manajemen lalu lintas, perlintasan tidak sebidang merupakan salah satu alternatif yang dipandang baik untuk mereduksi masalah lalu lintas perkotaan jalan Ipda Tut Harsono. Tujuan penelitian adalah meneliti dampak perlintasan sebidang kereta api terhadap biaya pengguna terdiri : biaya operasi kendaraan (BOK), biaya waktu, biaya kecelakaan dan menganalisis cost benefit adanya rekayasa prasarana perlintasan kereta api. Penelitian dilakukan dengan metode survai yaitu: survai volume lalulintas, antrian/tundaan, geometrik jalan, kecepatan, nilai waktu, durasi pintu perlintasan, okupansi kendaraan, tingkat kedatangan kendaraan dan harga tanah. Lokasi penelitian adalah jalan Ipda Tut Harsono lintasan 163+738 Nomor JPL 349. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan perlintasan tidak sebidang dengan 2 alternatif (alternatif 1 pembangunan flyover dan alternatif 2 pembangunan underpass) memberikan dampak positif terhadap biaya pengguna jalan dan bersifat feasible. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya penghematan BOK, biaya waktu dan reduksi biaya kecelakaan pada kondisi without project dibandingkan dengan kondisi with project. With project diperoleh perbaikan kinerja lalulintas berupa kecepatan perjalanan meningkat sebesar 79,2% serta penurunan waktu tempuh sebesar 71%. Alternatif 1 menghasilkan BCR 2,37; NPV Rp 111.306.142.250,- dan IRR sebesar 26,37%. Alternatif 2 menghasilkan BCR 3,51; NPV Rp 138.266.473.342,- dan IRR sebesar 34,88%. Manfaat proyek akan mengalami BEP pada tahun 2016 alternatif 1 dan tahun 2014 alternatif 2. Komponen penghematan BOK dan penghematan nilai waktu tidak sensitif terhadap berbagai perubahan. Komponen biaya kecelakaan dengan berbagai kondisi perubahan bersifat sensitif, sedangkan biaya investasi sampai batas kenaikan biaya 40% masih bersifat tidak sensitif, sedangkan jika terjadi penurunan biaya sebesar 20% bersifat sensitif. Metode AMK dengan berbagai kriteria mencakup aspek ekonomi/manfaat, teknis, sosial ekonomi menghasilkan alternatif 1 sebesar 9,9 poin dan alternatif 2 sebesar 9,4 poin.
General phenomenon of urban transportation is traffic congestion. This particular problem seems often not to be realized by road users. City of Yogyakarta has some economic supplies in form of road network connects several center activities. Existing condition of these particular networks have low traffic performance, e.g. Jl. Ipda Tut Harsono which has level crossing, affects to travel cost. Handling of this problem needs cost of implementation, in other hand, lack of source of funding becomes the main concern. Hence, an efficient sollution is needed in term of implementation cost and giving a suitable benefit to road users. An appropriate traffic management i.e elevation crossing becomes an alternative to reduce urban traffic problem in Jalan Ipda Tut Harsono. This study is conducted to provide effect of level crossing to user costs, i.e : vehicle operational cost, time cost, accident cost and cost benefit analyzing of railway management. This study is conducted by using several methods of survey i.e : traffic volume, queue/delay, road geometric, speed,value of time, duration of level crossing, vehicle occupancy, vehicle arrival and land pricing. This study is conducted in Jl. Ipda Tut Harsono 163+738 No. JPL 349. From the study, shows that development of elevation crossing with 2 alternatives (first alternative : flyover development; second alternative : underpass development) give positive effects to road user cost and it is feasible. It is indicated by saving of vehicle operational cost, time cost and reduction of accidental cost in without project condition compare to with project condition. With Project condition shows an improvement of traffic performances i.e : increasing of travel speed 79,2% and decreasing of travel time 71%. First alternative shows BCR 2,37; NPV IDR 111.306.142.250,- and IRR 26,37%. Second alternative shows BCR 3,51; NPV IDR 138.266.473.342,- and IRR 34,88%. Break even point of first alternative project will be shown in 2016 and 2014 for second alternative. Saving component of vehicle operational cost and value of time show an independent performance to any changes. Component of accidental cost to any changes is sensitive, on the contrary, investment cost up to 40% becomes not sensitive, but if there is a reduction cost to 20%, the component becomes sensitive. AMK Method with several criterias including economical/benefit aspect, tecnical aspect, social–economic aspect results first alternative with 9,9 point and second alternative with 9,4 point.
Kata Kunci : Perlintasan Sebidang Kereta Api, Arus Lalulintas, Panjang Antrian, railway crossing, cost – benefit, sensitivity.