Analisis Turnaround pada komoditas teh PTP Nusantara IV (Persero) Medan

GHANI, Mohammad Abdul, Dr.Ir. Slamet Hartono, SU.,M.Sc

2007 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Dalam sepuluh tahun terakhir produksi teh dunia naik cukup mencolok, dari 2.52 juta ton tahun 1995 menjadi 3.15 juta ton pada tahun 2004 (ITBC, 2005). Akibatnya, terjadi kelebihan penawaran 2-2.5 %, atau sekitar 60 ribu ton/tahun, yang menyebabkan harga tertekan. Sampai tahun 2014 diprediksi harga belum akan menunjukkan perbaikan. Mengamati dinamika tersebut, mengindikasikan kecenderungan komoditas teh memasuki masa senjanya (sunset). Akibat laju pertumbuhan permintaan yang melambat, dan pergeseran perilaku di negara-negara konsumen utama dunia, yang mulai beralih ke minuman alternatif (soft drink, dsb), telah mengakibatkan terjadinya stagnasi harga jual. Dengan gradasi permasalahan yang bersifat industri (industrial task) maka solusi pemecahannya tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus dilakukan menyeluruh dan substansial, sehingga akar masalah dapat digali, dan solusi yang ditawarkan memiliki dampak jangka panjang untuk meningkatkan daya saing perusahaan Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa untuk mengangkat posisi portofolio bisnis teh PTPN IV memerlukan upaya lanjutan yang luar biasa. Agar komoditas teh mampu bertahan secara bisnis harus dilakukan telaah ulang (redesign) tentang struktur, sistem dan kultur pengelolaan. Selanjutnya menerapkan strategi yang muaranya adalah meningkatkan efisiensi melalui langkah overall cost leadership (OCL), dengan tetap mempertahankan pasar melalui kebijakan konsistensi mutu dan jaminan pasokan. Upaya tersebut secara simultan dibarengi pengembangan industri hilir dan inovasi pemasaran yang kreatif. Solusi pemecahan sebagaimana strategi tersebut diatas merupakan pendekatan turnaround, yaitu solusi secara integratif/holistik, mencakup penyelesaiaan langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang.

In the past ten years, the world tea production significantly grew up from 2,52 million tons in 1995 to 3,15 million tons in 2004. (ITBC, 2005). As a consequence, there was an over supply for about 2-2,5 % or about 60 thousand tons a year, that the price went down. It is predicted that, up to 2014, the world tea price will not be better. This dynamics indicates that tea as commodity is losing its glory (sunset). The slow growth of demand and the shifting behavior of tea consumers in the prominant countries from drinking tea alternative beverages (sot drink, etc) have resulted in stagnant selling price. The gradation of industrial task cannot be partially solved, but comprehensively and substantially that the root of problem can be dug up and the solution offered can be used to improve the competitiveness of company for a long time The result of this study shows that to raise its tea business portfolio, PTPN IV needs to have further extraordinary efforts. To maintain the existence of tea commodity as business, the structure, system and culture of tea processing should be redesigned. The a strategy to increase efficiency through the step of overall cost leadership is applied by maintaining the market through quality and delivery assurance policy. This effort is simultaneously carried out with the development of downstream product and creative market innovation. This problem solving is a turnaround approach, an integrated and holistic solution including the steps of short-term and long-term solution

Kata Kunci : Agribisnis Teh,Turnaround, Sunset, stagnation, industrial problem, partial, substancial, competitiveness, portfolio, labour cost, redesign, overall cost leadership, turnaround