Eksploitasi kolonial dan perubahan masyarakat desa hutan di Keresidenan Rembang 1865-1940

WARTO, Promotor Prof.Dr. Djoko Suryo

2007 | Disertasi | S3 Ilmu Humaniora

Masyarakat desa hutan di Keresidenan Rembang mengalami perubahan penting selama periode 1865-940. Penelitian ini secara spesifik bertujuan, pertama, mengungkap perubahan sosial ekonomi dan ekologi desa hutan yang terjadi pada akhir abad ke- 19 dan awal abad ke-20 akibat adanya penetrasi kekuatan eksternal. Kedua, mengungkap terjadinya perubahan akses dan hilangnya hak-hak tradisi penduduk atas sumberdaya hutan. Ketiga, memahami bentuk-bentuk respons dan reaksi penduduk desa hutan dalam menghadapi tekanan struktural. Penelitian ini memanfaatkan sumber arsip sezaman, baik yang tersimpan di Negeri Belanda maupun di Indonesia. Sumber arsip yang dimaksud antara lain Memorie van Overgave, arsip Daerah Rembang, arsip Kehutanan, arsip Perkebunan, arsip Algemeen Secretarie, dan arsip Binnenlandsch Bestuur. Di samping itu juga dimanfaatkan beberapa terbitan berbahasa Belanda sezaman, seperti TNI, TBG, BKI, IG, TECTONA, Het Bosch, dan lainlain. Kemudian publikasi seperti Koloniaal Verslag, Indisch Verslag, Regeeringsalmanak, laporan Mindere Welvaart Commissie, Staatsblad, Verslag van den Dienst van het Boschwezen, Volkstelling, dan lain-lain juga dijadikan sumber data. Penelitian ini juga memanfaatkan sumber sejarah lisan, folklore, dan sumber artefak lainnya. Hasil penelitian menunjukkan, selama periode 1865-1940 masyarakat desa hutan mengalami tiga fase perkembangan penting. Pertama, periode 1865-1890 adalah masa transisi dari masyarakat tradisi yang relatif otonom menjadi masyarakat yang teralienasi dan tersubordinasikan; kedua, periode 1890-1920 merupakan masa adaptasi dan penyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungan yang berubah. Ketiga, tahun 1920-1940 adalah masa stagnasi dan involusi. Masuknya kekuatan eksternal yang direpresentasikan oleh rezim pemerintahan kolonial Belanda dan pengusaha swasta asing mengakibatkan terjadinya perubahan struktur sosial ekonomi dan ekologi desa hutan. Muncullah dua gejala yang secara simultan menjadi tekanan baru bagi penduduk desa hutan yaitu tertutupnya akses penduduk atas sumberdaya hutan dan rusaknya lingkungan hutan yang menjadi basis prekonomian desa hutan.

The community in the forest village in Rembang Regency had made important changes during the period of 1865-1940. Specifically, the aims of this research are: First, to revealing the social, economic and ecological changes which happened at the closing 19th century and in the beginning of the 20th century because of the external power penetration. Second, to expose the happenings of access changes and the loss of the community’s traditional rights over forest resources. Third, to comprehend the shapes of the forest village community’s responses and reactions in facing the structural force. This research makes use of the age-related existing archive sources which were kept in the Netherlands and Indonesia. The sources are among others Memorie van Overgave, Rembang Regency’s Archives, Forestry Archives, Plantation Archives, Algemeen Secretarie Archives, and Binnenlandsch Bestuur, besides related Dutch publications, such as TNI, TBK, BKI, IG, TECTONA, Het Bosch, etc. Other publications, such as Koloniaal Verslag, Regeeringalmanak, Mindere Welvaart Commissie Report, Staatsblad, Verslag van den Dienst van het Boschwezen, Volkstelling, and the others are also used for research data. This research also uses oral history sources, folklore, and other artifacts. The research shows that during the period of 1865-1940 the forest community had experienced three phases of important development. First, the period of 1865-1890 was the transition period from a relatively autonomous traditional community to an alienated and subordinated one. Second, the period of 1890-1920 was the adaptation and adjustment period to the changed environments. Third, period of 1920-1940 was the stagnant and involution period. The penetration of the external force represented by the colonial Dutch administration and foreign businessmen brought about the social, economical, and ecological changes in the forest village. There aroused two simultaneous symptoms which became new stress for the forest village community, they are the closed access for the villagers to forest sources and the damaged forest environments which had become the pre-economic basis of the forest village community.

Kata Kunci : Masyarakat Desa Hutan,Eksploitasi Kolonial,Perubahan Sosial dan Ekonomi, forest exploitation, forest village’s ecology, community’s change