Laporkan Masalah

Kajian peran makanan tradisional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan :: Studi kasus di Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul

KRISTANTI, Novita Erma, Prof.Dr.Ir. Moch. Maksum, M.Sc

2007 | Tesis | S2 Teknologi Industri Pertanian

Makanan tradisional merupakan suatu potensi sumberdaya lokal sebagai konsumsi pangan masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan suatu wilayah. Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga merupakan tolok ukur dan keberhasilan ketahanan nasional. Dalam ketahanan pangan sangat tergantung kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin pada ketersediaan, keterjangkauan, keamanan dan keberlanjutan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran makanan tradisional dengan melakukan penilaian terhadap pola konsumsi pangan, tingkat ketersediaan pangan, dan potensi penganekaragaman pangan dalam masyarakat. Desa Karangwuni dipilih sebagai wilayah penelitian sebab akses pangan sangat lemah sehingga masyarakat cenderung memanfaatkan hasil pangan lokal yang diproduksi dalam rumah tangga. Dalam penelitian ini menggunakan survei lapangan dari hasil kuisioner pada 75 responden kepala keluarga dan hasil perhitungan terhadap indikator ketahanan pangan yang terdiri dari frekuensi makan, skor Pola Pangan Harapan (PPH), kebiasaan makan masyarakat dan ketersediaan pangan di desa Karangwuni, kecamatan Rongkop, kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa potensi produksi bahan baku pangan tradisional di desa Karangwuni didominasi oleh ubi kayu. Berkaitan dengan pola makan masyarakat dapat diketahui bahwa pemanfaatan tiwul yang paling dominan untuk makanan tradisional. Nilai konsumsi energi, konsumsi protein dan skor PPH sebesar 2424 kkal/kapita/hari (% AKG = 110%); 39 gram/kapita/hari, dan 56. Hasil tersebut melebihi standar yang ditetapkan pemerintah, yaitu energi 2200 kkalikapita/hari dan protein 52 gram/kapita/hari. Dengan demikian bahan pangan umbi-umbian dapat berperan sebagai penyedia kalori dan dapat direalisasikan sebagai alternatif program penganekaragaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan di desa Karangwuni, kecamatan Rongkop, kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan tingkat ketersediaan pangan, terdapat 77% keluarga mempunyai cadangan bahan baku ubi kayu yang menunjang produksi bahan baku makanan tradisional dad hasil panen, nilai rata-rata biaya produksi sebesar Rp.161.786,00/panen, nilai rata-rata pendapatan tambahan dari produksi ubikayu sebesar Rp.113.263,00/panen. Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk mendukung pengeluaran pangan untuk mendukung gizi seimbang sehingga perwujudan terhadap peran makanan tradisional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dapat terealisasi.

The traditional foods has been produced on local natural resources and aimed to fulfill the society consumption and also to build the food security in the region. National food security level has strong relation with the food security on household level. The food security depends on availability, accessibility, safety and sustainability of foods on household level. This research was aimed to study the role of traditional food by assessing the pattern of food consumption; the food availability, and the potency of food diversification in the society. Karangwuni village was chosen as sampling research area, because of lack of food accessibility, so the society fended to consume their local foods. This research was conducted in the Karangwuni village (field research) and used 75 households as respondents the questioner was used to gather data's for food security index such as frequency of food consumption, DDP, food habits. These data was used to analyze the role of traditional foods to food security. The result depicted, that the potency of agricultural products in Karangwuni village was dominated by cassava. Tiwul served as dominant traditional foods in their food habit. The result were energy consumption, protein consumption and DDP score, worth were 2424 Kcal/capita/day (%AKG = 110%); 39 gram/capita/day, and 56. This consumption was higher than standard. Worth were 2200 Kcal/capita/day for energy and 52 gram/capita/day for protein. So, cassava should be promoted in the food diversification program to assure of foods security in Karangwuni Village, Rongkop Gunung Kidul area. Based on the availability of food in that area, it is found that 77% family has cassava reservation to support production of traditional food. In every harvest, an average of production cost was Rp.161.786,00 and to household contribution income was Rp.113.236,00 to provide good nutrition.

Kata Kunci : Ketahanan Pangan,Makanan Tradisional,Pola Konsumsi Pangan, Traditional Foods, Desirable Dietary Pattern (DDP), Food Availability, Food Security


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.