Panti Sosial Bina Karya :: Antara harapan dan kenyataan
BUDIASTUTI, Titik, Dra. Agnes Sunartiningsih, MS
2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Gelandangan pengemis merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat terutama yang berada di perkotaan dan salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perkembangannya adalah kemiskinan. Fenomena gelandangan pengemis dari tahun ke tahun cenderung meningkat jumlahnya dan pertambahan tersebut didorong oleh munculnya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Permasalahan gelandangan pengemis tidak dapat dianggap sebagai bentuk kewajaran dalam kehidupan masyarakat, karena apabila tidak ditanggulangi dan tidak tertangani secara lebih baik dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan sosial yang lebih luas lagi. Untuk menyikapi kondisi tersebut pemerintah menyelenggarakan program rehabilitasi sosial dengan tujuan untuk membantu menyelesaikan masalah dan memperbaiki status dan peranan sosialnya sehingga dapat berfungsi sosial secara wajar dalam masyarakat melalui proses pembelajaran dan pelatihan serta penyaluran. Tujuan penulisan tesis ini untuk mengetahui tentang proses pelayanan rehabilitasi sosial untuk memecahkan permasalahan sosial bagi gelandangan pengemis di Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi, dokumentasi dan wawancara kepada gelandangan pengemis yang menjadi klien dan eks klien, pembimbing, petugas panti, pengusaha dengan jumlah responden 28 orang, sedangkan analisa data dilakukan dengan tehnik induktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum gelandangan pengemis masuk panti kerena mempunyai permasalahan sosial yang beragam dan kompleks, mereka sebenarnya kebingungan dan mengharapkan pertolongan dengan memaknai Panti sebagai tempat yang dapat membantu menyelesaikan masalahnya. Namun harapan klien tersebut belum sesuai dengan kenyataan, karena dalam implementasi program belum adanya kesesuaian antara pelayanan program dengan permasalahan dan potensi yang dimiliki gelandangan pengemis. Kesimpulannya, pelaksanaan program rehabilitasi sosial belum ditangani secara profesional yang mengacu pada metode dan prinsip pekerjaan sosial, sehingga PSBK belum dapat membantu memecahkan permasalahan sosial bagi gelandangan pengemis secara optimal. Dari kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar dari gelandangan pengemis yang telah mengikuti kegiatan rehabilitasi sosial kembali turun ke jalan lagi, sehingga untuk mendukung keberhasilan program perlu diupayakan pembenahan sistim kerja yang mengacu pada pedoman rehabilitasi serta penempatan SDM yang sesuai dengan kriteria kebutuhan program.
Begging drifter is social phenomena that cannot be avoided in society life especially in urban area and one factor that influences its growth is poverty. Phenomena of begging drifter tend to increase and the growth is driven by economic crisis. The problem cannot be considered as normal in society life, because if the problem is not solved and handled well it will induce broader social problems. To respond against the problem, government holds social rehabilitation program with intention to help resolving the problem and improving their social status and role, so they can function normally in society through learning, training and channeling process. This thesis was to study service process of social rehabilitation to deal with social problem of begging drifter in Social Institution Bina Karya Yogyakarta. This research used descriptive qualitative method and data was collected using observation, documentation and interview with begging drifters as client and exclient, advisor, institution staff, and business person with total respondent of 28 persons. Data was analyzed with inductive technique. Result of the research indicated that in general begging drifter entered the institution due to having various and complex social problem. They were actually confused and expected help by interpreting institution as place that can help dealing with problems. However, the client’s expectation did not suit reality, because in its implementation there was no agreement between program service and problem and potential of the begging drifter. The conclusion is that implementation of social rehabilitation program have not been held professionally by referring to social working method and principle, so PSBK have not been able to help dealing with social problems for begging drifter. The condition lead to most begging drifter that has followed social rehabilitation activity went back to street. So, for success of the program there should be improvement in working system referring to rehabilitation guidance and placing human resource according to program requirement.
Kata Kunci : Rehabilitasi Sosial,Panti Sosial,Gelandangan dan Pengemis, social problem of begging drifter and social rehabilitation service