Laporkan Masalah

Gerakan mahasiswa Papua :: Studi organisasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Yogyakarta

CORPUTTY, Richo Yapy Charly, Dr. Suharko

2007 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian strategi gerakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dilatari oleh fenomena perlawanan politik yang tampak mengemuka, pasca lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998. AMP Yogyakarta adalah salah satu basis AMP yang terbesar. Kevakuman tahun 1999 akibat konflik internal, AMP di Yogyakarta menjadi pilar yang menghidupkan kembali seluruh jaringa, memperbarui sistem dan struktur organisasinya. Studi ini bertujuan untuk memahami strategi perlawanan politik yang dimainkan oleh AMP dan sekaligus mengidentifikasi faktor- faktor yang memengaruhi keberhasilan maupun kegagalan perlawanan politiknya. Perspektif teori proses politik Sidney Tarrow yang digunakan. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Studi ini menemukan bahwa AMP telah melak ukan upaya untuk memanfaatkan sumber-sumber primordialisme, kontekstual, dan memanfaatkan media massa untuk menyebarkan opini atau mengkampanyekan isu referendum. AMP menyatukan seluruh elemen-elemen pergerakan, melalui pengadaptasian struktur organisasinya dengan otoritas kepemimpinan tradisional. Tetapi justru pembingkaian ini memiliki kelemahan yang sangat signifikan. Sebab, perpecahan pada level elit-elit politik berdampak besar bagi proses perlawanan berkelanjutan, karena pada level mahasiswa pun terjadi benturan kepentingan antara simbol-simbol otoritas yang juga bersinggungan dengan struktur kepengurusan AMP. AMP belum mampu memobilisasi seluruh sumber daya yang dimilikinya secara efektif dalam berjejaring; koalisi, afiliasi dan terutama ketika melakukan perlawanan, ketika terjadi benturan kepentingan pada level elit-elit politik Papua. Gerakan perjuangan yang melibatkan penyatuan berbagai kelompok, yang dibangun oleh AMP seperti sebuah ‘mazhab bersama’ selalu menuntut adanya kemampuan kelompok untuk memengaruhi suatu gerakan perlawanan. Ketidakmampuan AMP dalam memperjuangkan ideologinya adalah fakta ‘kekalahannya’ dalam proses pertarungan merebut ‘mazhab bersama’ sebagai akses politiknya, baik di tingkat kelompok-kelompok gerakan mahasiswa, maupun pada level elit-elit Papua.

The research movement strategy of Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) background is concerning about the political contentions phenomenon that seem arising since Soeharto’s has been shifting down at 21 May 1998. A historical mile-stones of Papuan student movement and based central of the AMP contentions in Jawa-Bali. Especially, AMP Yogyakarta is the one of the bases biggest and strong. AMP experience vacuum (1999) post internal conflict, and AMP Yogyakarta become pillar for restructuring. Indeed, from AMP-Yogyakarta then all AMP network was activated again and continuously renew the organization, about structure and system of political movement. By the political process of theory in Sidney Tarrow perspective, this study aims to understanding the strategy of political contentions played by AMP and identifying factors that influencing success or failure. Two event in this case is ‘reformasi 1998’, the starting points of opening contention of political opportunities and ‘Abepura berdarah 2006’ becoming a turning point of the constraints political. This research applied phenomenology of approach. This study has found that AMP effort for exploiting resources of primordial and contextual dynamically in their framing process. This is a new growth about Papuan movement, because it has been involving the strategic, creative and militant of the young actors for constructing a political contentions in Java. AMP is a dynamic organization in making against from year 1998 up to 2006. AMP has attempted to unity the all of ‘paguyuban’ and to adapting the organization of structure with traditional leadership authority. At least, this step have been giving a political of contentions, especially it has becomes a supporter pillar in struggle movement. But, this framing process have a weakness which hardly significant, because AMP will be a dependent organization in moving. Internal conflict at level political elites can give the big impact for processing of contentions in fields, because at level student was have the same symbols of authority. Traditional leadership is a sense identity of community. In other words, 'Mazhab Bersama' was involving various of groups always claim existence of group in making opportunities for influencing a struggle movement. In fact, the weakness struggle of AMP is a failure to seizing ‘Mazhab Bersama’ as a political access for contentions, at level student movement or elites.

Kata Kunci : Gerakan Mahasiswa,Aliansi Mahasiswa Papua,Strategi Organisasi,Strategic, Political Opportunity, Framing Process, Mobilization Resources, Contentions of Collective Actions


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.