Relasi Bahasa Moronene dan Bahasa Tolaki di Sulawesi Tenggara :: Kajian Linguistik Diakronis
MUSTAMAR, Wawan Marhanjono, Dr. Inyo Yos Fernandez
2007 | Tesis | S2 LinguistikBahasa Moronene (BM) di Sulawesi Tenggara adalah bahasa Austronesia yang tergolong dalam Bungku-Tolaki Language Family. Walaupun telah banyak dijadikan objek penelitian linguistik seperti, Kaseng (1987), Mead (1995), dan Lauder, dkk (2000) kesimpulannya masih memperlihatkan hasil yang berbedabeda. Hal ini disebabkan karena tingginya kontak yang terjadi sehingga sulit menentukan apakah kosa kata tersebut kognat atau kata pinjaman. Kajian ini dilaksanakan berdasarkan dimensi linguistik diakronis. Melalui penelitian lapangan di empat titik pengamatan yaitu empat desa di dua Kabupaten berhasil dikumpulkan data yang lebih akurat. Desa-desa yang dipilih meliputi Taubonto, Ladumpi, Lalonggasu dan Lalowatu. Metode analisis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk menetapkan status kebahasaan dan berguna sebagai bukti sahih dalam menentukan garis silsilah kekerabatan. Penelitian sebelumnya menetapkan adanya 6 (enam) bahasa dominan yaitu Moronene, Tolaki (BT), Mekongga (BMk), Bungku (BB), Wawonii (BW) dan Kulisusu (BK), namun dari hasil perhitungan secara leksikostatistik, maka disimpulkan bahwa persentase kekognatan yang dicapai antara BM dan BT sebesar 61%, sehingga membuktikan bahwa kedua bahasa tersebut berkerabat. Adapun jika dibandingkan dengan BB maka persentase kekerabatan BM dan BB hanya mencapai 52%. Namun, perhitungan persentase kekognatan BT dan BMk mencapai 83% karenanya hubungannya adalah hubungan antar dialek. Dengan demikian sebenarnya di daratan Sulawesi Tenggara dan Tengah hanya terdapat 4 bahasa yang mempunyai sejarah perkembangan yang sama yaitu bahasa Tolaki, Moronene, Wawonii dan Bungku. Secara kualitatif ditemukan sejumlah kaidah primer korespondensi yaitu fonem konsonan voice (bersuara) pada BM berkorespondensi dengan voiceless (tansuara) pada BT, fonem konsonan BT seperti /Ng/ -) /Nk/ dan /c/ pada BM, ada juga fonem konsonan BM /nt/ -) /nd/ pada BT. Fonem konsonan lainya pada BM seperti /c/ -) /k/, /mb/ -) /mp/ pada BT. Pada bunyi vokal juga ada perubahan yang teratur seperti pada fonem vokal BM /a/ -) /o/, /i/ dan /i/ -) /o/, dan /u/ -) /o/. Pada perubahan sekunder dalam BT ditemukan adanya pelemahan bunyi fonem konsonan, adanya pelesapan bunyi-bunyi vokal pada akhir kata, pelesapan bunyi-bunyi vokal pada posisi tengah kata, penghilangan konsonan pada awal kata dan adanya perubahan dalam urutan bunyi sebagaimana kejadiannya.
The Moronene language is a language spoken in the South area of Southeast Sulawesi. It is an Austronesian language which according to Mead (1995) is classified as a member of the Bungku-Tolaki Language Family. Although some linguists have conducted research on this particular language such as, Kaseng (1987), Mead (1995), and Lauder, et.al (2000), they have different opinion. So, it is difficulty to determine whether a word is cognate or loan word. This study uses a synchronic dimension. Data was collected from four observation points which included four villages in two regencies. They are the Taubonto, Ladumpi, Lalonggasu and Lalowatu languages. Both quantitative and qualitative methods were employed to state whether the Moronene and Tolaki are separate languages or dialects of the same language. Previous research indicated that there are 6 (six) languages i.e. the Moronene, Tolaki, Mekongga, Bungku, Wawonii and Kulisusu languages. However, based on lexicostatistical calculation, it was concluded that the average cognate percentage of the Moronene and Tolaki languages is 61%. With the same procedure it was also concluded that the average cognate percentage of the Mekongga and Tolaki languages showed a dialectical relationship (83%); whereas, when compared to the Bungku language, BM shares an average cognate percentage of 52%. Therefore it can be concluded that there are actually 4 languages in Southeast and Central Sulawesi i.e. the Tolaki, Moronene, Bungku and Wawonii languages which share parallel historical development. Qualitative studies showed that some primary correspondences happened in BM and BT i.e. voice consonant BM corresponds with voiceless consonant in BT, consonant sound /nt/ in BM correspond with /nd/ in BT, split sound /Ng/ in BT corresponds with /Nk/ or /c/ in BM. There is also a fact that some vowels in the ultimate position in BM are substituted with a different sound in BT, such as split sound /a/ -) /o/ and /i/; /o/ -) /u/; /i/ -) /o/. Furthermore, in secondary correspondences in BT, it was found that there is the weakening of the sound, the losing of vowel sounds at the end of certain words, the diminishing of vowel sounds at the middle of certain words, the reduction of some consonant sounds at the beginning of certain words and the changing of the order of the sounds.
Kata Kunci : Linguistik Diakronis,Bahasa Moronene dan Bahasa Tolaki,Lexicostatistic, quantitative, qualitative, diachronic analysis, correspondences