Laporkan Masalah

Wacana peminangan Mowawo Niwule dalam perkawinan Adat Tolaki :: Sebuah tinjauan Etnografi komunikasi

AGUSTINA, Sitti, Dr. Inyo Yos Fernandez

2007 | Tesis | S2 Linguistik

Peminangan Mowawo Niwule merupakan salah satu bagian dari prosesi perkawinan masyarakat suku Tolaki. Dalam melakukan upacara peminangan kedua belah pihak diwakili oleh juru bicara masing-masing yaitu tolea untuk juru bicara pihak pria dan pabitara untuk juru biacara pihak perempuan. Selain tolea dan pabitara, pejabat pemerintah dan pu’utobu ‘ketua adat’ turut terlibat dalam prosesi peminangan yang berfungsi untuk mengontrol jalannya prosesi peminangan. Secara linguistik, wacana peminangan ini menggunakan bahasa adat yang literer dan formal yang bertujuan untuk memperindah dan mempertegas maksud penutur kepada mitra tutur. Selain itu, wacana peminangan ini mempunyai struktur yang khas yaitu setiap bagiannya mengandung tuturan pembukaan, tuturan inti, dan tuturan penutup. Pada bidang nonlinguistik wacana mowawo niwule ini memiliki beberapa perbedaan sesuai dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan gelar kebangsawanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wacana lisan yang digunakan dalam mowawo niwule baik dari sisi intralinguistik maupun ekstralinguistiknya. Oleh karena itu, metode rekam dan catat digunakan untuk mendapatkan data primer dan sekunder guna mendapat hasil yang optimal dalam penelitian ini.

Mowawo Niwule, the formal marriage proposal, is one part of the wedding ceremony in Tolakinese society. In carrying out the proposal, both parties, are represented by tolea, the representative of the groom and pabitara, the representative of the bride. Except tolea and pabitara, pu’utobu and the subdistrict head are represented to control the process of wedding ceremony. On the one hand, linguistically this Mowawo Niwule discourse uses the traditional language that is literary and formal. This discourse has a unique structure in which each part of the whole process contains an opening speech, content, and closing speech. On the other hand from the non-linguistic point of view, mowawo niwule has some differences in the practice which depends on the education, professional background, and the family’s socio-economic position in society. The aim of this research is to describe the spoken discourse in mowawo niwule from the intra-linguistic and extra-linguistic point of view. In order to gain optimal results, especially in getting the primary and secondary data and in analyzing it, recording and taking-note techniques were used in this research.

Kata Kunci : Etnografi Komunikasi,Perkawinan Adat Tolaki


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.