Laporkan Masalah

Pengaruh pelaksanaan Revolving Fund System (RFS) obat di Puskesmas Kota Balikpapan terhadap seleksi dan penggunaan obat

TRIWULANINGSIH, P, dr. Sulanto S. Danu, SpFK

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Manaj. dan Kebijakan

Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah, harus selalu meningkatkan mutu pelayanannya agar tetap menjadi pilihan masyarakat, termasuk dalam memberikan pelayanan pengobatan. Untuk menjamin agar obat dan alat kesehatan/bahan habis pakai selalu tersedia setiap saat di Puskesmas dengan jenis dan jumlah yang cukup maka diberlakukan Revolving Fund System (RFS) Obat Puskesmas di Balikpapan setelah diberlakukannya PERDA No. 5 tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Pada awal pelaksanaan RFS, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota memberikan bantuan modal berupa obat untuk kebutuhan 1 tahun kepada Puskesmas dan pengadaan obat berikutnya diperoleh dari penjualan obat kepada pasien yang berobat ke Puskesmas. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksanaan RFS Obat ini terhadap seleksi/pemilihan dan penggunaan obat di Puskesmas. Jenis penelitian ini quasi eksperimental dengan rancangan pre dan post, membandingkan sebelum dan sesudah pelaksanaan RFS dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dengan melihat dokumen di Puskesmas dan GFK Balikpapan untuk melihat seleksi dan penggunaan obat dengan menggunakan indikator yang ada. Unit analisis adalah 30 puskesmas/puskesmas pembantu yang melaksanakan RFS. Subyek penelitian adalah arsip pengadaan obat dan LPLPO puskesmas tahun 2003 dan 2006 serta arsip resep masing-masing 900 resep bulan Maret sampai Juli pada tahun 2003 dan 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya dana revolving, pengadaan obat dapat dilakukan setiap saat diperlukan sehingga ketersediaan obat di puskesmas terjamin secara terus menerus. Berdasarkan pengamatan terhadap seleksi obat puskesmas tergambar bahwa ada peningkatan jumlah item obat, sebelum RFS ada 113 item tetapi setelah RFS meningkat menjadi 253 item (123,89%) untuk pelayanan pengobatan di puskesmas. Persentase obat generik sebelum RFS 93,81% tetapi sesudah RFS 59,68%, sedangkan persentase obat esensial yang semula 84,07% menjadi 49,01%. Pengamatan terhadap pola peresepan obat di puskesmas menunjukkan penggunaan obat generik sebelum RFS 99,80%, sesudah RFS turun menjadi 83,77%, penggunaan obat esensial juga turun dari 94,23% menjadi 75,05%. Penggunaan injeksi naik dari 0,10% menjadi 0,40% tetapi secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Penggunaan antibiotika naik dari 31,67% menjadi 49,89% sedangkan jumlah item obat dalam tiap lembar resep sebelum RFS 2,80 item, sesudah RFS menjadi 3,46 item. Dengan demikian ini juga mempengaruhi kenaikan harga obat rata-rata tiap lembar resep yaitu dari sebelum RFS Rp. 3.463,- menjadi Rp. 8.169,-. Penurunan/peningkatan beberapa indikator diatas menunjukkan bahwa RFS cenderung mengakibatkan penggunaan obat menjadi tidak rasional, untuk itu perlu ada upaya perbaikan dalam manajemen pengelolaan obat di era RFS yang dibarengi dengan kebijakan yang ketat dan upaya edukasi yang tepat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan RFS menjamin ketersediaan obat secara terus menerus, tetapi berpengaruh terhadap seleksi dan penggunaan obat di puskesmas yaitu turunnya seleksi & penggunaan obat generik dan obat esensial, naiknya penggunaan antibiotika, jumlah item dan harga obat dalam resep serta tidak mempengaruhi penggunaan injeksi.

Community Health Center (CHC) as a service to the governmental health has to improve the quality of its service to the public. To guaranty the availibility of medicine, health equipment and unreusable medicine stuff in Balikpapan CHC, RFS has to be applied. It was base on PERDA no. 5, 2003 about Retribution of Health Service. At the beginning of RFS implementation in CHC had been financed by the government for a year, and afterwards it has been funded from medicine sale. The aim of this research was to determine be effect/impact of RFS of medicine selection and use in Balikpapan CHC. This study was conducted in CHC and Balikpapan Pharmacy Warehouse by collecting data from the medicine archives procurement and CHC LPLPO from 2003 and 2006. And precription files from March to July in 2003 and 2006 to observe the medicine selection and use by using their indicators. The type of this research was quacy experimental by using pre and post designed. Data before and after RFS application were compared by using quantitatif and qualitatif methods. The result shown that RFS guaranted the medicine availability in CHC everytime. Based on the medicine selective observation of the CHC, it presented that there was increased in the number of medicine items from 113 before RFS to 253 after RFS (123.89%) for services medication in CHC. The percentage of generic medicine was decreased from 93.81% before RFS to 59.68% after RFS and the essential medicine was too, there was from 84.07% to 49.01%.The pattern of medicine prescription indicated that the generic medicine use decrease from 99.80% to 83,77% and so did the essential medicine, from 94.23% to 75.05%. RFS influence the use of injection insignificantly from 0,10% to 0.40%. The use antibiotic increase from 31.67% to 49.89% and the number of medicine items in each precription was 2.80 items before RFS and 3.46 items after RFS. It caused the incease of the average medicine price in each precription from Rp. 3,463,- to Rp. 8,169,-. The decreasing or increasing of the medicine use indicators was indicated that RFS can be effected irrasional medicine use, so we need improvement in management medicine supply with the tight regulation and the right education effort. It was clear that RFS guaranted the medicine availability in CHC everytime but influenced the medicine selection and use that was decreased the generic and the essential medicine use, increasing in use of antibiotic, in the number of medicine items and the average medicine price in each precription and influence the use of injection insignificantly.

Kata Kunci : RFS, seleksi dan penggunaan obat, revolving fund system, medicine selection and use


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.