Deteksi endemisitas Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo

SUNARDI, Prof.dr. Hari Kusnanto, DrPH

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Epidemiologi Lapanga

Latar belakang : Di Kecamatan Grogol yang merupakan salah satu kecamatan yang memiliki kasus DBD tertinggi di Kabupaten Sukoharjo, terdapat 11 desa endemis dari 14 desa yang ada. Melihat tingginya angka kasus DBD di wilayah Kecamatan Grogol, maka perlu dilakukan penelitian faktor yang berhubungan dengan deteksi endemisitas DBD guna menentukan risiko penularan terhadap DBD sehingga dapat ditentukan prioritas penanganannya. Untuk deteksi faktor endemisitas DBD digunakan data proporsi penggunaan lahan permukiman, angka bebas jentik (ABJ), dan kepadatan penduduk dan pengolahan datanya menggunakan Sistim lnformasi Geografis (SlG). Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan endemisitas DBD dan clustering DBD di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Metode : Jenis penelitian adalah survei cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi wilayah (Area Population) yaitu segmen-segmen wilayah yang mengandung jumlah unit penelitian (keseluruhan desa yang ada di peta Kecamatan Grogol) dan seluruh kasus DBD (352 kasus) di Kecamatan Grogol mulai tahun 2004 s/d 2006, semuanya diambil titik koordinatnya. Keseluruhan populasi dalam penelitian ini akan diteliti (total population). Variabel independen, terdiri dari faktor lingkungan fisik meliputi penggunaan lahan (persentase luas permukiman) dan angka bebas jentik (ABJ); faktor demografi yaitu kepadatan penduduk. Variabel dependen yaitu penyebaran DBD di daerah penelitian. Analisis spasial dengan SaTScan untuk mengetahui clustering DBD kemudian dilakukan analisis spatially weighted regression menggunakan GeoDa untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas (kepadatan penduduk, ABJ dan luas permukiman) dengan variabel terikat (endemisitas DBD). Hasil : Berdasar uji analisis spatially weighted regression (spatial error model) dengan GeoDa diperoleh tingkat endemisitas DBD tidak berhubungan dengan kepadatan penduduk (z value = 0,785 p = 0,432 (p >0,05)); Tingkat endemisitas DBD tidak berhubungan dengan ABJ (z value = -1,378 p = 0,168 (p>0,05)); Tingkat endemisitas DBD tidak berhubungan dengan proporsi luas lahan permukiman z value = 0,702 p = 0,482 (p>0,05)); Endemisitas DBD mengikuti pola distribusi spasial tertentu (p=0,004 (p<0,05)). Berdasarkan hasil SaTScan menggunakan Space-Time Permutation Model (Likelihood Ratio Test) terdapat clustering penyakit DBD yang signifikan di Kecamatan Grogol. Cluster 1 terjadi pada 2004/1/1 - 2004/1/31 berpusat pada koordinat (-7.623250 s, 110.820450 E) dengan radius 0,00 km, sedangkan sebagai Most Likely Cluster yaitu cluster yang terjadi pada 2005/8/1 - 2005/9/30 berpusat pada koordinat (-7.586030 s, 110.794590 E) dengan radius seluas 0,79 km. Clustering kejadian DBD terjadi dengan kecenderungan mengikuti kepadatan penduduk yang tinggi, ABJ yang rendah dan proporsi lahan perumahan yang luas. Kesimpulan : Penyebaran DBD mengikuti pola distribusi spasial tertentu; Penyebaran DBD tidak dapat dijelaskan dengan kepadatan penduduk, ABJ dan proporsi luas lahan permukiman; terdapat clustering penyakit DBD yang signifikan di Kecamatan Grogol.

Background : The Grogol Subdistrict, the one of subditricts in Sukoharjo District has the highest of DHF case, there are 11 endemis villages of 14. Realizes the high number of DHF case, hence it is required to do a study on the relating factors of DHF endemicity detection in order to determine the handling priority of the DHF infection risk. Data of the settlement proportion usage and number of larvas free and population density and data processing are all using GIS. Objective : To know the relating factors of DHF endemicity detection and DHF clustering in the Grogol Subdistrict, the Sukoharjo District. Methode :This research type is cross sectional survay, while the population is area population in which region segment containing the number of research units (entire villages available at the Grogol subdistrict map) and all DHF cases (352 cases) at Grogol Subdistrict within the year 2004-2006 are all taken for their coordinat points. The population would all be entirely examined (total population). Independent variables, consist of : land use (settlement wide procentage) and the number of larvas free; demographyc factor : the density; Dependent variable is the research area DHF distributions. After that, SatScanTM is used for spatial analyses to know DHF clustering, then GeoDaTM is used for spatially weighted regression analyses to know find any relation out between the independent variables (density, the number of larvas free, settlement wide) and dependent (DHF endemicity). Result: The results of Geoda use for the spatially weighted regression analyses (spatiai error model) shaved that there is no relationship between the level of DHF endemicity with the density (z value=0,785 p=0.42 (p>0.05)); there is no relationship between the level of DHF distributions and the number of larvas free (z value=0.785 p=0.168 (p>0.05)); There is no relationship between the level of DHF distributions and the proportion of the settlement land wide z value = 0.702 p = 0.482 (p>0.05)); the DHF distributions follow certain spatial pattern (p=0.004 (p 0.05)). Based on SatScan using Space Time Permulation Model (Likehood Ratio Test) then there is the DHF desease clustering significantly at The Grogol Subdistrict. Cluster 1 happened at 2004/1/1 - 2004/1/31 centered at coordinat (-7.623250 s, 110.820450 E) within the radius of 0.00 km.while as Most Likely Cluster cluster happened at 2005/8/1 - 2005/9/30 centered at the coordinat (- 7.586030 s, 110.794590 E) within the radius of 0.79 km wide. The DHF clustering happened in manner tend to follow the high density, as well as low the number of larvas free and the proportion of the land of wide settlement . Conclusion : The DHF distributions follows the certain spatial distribution pattern; The DHF distributions is unexplainable regard to the density; the the number of larvas free as well; and the proportion of the wide of settlement land; There is the significant DHF desease clustering at the Grogol subdistrict.

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen Kesehatan,SIG,Endemisitas Demam Berdarah Dengue, endemicity, dengue haemorhagic fever, geographic information systems