Evaluasi angka kelengkapan rekam medis dokter pada pasien rawat inap sebelum dan sesudah pelatihan di RSUD Banjarbaru, Kalimantan Selatan
AWLIYA, Nurul, Dr. Sugianto Adisaputro, Sp.S.,M.Kes.,Ph.D
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Manaj. Rumah Sakit)-Latar belakang: Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (UU No.29/2004). Kelengkapan pengisian rekam medis juga merupakan salah satu dari 12 indikator kinerja rumah sakit (Depkes, 2005).Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru adalah rumah sakit milik Pemerintah Kota Banjarbaru, type C dengan 105 TT dan terakreditasi penuh 5 (lima) pelayanan dasar. Angka kelengkapan pengisian rekam medis yang hanya 35% merupakan salah satu permasalahan di RSUD Banjarbaru(standar Depkes 95%).Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi angka kelengkapan rekam medis dokter pada pasien rawat inap, dengan melakukan intervensi berupa pelatihan. Tinjauan Pustaka :Beberapa penelitian tentang rekam medis menyebutkan bahwa : motivasi eksternal dan internal menjadi faktor pendorong seseorang atau karyawan untuk mau dan rela mengerahkan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tugas. Selain itu juga, karakteristik SDM yang meliputi pendidikan, pelatihan, masa kerja dan beban kerja, struktur (fasilitas dan peralatan), SOP, disain formulir dan evaluasi pengendalian, juga mempengaruhi mutu rekam medik (Sunartini,2000).Pelatihan merupakan salah satu cara dalam merubah perilaku untuk mengarahkan pada suatu tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi(Sulistyani,2003). Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan, meningkatkan pengetahuan dan juga kemampuan operasional karyawan (Suprihanto, 1988). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan rancangan pre test dan post test tanpa kelompok pembanding (one group pre test and post test design), dan melakukan intervensi berupa pelatihan kepada dokter. Subjeknya, dokter di RSUD Banjarbaru sebanyak 22 orang (PTT,PNS), serta rekam medik 1 bulan sebelum pelatihan (112 berkas) dan 1 bulan sesudah pelatihan (136 berkas), menggunakan rancangan sampel accidental sampling. Variabel dependent : kelengkapan rekam medik, aspek hukum & ketepatan waktu, variabel independent : pengetahuan dan pelatihan rekam medis. Penilaian menggunakan check list (kelengkapan = 33 variabel, aspek hukum = 11 variabel) dan kuesioner (23 pertanyaan), serta observasi pasif. Analisi menggunakan uji statistik Independent-Samples T-Test dan Paired-Samples T-Test. Hasil :Pada kelengkapan rekam medis didapatkan perbedaan yang bermakna pada rekam medis sebelum pelatihan dan rekam medis sesudah pelatihan (p=0,000, <0,05), untuk aspek hukum rekam medis terdapat perbedaan yang bermakna juga sebelum dan sesudah pelatihan (p=0,000, <0,05), sedang pemahaman dokter juga mendapatkan hasil yang bermakna secara statistik sebelum dan ssudah pelatihan (p=0,026, <0,05).Dengan demikian, hipotesis penelitian “diterima:, yaitu : “ada perbedaan yang bermakna pada kelengkapan rekam medis sebelum dan sesudah pelatihanâ€, dan menunjukkan ada akibat yang bernilai positif dari pemberian intervensi berupa pelatihan pada kelengkapan rekam medis.
Background: Medical records are records containing notes and documents about patient's identity, examination, medication, treatment and other services given to patients. Completeness in filling in medical records is one of twelve indicators of hospital performance. Banjarbaru hospital is a hospital of type C owned by Banjarbaru municipal government with as many as 105 beds and fully accredited in five basic services. Completeness in filling medical records which is only as much as 35% (out of 95%) is a problem of Banjarbaru Hospital. Objective: The study aimed to evaluate completeness of medical records of inpatients through intervention in training. Method: The study was a quasi experiment using pretest and post-test design without comparator group (one group pretest and post-test design) and intervention in training for doctors. Subject of the study were as many as 22 doctors at Banjarbaru Hospital, 112 medical records a month before training and 136 medical records a month after training which were taken based on accidental sampling technique. Dependents variables consisted of completeness of medical records, legal aspects and timeliness. Independent variables consisted of knowledge and training on medical records. Evaluation was carried out using check list (completeness= 33 variables; legal aspects= 11 variables) and questionnaires (23 questions) as well as passive observation. Data analysis used independent samples and paired t-test. Result: There was significant difference in the completeness of medical records before and after training (p=0.000, < 0.05). There was significant difference in legal aspect of medical records before and after training (p=0.000, <0.05); and there was significant statistical difference in knowledge of doctors before and after training (p=0.026, <0.05). Conclusion: The hypothesis of the study i.e. “there was significant difference in the completeness of medical records before and after training†was justified. Therefore there was positive consequence of the intervention in training for the completeness of medical records.
Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Rekam Medis Dokter, medical records, legal aspect, patient safety, training