Laporkan Masalah

Filariasis dan faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian filariasis di desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan

MUNIR, Misbakhul, Prof.Dr.dr. Soeyoko, DTM

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis (Kesehatan Tropis)

Latar Belakang: Filariasis salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin sehingga memberikan dampak sosial budaya, mental (psychologis) serta dampak ekonomi. Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan kasus kronis filariasis tertinggi di Propinsi Kalimantan Selatan. Informasi mengenai faktor penentu penularan filariasis di wilayah tersebut masih sangat terbatas. Faktor lingkungan (rawa), perilaku dan individu serta sosial budaya merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian filariasis sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan filariasis dan mengetahui angka endemisitas filariasis di wilayah Desa Bitahan, Kecamatan Lokpaikat, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian filariasis dan untuk mengetahui angka Mf-rate dan Chronic Disease Rate (CDR) di Desa Bitahan, Kecamatan Lokpaikat, Kabupaten Tapin, Propinsi Kalimantan Selatan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel pada pemeriksaan darah tepi adalah sebanyak 447 sampel. Wawancara dengan kuisioner dilakukan secara acak pada penduduk di lokasi penelitian, yang berumur lebih 15 tahun, yang dipilih secara purposive random sampling sebanyak 100 responden. Analisis data dilakukan secara univariate, bivariate. Hasil: Berdasarkan pemeriksaan darah jari diketahui angka Mf-rate yakni hanya sebesar 0.224%, sedangkan angka Chronic Disease Rate (CDR)/Elephantiasis Rate (ER) adalah sebesar 0.671%. Hasil analisis hubungan antara 12 variabel bebas (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, kondisi lingkungan, pengetahuan, ronda malam, buang air besar/kecil di luar rumah, nonton TV bersama di luar rumah, tidak memakai pakaian lengan panjang dan tidak memakai kelambu saat tidur) terhadap kejadian filariasis, menunjukkan tidak adanya hubungan kemaknaan secara statistik (p>0.05) terhadap kejadian filariasis. Spesies nyamuk yang tertangkap adalah Mansonia uniformis, Mansonia bonnae, Mansonia dives, Mansonia annulifera Kesimpulan : Angka Mf-rate yakni hanya sebesar 0.224%, dan angka Chronic Disease Rate (CDR)/Elephantiasis Rate (ER) adalah sebesar 0.671%. Tidak terdapat hubungan antara faktor individu, sosial budaya, pengatahuan, perilaku dan kebiasaan terhadap kejadian filariasis.

Background: Filariasis is one of communicable disease which can cause permanent deformity, i.e. swollen legs, arms and genital. These permanent deformity brought huge social, cultural, economic and psychological impact. Districts of Tapin has the highest chronic case in South Kalimantan. It’s important to study of filariasis and factors related with filariasis prevalence in the district of Tapin. Objective: To identify the factors related to cases of filariasis and to know Mf-rate dan Chronic Disease Rate (CDR) of filariasis in District of Tapin, Province of South Kalimantan. Method: The study was observational with crossectional design. Total samples at the examinition of blood smear survey were 447 respondents. Interview was conducted to 100 respondents out of bloodsmears respondent who were more than 15 years old choosen by purposive random sampling Data were analized using univariate, and bivariate analysis. Result: The Mf-rate was 0.224%, and Chronic Disease Rate (CDR)/Elephantiasis Rate (ER) was 0.671%. There was no relationship between demographic factors of social culture, knowledge and behavior to infection of filariasis at Tapin districts. The spesies of mosquitos that have been cought were Mansonia uniformis, Mansonia bonnae, Mansonia dives, Mansonia annulifera. Conclusion: The Mf-rate was 0.224%, and Chronic Disease Rate (CDR)/Elephantiasis Rate (ER) was 0.671%. There was no significant relationship between demograhic factors, social culture, knowledge and behavior to filariasis at Bitahan Village, Lokpaikat Subdistrict, Tapin Districts.

Kata Kunci : Filariasis Limfatik,Endemisitas,Perilaku dan Sosial Budaya, Behavioral factors, social cultural, environmental, crossectional, Malayan filariasis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.