Laporkan Masalah

Pemanfaatan bangunan-bangunan kolonial Belanda di Kota Malang pasca 1950

PINARDI, Slamet, Prof.Dr. Timbul Haryono, M.Sc

2007 | Tesis | S2 Arkeologi

Kota Malang mempunyai sejarah yang panjang. Berbagai peninggalan monumental sejak dari masa prakolonial hingga kolonial terdapat di Kota tersebut. Kota Malang di masa penjajahan Belanda menjadi tempat yang ideal bagi orang-orang Belanda untuk bermukim. Berbagai peninggalan bangunan fasilitas perkantoran, peribadatan, pendidikan, kesehatan, perekonomian, pelayanan publik, transpotasi, dan permukiman telah dibangun. Beberapa di antara peninggalan bangunan tersebut masih dapat disaksikan hingga saat ini. Bahkan sekarang pun bangunan-bangunan kolonial Belanda tersebut menjadi ”Ikon” Kota Malang dan kebanggaan warganya, serta merupakan wisata kota yang menarik. Namun demikian, dari hari ke hari sejalan dengan derasnya arus globalisasi bangunan tersebut terancam hilang dengan berbagai alasan dan kepentingan. Oleh sebab itu, perlu adanya dokumentasi yang memadai, khususnya dalam pemanfaatan bangunan tersebut. Persoalan yang menarik adalah status kepemilikan tanah dan bangunan ternyata beragam, sehingga dalam pemanfaatannya juga beragam. Khusus bangunan kolonial Belanda di Kota Malang, pada masa revolusi banyak yang ditinggalkan pemiliknya. Oleh sebab itu, bangunanbangunan tersebut dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang. Kemudian Pemerintah Kota mengeluarkan Surat Ijin Penghunian (SIP) bagi ahli waris yang belum memiliki rumah. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun, beberapa di antaranya telah mengalami perubahan, baik fisik, fungsi, maupun kepemilikannya. Dari hasil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa bangunan prasarana peribadatan tidak banyak mengalami perubahan. Disusul bangunan perkantoran, pendidikan, kesehatan, dan yang terjadi perubahan fisik adalah beberapa bangunan perumahan atau tempat tinggal. Penelitian juga menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi, kesadaran, dan sosialisasi tentang berbagai perangkat hukum yang ada, di antara stake holder dan masyarakat tentang arti penting pelestarian bangunan-bangunan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan citra Kota Malang sebagai Kota Pariwisata,khususnya Wisata Kota akan makin hilang.

Malang has long history. Therefore, it has various kinds of monumental remains, starting from the precolonial up to the Dutch colonial period. In the Dutch period, Malang was considered as the ideal city to life. To support function, the city was facilitated by numbers of office buildings, churches, schools, hospital, business area, public services, transportation means and houses. Of them, there are number of buildings remain exist until recently. Even, they are considered as “icon” of Malang and city pride. Now, those the Dutch colonial buildings become one of the tourism magnets of Malang. In this global era, the colonial buildings are endangered by demolition because of many different reasons and needs. By the buildings completely vanished, it should be well recorded, especially their recent uses. There are various uses of the colonial buildings due to their status of building and land ownership. In the Revolution era of Indonesia, of several colonial buildings were ignored by their owners. Then, those buildings were reigned by the municipal government. The government then publishes SIP (Surat Ijin Penghunian) for descendant of the building owner or any one who wants to live in the colonial houses. This study reveals that a lot of buildings have been changed physically and functionally within 50 years. It is found that Religious buildings are mostly unchanged. It is followed by offices, schools and hospital while houses are mostly changed. The study also describe that some changes of the colonial buildings are due to the lack of coordination among stakeholders, poor public awareness of historic building conservation and lack of legal tools socialization. Poor management of those kinds buildings is able to reduce the value of Malang as a tourist destination, especially for city tour.

Kata Kunci : Benda Cagar Budaya,Bangunan Kolonial Belanda,Colonial building-conservation and use city of Malang


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.